Coba lihat sekeliling, buka lemari dan laci-laci, apa ada benda yang sudah berbulan atau mungkin malah bertahun-tahun diam di situ dan tidak tersentuh sama sekali?
Jika sudah bertahun-tahun tidak disentuh, kemungkinan besar benda itu memang tidak ada gunanya selain hanya jadi sarang debu.
Jelang lebaran, beres-beres rumah dan decluttering bisa jadi pilihan untuk menunggu waktu berbuka. Untuk yang bingung mulai dari mana, siapkan karung atau trash bag besar dan ikuti tips membuang barang berikut ini.
Perhatikan baik-baik, baju mana yang tidak pernah dipakai lagi sama sekali padahal sudah dibeli bertahun-tahun lalu? Kalau ada (dan mungkin malah banyak), percayalah pada saya, kalian tidak kan pakai baju itu sama sekali. Tidak butuh, masih punya baju lain yang selalu jadi prioritas untuk dipakai, juga kita selalu mengeluh tidak punya baju kan sebagai alasan beli baju baru?
Keluarkan baju-baju itu, tidak perlu dilihat dua kali, masukkan ke dalam karung. Perhatikan juga tempat menyimpan pakaian dalam dan kaos kaki. Pasti ada yang sebetulnya tidak pernah dipakai tapi tetap teronggok di situ. Keluarkan semua. Sumbangkan pada tukang sampah di rumah.
Buku yang dibeli tapi belum juga dibaca dan sudah tersalip buku baru lain kemungkinan besar tidak akan dibaca. Buku yang sekiranya tidak akan dibaca ulang juga lebih baik dikeluarkan agar bisa dibaca orang yang lebih membutuhkan.
Perhatikan kertas di sekeliling. Saya senang menempel kertas resep di kulkas padahal kalau pun masak pasti resepnya hasil googling. Laporan harian anak, struk belanja, materi seminar bertahun lalu, press release, boarding pass liburan lalu, dan banyak lagi. Buang semua. Kalau terlalu banyak kenangan, foto satu per satu agar kenangannya berubah jadi digital dan tidak berdebu.
Kabel-kabel rusak, dus HP yang HP nya sudah entah ke mana, pin, kalung, cincin, gelang yang tidak pernah dipakai. Souvenir pernikahan, oleh-oleh, gantungan kunci, segala perintilan yang hanya disimpan entah untuk apa lebih baik dibuang saja agar rumah lebih sehat tanpa “sampah”!
Lakukan hal-hal di atas sendirian. Beres-beres rumah ditemani orang lain biasanya jadi “second opinion” yang tidak perlu karena komentar semacam “itu kok dibuang?” atau “eh itu jangan dibuang nanti perlu”. Percayalah, kita yang tahu apa kita perlu dan apa yang kita tak perlukan di rumah. Jangan serakah menyimpan banyak barang yang sebenarnya mubazir karena tidak terpakai.
Ayo dicoba!