banner-detik
PARENTS

7 Perubahan Kecil yang Berdampak Besar untuk Pola Asuh, Berani Coba?

author

?author?28 Dec 2018

7 Perubahan Kecil yang Berdampak Besar untuk Pola Asuh, Berani Coba?

Kadang manusia suka terlalu jauh berpikir, terlalu ngoyo mau mengubah hal yang sulit. Padahal mulai dari yang dasar dulu. Berlaku juga untuk pola asuh ke anak-anak.

Keajaiban itu justru sering datang dari hal-hal kecil yang sebelumnya luput dari perspektif kita sebagai manusia. Dalam dunia parenting, kita sibuk baca segala hal tentang teori-teori mendidik anak. Tapi lupa, sejenak melihat ke diri sendiri. Mau memanusiakan anak, apa kita sendiri sudah sepenuhnya bersikap sama dengan diri sendiri? Lho iya, dong. Perhatian boleh tercurah 100% ke anak. Tapi jangan lupa, kita butuh energi positif untuk mengurus anak.

Pola asuh - Mommies DailyImage: by Priscilla Du Preez on Unsplash

Dalam Choupicos.com disebut sebagai “well-being parenting”. Perubahan-perubahan kecil yang bisa kita lakukan untuk pola asuh yang jauh lebih baik.

1. Jangan lupakan diri sendiri

Anak itu butuh orangtua yang bahagia, dan tenang. Nah, gimana bisa tercapai dua poin itu, kalau kitanya sendiri tidak bisa mengurus diri sendiri. Dari daftar panjang apa saja kebutuhan si kecil, letakkan punya kita sendiri paling atas.

2. Orangtua juga butuh tidur

Khususnya buat yang masih punya bayi di bawah 3 bulan. Rumus: bayi tidur, ibu juga sebaiknya tidur. Itu masih berlaku! Ibu butuh recharge tenaga. Begitu juga kalau anak sakit. Gantian sama pasangan atau orang rumah. Orangtua harus tetap waras!

3. Perhatikan nada bicara kita

UPS! Saya juga masih keceplosan nih. Menyarankan sabar, tapi pakai nada oktaf, hahaha. Anak itu selain makhluk visual, juga sangat responsef  lho sama cara orang dewasa berbicara, mereka juga masih mirroring, kan.

Baca juga: Lakukan Hal Ini Agar Bisa Berhenti Membentak Anak

4. Beri sentuhan sayang lebih banyak

Meletakkan tangan kita di bahu, membelai rambut, memijat kaki, menggelitik lembut, pelukan bisa menjadi awal komunikasi yang baik dengan anak-anak. Karena Bahasa non verbal, kadang lebih cepat “nyampe” ke hati :)

5. Bicara tentang perasaan mereka

Memvalidasi bentuk emosi anak itu penting. Agar mereka merasa dipahami, ditemani, dan untuk kita orangtuanya, bisa bertindak tepat merespon bentuk emosinya. Anak juga akan mencontoh. Kalau lagi sedih harus apa, senang bisa ngapain, marah nggak harus banting-banting barang, dan seterusnya.

Bentuk perasaan butuh didiskusikan, perkenalkan mereka dengan berbagai macam bentuk emosi. Misalnya kecewa, untuk kasih gambaran, hidup itu nggak selamanya menyediakan apa yang mereka mau. Praktiknya? Kita harus peka membaca raut wajah dan bahasa tubuh mereka. Tanya langsung:

“Kakak lagi sedih, ya? Mau cerita sama mama sekarang ada apa?”.

6. Biarkan anak mengajarkan kita banyak hal

Setuju nggak sih, sebagai orangtua justru kita yang belajar banyak hal dari anak? Bagaimana mereka menyikapi dunia ini dengan spontan, nggak takut mencoba sesuatu yang baru, cepat ceria meski 5 menit sebelumnya habis barantem sama si adik, masih mau peluk mama papa walau baru saja kena omel, dan lain-lain.

Setiap hari sempatkan tanya ke diri sendiri: “Apa yang sudah si kecil ajarkan ke saya?”.

7. Jangan lupa tertawa

Hidup jangan disikapi terlalu serius. Nggak dosa kok, nonton youtube dan film yang bisa bikin kita ngakak. Kasih jeda sama diri sendiri. Pas jatah screen time, ajak si kecil juga nonton tingkah-tingkah lucu binatang misalnya.

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan