Sorry, we couldn't find any article matching ''
Untuk Ibu Bekerja yang Sulit Mencintai Diri Sendiri
Menjadi ibu bekerja adalah pilihan pribadi. Saya senang bekerja dan punya anak tidak membuat saya berhenti bekerja.
Sebetulnya gaji dari suami cukup saja untuk membiayai hidup kami sehari-hari. Tapi banyak hal selain uang yang membuat saya lebih cinta pada diri sendiri karena saya bekerja.
Jadi untuk kalian, ibu bekerja yang sulit mencintai diri sendiri, berikut alasan saya kenapa saya bisa bekerja dan bahagia.
Bekerja lebih mudah daripada bersama anak 24 jam
Ya, saya tidak berbakat jadi ibu rumah tangga yang harus 24 jam bersama anak. Saya tidak akan waras karena saya punya kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang dewasa lain dalam konteks profesional.
Jadi sebelum uring-uringan ingin resign dari pekerjaan karena merasa bersalah pada anak, tanyakan dulu pada diri sendiri: sanggupkah mengurus anak 24 jam? Sanggupkah hanya melulu di rumah dan tidak ke mana-mana?
Saya sih jelas tidak sanggup. Bagi saya, lebih baik punya quality time bersama anak 2-3 jam sepulang kerja tanpa distraksi apapun dibanding 24 jam bersama anak tapi uring-uringan dan tidak bahagia. Saya berhal bahagia, anak saya juga berhak punya ibu yang bahagia.
Support system yang mendukung
Saya bisa santai bekerja karena saya punya support system yang baik. Kantor saya ramah ibu bekerja plus daycare anak saya sudah terpercaya.
Anak saya bahagia dan selalu tidak sabar ingin pergi sekolah dan daycare. Sepulang daycare ia selalu dalam kondisi sedang bermain bersama teman. Di rumah atau di sekolah, ia jarang sekali menangis.
Di sekolah ia bersama missnya, di rumah ia pasti bersama saya. Tidak ada orang lain untuk jadi pelarian. Jadi kalau memang lebih suka bekerja, ciptakan yuk support system yang mumpuni untuk menjaga anak.
Kalau benar-benar tidak ada pilihan karena misal gaji yang tidak cukup untuk membayar daycare, pilihannya berusaha pindah bekerja dengan gaji lebih baik atau ya berhenti dengan segala risikonya.
Definisikan masalahnya dan selesaikan satu per satu. Tidak perlu sok kuat karena ibu, bekerja atau tidak bekerja, juga manusia.
Jika masih bingung, mari bicara realita. Apa keuangan keluarga berantakan jika mommies tidak bekerja? Jika ya, punya pilihan apa selain tetap bekerja dan berusaha mencintai pekerjaannya?
Role model bagi anak dan kebebasan finansial
Saya selalu bilang kalau saya kerja demi ia sekolah yang seru dan ia percaya itu. Sekarang kalau meminta sesuatu ia pasti bilang “ibu kerja dulu yang lama ya!” Tandanya ia tahu, kalau ingin sesuatu ya harus bekerja.
Plus, saya juga punya kebebasan pada uang saya sendiri. Saya bebas menjadwalkan me time dan menjalankan hobi.
Nah kalau kalian kurang bahagia dan sulit mencintai diri sendiri sebagai ibu bekerja, mungkin kurang me time? Atau justru tidak punya hobi sehingga jenuh dengan rutinitas rumah dan kantor?
Dan pertanyaan terakhir yang sebenarnya inti dari masalah: yakinkah bekerja membuat bahagia?
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS