Ditulis oleh: Rachel Kaloh
Demi kemampuan fisik bayi yang lebih baik, yuk, jangan malas mengajak bayi untuk melakukan tummy time.
Saya ingat ketika usia si kecil masih dua mingguan, rasanya kok ragu-ragu ya menidurkannya dengan posisi tengkurap. Sementara ketika ibu saya yang memindahkan si kecil dari gendongan ke atas kasur dalam posisi tengkurap, rasanya mudah sekali. Maklumlah, namanya juga ibu baru, masih kagok.
Memang sih, menidurkan bayi dalam posisi tengkurap hingga saat ini masih pro dan kontra karena dianggap merupakan salah satu penyebab SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). Namun, yang saya lihat, bayi saya cenderung lebih nyenyak dan nggak kagetan, dibanding saat ia tidur dengan posisi terlentang. Yang penting, selalu diawasi selama ia tidur.
Bicara tentang tengkurap (bukan hanya saat tidur), ternyata penting lho untuk sering dilakukan. Yuk, mari kita bahas tentang tummy time!
Apa pentingnya Tummy Time?
Tummy time dapat membantu melatih kemampuan fisik, termasuk otot-otot yang diperlukan dalam perkembangan bayi. National Institute of Child Health and Human Development di Amerika Serikat menyatakan bahwa tummy time berperan penting bagi pertumbuhan bayi yang normal. Bayi yang sering tengkurap akan lebih cepat merangkak dibandingkan bayi yang jarang tengkurap. Selain itu, tummy time juga merupakan cara untuk menjauhkan bayi dari risiko kepala datar (plagiocephaly) akibat terlalu sering tidur dengan posisi yang sama (terlentang). Daripada beli bantal anti peyang yang harganya mahal, lebih baik sering-sering melatih bayi tengkurap.
Kapan sebaiknya memulai kebiasaan Tummy Time?
Sejak baru lahir, bayi bisa dilatih untuk tengkurap, supaya ia terbiasa melihat sekitar dengan sudut pandang yang berbeda. Ingat, kan, saat proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini)? Bayi bisa langsung diposisikan untuk tengkurap di atas dada ibunya. Saat di rumah, melakukannya tidak perlu dipaksa, sesuaikan dengan kenyamanan bayi. Sehabis mandi, misalnya, tengkurapkan bayi sambil memijat punggungnya dengan minyak telon atau baby oil. Ketika ia terbangun sehabis tidur tengkurap, biarkan sampai ia mengangkat leher dan kepalanya sendiri, tanpa harus terburu-buru digendong. Yang patut diperhatikan adalah ketika bayi sudah menginjak usia tiga bulan, seharusnya ia sudah bisa bertahan untuk tengkurap setidaknya 30 menit tanpa berubah posisi.
Bayi nggak senang dengan Tummy Time? Coba cara ini!
Ada kalanya bayi belum bisa menikmati posisi tengkurap, karena posisi ini menuntut bayi untuk bisa menahan bagian perut, leher dan kepalanya sendiri. Oleh karena itu, bikin suasana tummy time jadi lebih menarik dengan cara:
● Main Pesawat Terbang. Gendong bayi dengan posisi seperti pesawat terbang, pegang bagian bawah tubunya, gerakkan bayi ke kiri dan ke kanan secara pelan namun berulang. Makin besar, biasanya bayi bakalan makin senang kalau kita ayun lebih kencang.
● Masuk usia tujuh bulan, bisa eksperimen dengan mengangkat bayi di atas kaki yang ditekuk, ayunkan perlahan ke atas dan ke bawah, lihat reaksinya, pasti seru!
● Let’s just be real, siapa, sih, yang sampai sekarang nggak pernah selfie bareng si kecil? Nah, coba ganti posisinya sesekali sambil tengkurap.
Do’s and Don’ts saat Tummy Time
Supaya tetap aman, sebaiknya:
● Hindari memberi makan maupun minum selama posisi bayi sedang tengkurap. Memang, bayi akan mampu mencari posisi yang nyaman bagi dirinya saat menyusu, termasuk dengan cara tengkurap, namun normalnya posisi menyusu sambil tengkurap baru bisa ia lakukan di atas enam bulan, di mana ia pun sudah jauh lebih kuat menahan tubuhnya.
● Sehabis makan, tunda kegiatan tummy time minimal 30 menit supaya bayi tidak muntah.
● Nyalakan lampu, pasang lagu yang ceria, buat suasana yang menyemangati bayi. Pastikan bayi lagi nggak mengantuk, kasihan kalau ia merasa dipaksa.
● Bila usia bayi masih 0-3 bulan, pastikan untuk melakukan tummy time di kasur atau di atas permukaan yang empuk seperti matras.
● Nggak usah ambisius! Bayi yang menentukan kenyamanannya, kalau memang ia tidak suka tengkurap berlama-lama, tidak perlu dipaksa.