5 Hal yang Saya Pelajari dari Anak 5 Tahun

Parenting & Kids

annisast・30 Jun 2019

detail-thumb

Tiga minggu lalu, Xylo berulang tahun yang kelima. Banyak sekali hal yang saya pelajari darinya.

Usia 5 tahun ini favorit saya (tiap tahun aja bilang gitu lol), tapi bener deh, saya yang kebetulan suka sekali mengobrol ini senang punya anak umur 5 tahun karena bisa diajak diskusi hampir semua hal. Beda saat dia bayi yang ngomongnya sih polos, tapi tidak bisa diajak berdiskusi tentang film yang baru ditonton atau tentang cara kerja suatu benda.

Jadi ini dia 5 hal yang saya pelajar dari anak usia 5 tahun.

porsi makan anak sesuai usia - Mommies Daily

No is no

Ini mantra saya sebetulnya. Kalau tidak ya tidak. Tapi sebagai orang dewasa kita seringkali masih mempertimbangkan faktor “tidak enak” pada orang lain.

Di umur 5 tahun, perasaan “tidak enak” itu belum terbentuk sehingga bisa lebih tegas memutuskan sesuatu. Kalau tidak mau, apalagi dengan argumen yang tidak jelas, ya tidak mau. Deal with it. :)

Mengukur ketakutan

Di bawah 5 tahun, anak biasanya belum bisa mengukur bahaya. Makanya banyak jatuh, kepentok, dan berbagai kecelakaan kecil lainnya. Tapi masuk usia 4 dan 5 tahun, mereka sudah bisa mengukur bahaya.

Plusnya, mereka jadi bisa mengukur ketakutan sendiri. Takut atau berani? Berani sampai sejauh apa?

Kita sebagai orang dewasa malah kadang takut menghadapi sesuatu lalu malah diam dan tidak jadi melangkah. Padahal sebetulnya bisa. Kalau anak 5 tahun ketika yakin bisa ya lakukan. :)

Percaya pada kemampuan diri

Berkaitan dengan poin sebelumnya, anak umur 5 tahun sangat yakin pada kemampuan dirinya. Saat ia yakin bisa, ia tak ragu memamerkan kemampuan itu pada orang lain.

Untuk poin percaya diri ini memang orang dwasa yang harus banyak belajar dari anak-anak!

Excited pada hal kecil

Tak perlu tas mahal atau liburan ke luar negeri, anak selalu bisa semangat pada hal-hal kecil. Sesederhana bisa nonton bioskop berdua ibu, atau memasak telur di rumah berdua. Yang penting bersama siapa, bukan melakukan apa.

Rasa penasaran yang tinggi

Sekarang pertanyaan Xylo hampir semua seputar “how” atau “bagaimana”. Gimana bel sepeda bisa bunyi? GImana lampu bisa nyala? Atau yang tersulit: Gimana cara otak bekerja?

Selalu kagum sama pertanyaannya dan berakhir nonton YouTube bareng. Belajar banyak banget dari Xylo, bahwa hal-hal kecil ternyata bisa menggugah rasa penasaran.

Coba kapan terakhir kali kita mempertanyakan hal kecil? Jarang sekali ya. Padahal rasa penasaran penting untuk kita selalu belajar hal baru.

Benar kata orang, punya anak itu bukan hanya mereka yang belajar tetapi orangtuanya juga. :)