Ternyata si Toddler Juga Bisa Stres, Kenali Tanda-tandanya, yuk!

Etc

?author?・17 Oct 2018

detail-thumb

Toddler juga bisa stres. Ada 4 penyebab dan 21 ciri-ciri anak toddler mommies mengalami stres. Duduk manis, siapkan camilan, dan baca dengan teliti sampai habis.

Kata siapa cuma orang dewasa aja yang bisa stres? Seperti orang dewasa, toddler juga bisa stres, karena mereka sudah punya lingkup sosialnya sendiri. Pada orang dewasa stres merupakan respons terhadap situasi yang menantang. Sumbernya bisa dari keluarga, pekerjaan, teman, dan lain-lain.

Ternyata si Toddler Juga Bisa Stres, lho! Kenali Tanda-tandanya, yuk!  - Mommies DailyImage by Omar Lopez on Unsplash

Seperti dikutip dari momjunction.com, hal yang sama bisa terjadi pada anak-anak, lho mommies. Penyebabnya antara lain.

1.Berpisah dari orangtua untuk sementara

Biasanya respond yang keluar cemas. Hal ini pernah terjadi sama Jordy, ketika di minggu pertama masuk daycare. Meski saya sudah mengeluarkan semua amuni persiapan masuk daycare, tetap ya, sebagai manusia biasa, Jordy juga bisa stress. Ia harus menjelajah lingkungan baru. Lengkap dengan menghafal orang-orangnya. Yang terjadi pada dirinya. Seminggu pertama, raut mukanya kalau pulang daycare diliputi kecemasan. Banyak tanya, “Besok Jordy sekolah ya, bunda?.” Seiring proses adaptasi, anak akan terbiasa, asal kitanya juga jangan drama, hahaha.

2.Tekanan sosial

Masih dari momjunction.com,, biasanya tekanan sosial terjadi saat si balita masuk sekolah pertama kali. Entah itu preschool atau diatas itu. Jika karakter anak pemalu, bisa jadi mereka akan menarik diri untuk sementara waktu.

3.Kehidupan di rumah

Bisa jadi bersumber dari hubungan orangtua yang tidak harmonis. Berpulangnya salah satu anggota keluarga, bahkan mungkin sempat trauma karena mengalam pelecehan.

4.Faktor lainnya

Paparan dari saluran berita, sedang sakit tapi tidak mendaptkan perawatan baik itu fisik dan psikis yang mumpuni dari orangtua juga bisa menyumbang stres pada toddler.

Lalu apa saja ciri-cirinya?

  • Keterampilan verbal yang buruk
  • Ketidakmampuan belajar
  • Kesulitan dalam fokus atau belajar di sekolah
  • Masalah memori
  • Perilaku agresif
  • Berlebihan secara verbal
  • Ketidakmampuan memercayai orang
  • Kesulitan dalam mencari teman
  • Perilaku regresif
  • Tuntut perhatian
  • Teriakan dan jeritan berlebihan
  • Mudah marah
  • Kurang percaya diri
  • Sering merasa cemas dan ketakutan
  • Memperlihatkan rasa takut akan perpisahan dari yang dekat
  • Kebiasaan tidur yang buruk
  • Sakit perut tanpa penyebab yang jelas
  • Berat badan rendah dan nafsu makan yang buruk
  • Masalah pencernaan
  • Mimpi buruk
  • Mengompol
  • Dan yang paling penting, bagaimana penanganan pertamanya?

    1.Yakinkan si kecil, mommies akan bantu dia merasa nyaman, ada kehadiran yang sifatnya utuh. Tapi ingat ya, jangan berbohong. Misalnya pas masuk sekolah hari pertama, mommies bilang “Akan selalu ditemani kakak/adik.” Lah tahunya harus berangkat kerja. Bisa bilang “Nanti malam kita ketemu, ya, pas mama sudah pulang kerja. Nanti yang jemput kakek,” (misalnya.)

    2.Jangan ikutan stres. Soalnya akan memengaruhi nada bicara kita. Bicara dengan tenang, mencegah si kecil rewel.

    3.Coba peka denan perilakunya. Misalnya merengek, mungkin itu cara mereka memberitahu sesuatu ke mommies. Karena belum bisa merangkai kalimat sedemikian rupa, mengekspresikan perasaannya.

    4.Di saat yang bersamaan. Mommies bantu si kecil untuk mengungkapka isi hatinya. Berikan contoh-contoh katanya. Misalnya, “Jordy sedih?”, “Jordy lagi marah?, “Jordy kesal.” Bahasa keren dari teman-teman psikolog anak, “mengidentifikasi bentuk emosi anak.”

    Semoga anak-anak kita, tak ada yang sampai mengalami stres. Jika terlanjur dan cara-cara di atas sudah dilakukan, tapi belum ada kemajuan berarti. PLEASE jangan tunda minta bantuan ke psikolog anak J

    *Artikel ini diadaptasi dari momjunction.com