Ditulis oleh: Lariza Puteri
Bahwa saat kita harus melahirkan caesar, banyak hal yang terjadi setelahnya.
Please, deh, saya paling sebel kalau ada orang yang membandingkan antara melahirkan secara normal dengan operasi caesar. Kemudian mereka yang melahirkan secara normal, 'mencibir' bahwa melahirkan caesar jauh lebih gampang. Dan pada akhirnya bermunculan stigma bahwa, kalau belum melahirkan secara normal maka belum menjadi seorang ibu. Hehe, come on, ketika seorang anak anak keluar dari tubuh kita, baik lewat vagina atau sayatan perut, itu artinya kita adalah ibu. Bahkan, mereka yang tak pernah melahirkan pun bisa menjadi ibu (bahkan jauh lebih baik), ketika dengan kasih sayang merawat seorang anak dengan baik. Setuju?
Baca juga: Tolong Hargai Kalau Saya Tidak Ingin Dijenguk Setelah Baru Melahirkan
Dua anak saya lahir melalui operasi caesar. Dan keduanya menjadi pengalaman yang cukup indah, namun tidak menyenangkan. Indah, karena saya bisa mendengar tangisan Dhia dan Gia sesaat setelah mereka lahir, dan tidak menyenangkan dengan segala proses sebelum dan sesudah operasi. Salah besar, deh, kalau bilang operasi caesar adalah jalan keluar yang lebih mudah untuk melahirkan. Sebab, selain periode pemulihannya bisa dibilang cukup panjang, risiko medis melahirkan secara operasi juga tidak lebih baik dibandingkan melahirkan normal.
Beberapa hal yang saya alami pascacaesar:
Sebetulnya ini sudah terjadi sejak proses operasi berlangsung. Menurut dr. Jimmy Panji W, SpOG ini terjadi karena selama operasi, setengah badan ibu akan telanjang. Sementara, suhu ruang operasi sangat dingin. Suhu yang luar biasa dingin ini bertujuan agar bakteri sulit untuk tumbuh dan menjaga kesterilan ruangan selama operasi. Rasa gemetar akibat dingin ini bisa sangat diluar kendali. Rasanya seperti menggigil, tapi lebih kencang. Normalnya hal ini akan hilang dalam beberapa jam setelah operasi. Selain itu, saat ini sudah banyak rumah sakit yang juga menyediakan pemanas yang dapat diletakkan di bawah tempat tidur. Sehingga, ibu tetap merasa nyaman dan hangat.
Tak semua ibu yang menjalani operasi cesar harus tidur setelah operasi. Namun, bila ibu sangat cemas, sehingga nadi dan tekanan darah naik, maka setelah operasi, ibu bisa saja diberikan tidur agar lebih tenang.
Siapa bilang dengan operasi cesar, maka bagian organ intim bebas dari rasa sakit? Nyatanya, saya tetap harus menggunakan kateter, dalam beberapa saat untuk membantu buang air kecil. Saat pemasangan kateter saya memang tidak merasakannya, karena masih dalam pengaruh bius. Tapiiii begitu dilepas, tahan napas! Hahaha. Kenapa harus pakai kateter? Sebab, pascaoperasi, mobilisasi baru bisa dilakukan atau disarankan setelah 6-12 jam. Selama kurun waktu tersebut, ibu kan tetap harus buang air besar (apalagi infus selalu terpasang), sehingga untuk membantu buang air kecil, dipasanglah kateter untuk memudahkan ibu. Alat ini biasanya dipasang maksimal 1x24 jam.
Hal lain yang tidak saya harapkan dari melahirkan cesar adalah mengalami pendarahan, lewat vagina. Persis, sama seperti ibu yang melahirkan secara normal. Perdarahan ini dikenal dengan darah nifas. Ini terjadi akibat mengecilnya ukuran rahim dari yang awalnya berukuran besar, kira-kira seberat 1 kg menjadi kecil dengan berat 70 gram saja. Sementara volume darah nifas yang keluar kira-kira sama dengan ibu yang melahirkan normal. Namun, bila yang terjadi adalah perdarahan yang berat dan berkepanjangan, maka mommies harus segera ke dokter.
Ini adalah hal yang umum terjadi pada setiap ibu melahirkan. Tak hanya pada ibu yang melahirkan secara normal, pada ibu yang melahirkan cesar juga bisa mengalami konstipasi. Karena luka sayatan, biasanya ibu melahirkan enggan mengejan saat buang air besar, karena takut merasa sakit. Sehingga, dokter biasanya akan memberikan obat pelunak tinja. Namun demikian, mommies tidak boleh mengabaikan untuk minum banyak air, dan bila sudah diperbolehkan berjalan-jalan kecil, segeralah bergerak.
Ini yang sempat bikin saya kaget. Saat mendadak saya terbatuk, rasa nyeri di bagian sayatan itu luaaaarrr biasaaaa. Sehingga, salah satu triknya adalah batuk dengan perlahan atau berdehem. Lain halnya saat bersin, saya tak pernah berhasil menahan bersin agar tidak terlalu kuat. Pada akhirnya, saya hanya bisa meringis, karena mau tak mau bagian yang ini harus ditahan :D
Bekas luka caesar akan ada hingga sisa hidup kita. Seperti saya, banyak ibu yang tak menyadari bahwa bekas luka tersebut sangat menonjol atau keloid. Saya, sih, tak pusing dengan hal tersebut. Selain tertutup (dan hanya suami yang lihat), luka seperti ini tidak mengganggu. Lagipula, menurut dr. Jimmy, belum ada cara yang sangat efektif untuk mencegah keloid. Meksipun ada suntikan yang bisa diberikan saat operasi untuk mengurangi risiko munculnya keloid, namun kondisi ini tetap bisa terjadi.
Dari semua hal ‘normal’ di atas, saya diperingatkan dokter Jimmy untuk segera mencari bantuan medis atau ke rumah sakit bila mengalami dua hal emergency, yaitu bila terjadi pendarahan yang sangat hebat, dengan volume darah yang keluar banyak sekali dan menyerupai darah segar. Kondisi ini biasanya bisa membuat ibu pucat dan sangat lemas. Yang kedua, bila ibu mengalami nyeri perut yang hebat pascacesar dan disertai dengan perut kembung hingga tak bisa buang air besar hingga lebih dari 5 hari. Bila terjadi dua hal ini, mommies harus segera mencari bantuan medis untuk melihat ada tidaknya luka operasi.
Baca juga: Sulit Tidur Pasca Melahirkan di Rumah Sakit? 5 Hal Ini Mungkin Bisa Membantu