banner-detik
CAREER

9 Worst People to Work With

author

?author?18 Jun 2019

9 Worst People to Work With

Pernah kerja sama dengan salah satu dari sembilan tipe orang di bawah ini? Kalau belum sebagai peringatan awal, kalau sudah pernah, mana saja yang pernah mommies hadapi?

Selain urusan anak yang menguji kesabaran, menghadapi tipe-tipe orang seperti ini dalam dunia kerja, butuh juga stok sabar yang menggunung. Mulai dari urusan kualitas kerja, sopan santun atau ada juga sifatnya yang suka menjilat ke atasan.

9 Worst People to Work With - Mommies Daily

Diadaptasi dari Thejobnetwork.com, ada sembilan orang yang sulit sekali untuk diajak kerja sama di dalam satu tim, siapa saja mereka?

1. The Loner

Mereka yang mempunyai sifat ini biasanya akan minim atau bahkan menolak berinteraksi dengan orang lain. Maka, bagi sebuah tim, akan sulit bekerja sama dengan orang seperti, apalagi untuk menyelesaikan suatu proyek.

Ciri khas: Orang dengan sifat seperti ini , kemungkinan besar tidak bisa jauh dari handphone-nya.

2. The Slacker

Tidak pernah menyelesaikan segala sesuatu dengan tepat waktu, terlalu santai menyikapi pekerjaan. Saking santainya, bisa lho dia tidur pulas di tempat kerja, dan di beberapa kesempatan lainnya di kantor. Singkatnya orang ini tidak bisa diandalkan.

Ciri khas: tidak berpakaian mumpuni ke kantor.

3. The Oversharer

Terlalu banyak dan detail membagikan informasi tentang kehidupan mereka secara terus-menerus di social media. Namun postingannya, membuat canggung mereka yang kebetulan membaca atau melihat. Sifatnya nggak informatif, gitu, lho.

Ciri khas: menghabiskan banyak waktu meceritakan sesuatu, di waktu-waktu istirahat. Dan tidak ada yang peduli atau mendengarkan dia.

4. The Excessive Emailer

Orang ini seakan-akan hidup untuk email. Mereka suka banget, CC banyak orang, padahal tidak berkepentingan di thread tersebut. Daaaan, suka “Reply All”  untuk setiap email, padahal nggak perlu juga. Kita yang menerima, jadi suka bingung, ini tuh email sepenting apa, dan untuk kita personal atau tidak, ya?

Ciri khas: rajin ngecek handphone atau komputer mereka, apakah ada email baru atau tidak. Sedihnya, ia tidak terlibat pada semua email itu.

5. The Naysayer

The Naysayer selalu punya alasan untuk mengeluh tentang sesuatu, tapi tidak pernah punya usulan solusi. Ada aja, suara-suara sumbang mereka yang bernada negatif.  Gawatnya membuat motivasi tim kerja di kantor menurun.

Ciri khas: selalu berusaha menemukan seseorang untuk “memuntahkan” keluh kesah mereka, bergosip tentang bos, pekerjaan dan rekan kerja.

6. Si Penjilat

Selalu mengatakan “iya” dalam setiap kesempatan, tapiii hanya untuk memberi kesan baik atas dirinya kepada atasan dan rekan kerja mereka. Menciptakan situasi, kalau mereka tidak menyelesaikan segala sesuatu dengan baik, “ya sudahlah,” karena atasan beranggapan orang seperti ini memiliki beban kerja yang menggila.

Ciri khas: Tidak ada pekerjaan yang diselesaikan tepat waktu.

7. The Black Hole

Senangnya tuh, bolak balik revisi. Seolah-olah nggak bosan sama proses persetujuan.

Ciri khas: memberikan arahan yang sering berubah. Tak jarang juga suka marah-marah.

8. The Tool

Berolahraga adalah pekerjaan kedua mereka, dan mereka senang sekali bicara. Orang-orang seperti ini terlalu sibuk mencintai diri sendiri, daripada berkontribusi pada tim atay menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu.

Ciri khas: sibuk ngaca dan mengajak orang-orang diet seperti dirinya.

9. The Contrarian

Orang ini selalu menemukan cara untuk menantang apa yang mommies katakana. Apa pun yang anda lakukan, anda salah dan mereka tahu yang terbaik (faktanya belum tentu seperti itu). Mereka enggan berkompromi atau berkolaborasi, karena mereka pikir semuanya harus berjalan dengan cara mereka.

Ciri khas: merendahkan dan, dibarengi bahasa tubuh yang menyepelekan orang lain.

 

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan