Sorry, we couldn't find any article matching ''
Pesan Untuk Para Pimpinan Perusahaan dari Ibu Bekerja
Untuk para pimpinan perusahaan yang kadang meragukan kemampuan kami dalam bekerja setelah kami menjadi seorang ibu.
Beberapa waktu lalu, ketika melakukan sesi wawancara untuk salah satu posisi editorial di kantor saya, kebetulan calon karyawan yang saya wawancara adalah seorang ibu yang baru melahirkan sekitar 6 bulan lalu. Setelah sekian banyak pertanyaan dan obrolan yang kami lakukan, di akhir sesi wawancara, si ibu baru mengatakan hal ini “Saya senang deh wawancara di sini, kelihatan banget kantornya ramah untuk seorang ibu. Nggak ada pertanyaan-pertanyaan yang menganggap bahwa kemampuan seorang perempuan bekerja setelah punya anak itu patut dipertanyakan.”
Saya balik bertanya, “Memangnya pertanyaan seperti apa?”
“Iya, pertanyaan macam: Yakin mau balik kerja? Nggak kasihan ninggalin anak di rumah? Atau Nanti kalau harus lembur atau business trip memang bisa, kan punya anak?” Otomatis saya tersenyum. Iya, memang nggak jarang pertanyaan-pertanyaan itu kita dengar, bahkan dari pewawancara sesama perempuan yang juga seorang ibu dan dia bekerja.
Maka, sedikit pesan untuk para pimpinan perusahaan, para atasan yang sering mewawancarai calon karyawan, para HR, sebuah pengingat untuk kita semua (iya, termasuk saya…)
Menjadi seorang ibu sudah pasti membuat prioritas kami berubah, karena ada darah daging yang harus kami utamakan. Namun profesionalisme kami sebagai seorang pekerja juga bisa kami pertanggung jawabkan. Kami memiliki skala prioritas, di mana kami mencoba menyeimbangkan antara prioritas keluarga dengan pekerjaan. Percayalah, ketika kami terpaksa bekerja dari rumah karena anak kami sakit, kami TETAP BEKERJA. Maka, jangan karena “my priorities had change” maka kami dianggap tidak layak untuk menempati posisi tertentu.
Baca juga:
Tips dari Orang Sukses Tentang Membagi Waktu
Menjadi seorang ibu bukan berarti kami tidak bersedia bekerja lembur. Ketika perusahaan memang membutuhkan kami untuk bekerja melampaui jam kerja kami karena alasan yang genting, karena pekerjaan yang harus kami selesaikan, kami akan melakukannya. Ya, kami butuh alasan yang tepat memang untuk menjelaskan ke anak kenapa kami pulang terlambat, tapi sebagai seorang ibu, kami terlatih untuk berpikir cepat dan menciptakan berbagai macam alasan agar kami tetap menjadi ibu yang hebat di mata anak kami.
Menjadi seorang ibu bukan berarti kami tidak bisa melakukan business trip. Ada yang namanya support system yang akan membantu kami menjaga anak ketika kami harus meninggalkan mereka sementara keluar kota. Ada yang namanya teknologi yang membuat kami tetap mampu menjaga komunikasi dengan anak-anak. Ada banyak cara dan kalian perlu tahu itu.
Menjadi seorang ibu bukan berarti kami tidak lagi ambisius dalam berkarier. Kami memiliki banyak cita-cita, kami memiliki banyak harapan akan masa depan yang baik tak hanya untuk anak-anak, namun juga untuk masa kami pensiun kelak. Maka kami akan berusaha keras mewujudkan hal itu. Menjaga kualitas kerja kami, meningkatkan skill yang kami punya, agar kami layak mengisi posisi teratas dengan penghasilan yang meningkat.
Menjadi seorang ibu bukan berarti kami tidak bisa belajar hal baru. Oh well, percayalah, sebagai seorang ibu, kami terbiasa untuk bisa melakukan banyak hal yang awalnya tidak menjadi kemampuan kami. Keahlian sebagai baby sitter, keahlian sebagai storyteller, keahlian sebagai guru, keahlian sebagai psikolog anak, dan banyak keahlian baru lainnya yang harus kami pelajari tanpa adanya bimbingan. Maka, jangan ragukan kemampuan kami untuk belajar hal baru di kantor.
Menjadi seorang ibu juga membuat kami menjadi manusia yang lebih baik dan bertanggung jawab, yang kami yakin ini akan sangat berperan dalam sebuah kerja sama tim di kantor. Menjadi ibu mengajarkan kami untuk bekerja lebih produktif, membuat perencanaan yang lebih maksimal, lebih empati, lebih sabar, lebih mampu menyeimbangkan emosi dengan nalar, karena hal-hal inilah yang juga ingin kami ajarkan ke anak-anak kami kelak.
Maka, hargai kami sebagai seorang ibu yang bekerja di perusahaan kalian yang berperan dalam membuat target perusahaan kalian tercapai. Percayalah, kalian akan terkejut dengan kemampuan dan kualitas kami sebagai seorang ibu yang juga bekerja.
Baca juga:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS