banner-detik
PARENTING & KIDS

Rike Dhamayanti, “Bibit Iqbaal romantis sudah ada dari dulu, walau bukan seperti Dilan.”

author

?author?26 Feb 2018

Rike Dhamayanti, “Bibit Iqbaal romantis sudah ada dari dulu, walau bukan seperti Dilan.”

Apa iya sosok pemeran Dilan 1990, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan se-romantis dalam film? Dan jika sekarang ia menjadi anak muda kekinian yang berprestasi dalam dunia hiburan dan akademis, patut dicari tahu. Seperti apa orangtua Iqbaal memperlakukan Iqbaal kecil, hingga berani meninggalkan zona amannya, terbang ke Amerika untuk melanjutkan sekolah.

Ada yang nonton Dilan 1990 lebih dari satu kali? Nggak apa kok mommies, kalau memang ada ngaku saja, hihihi. Karakter Dilan 1990 diakui berhasil membawa dan menguras memori manis anak SMA di era 1990-an (setidaknya ini yang saya dengar dari teman-teman dekat saya). Sosoknya yang cool, rada cuek, sedikit bandel, karena diidentikan sebagai ketua geng motor, dan yang terakhir tetap ada sisi romantisnya.

Rike Dhamayanti , “Bibit Iqbaal romantis sudah ada dari dulu, walau bukan seperti Dilan.” - Mommies Daily

Sifat Dilan yang terakhir ini, diamini oleh ibundanya, Rike Dhamayanti, (43) atau akrab disapa Bunda Rike, juga ada dalam diri Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan (18). Tentu bukan tanpa sebab, mommies. Ada pembiasaan dalam keluarganya yang membentuk karakter Iqbaal menjadi seperti sekarang.

Semua berawal dari kebiasaan baik dalam keluarga

Bunda Rike bilang, saat Iqbaal jauh seperti sekarang melanjutkan sekolah SMA di UNITED WORLD COLLEGE (UWC), Montezuma, New Mexico, USA, seperti ada yang hilang. Dia kangen momen dimana Iqbaal mengatakan “Makasi dan maaf ya, bunda buat hari ini. Karena kita nggak tahu bunda, umur kita sampai kapan,” usai ritual malam yang dilakukan Iqbaal bersama bundanya.

Ritual malam sederhana, yang bunda Rike bangun bersama Iqbaal dari kecil. Membacakan buku cerita dan berbincang sebelum tidur. Bunda Rike juga nggak menyangka, saat usia 13 tahun, Iqbaal bisa mengeluarkan kalimat seindah itu, “Bukan hanya kita orangtua yang mengajarkan anak, kita juga bisa mengambil pelajaran dari mereka. Waktu awal-awal ritual malam itu terjadi, dan Iqbaal bilang seperti itu, saya berpikir anak kecil bisa mengingatkan kita ya, minta maaf untuk kejadian hari itu,” papar Bunda Rike bercerita di kantor Mommies Daily beberapa waktu lalu.

Rike Dhamayanti , “Bibit Iqbaal romantis sudah ada dari dulu, walau bukan seperti Dilan.” - Mommies Daily

Iqbaal kecil bersama keluarganya sempat hidup nomaden karena tuntutan pekerjaan sang ayah. Saat hidup di daerah tertentu yang jauh dari kemacetan, otomatis waktu mereka berkumpul lebih banyak. Nah, dari segi kualitas, Bunda Rike punya caranya sendiri. Supaya anggota keluarga saling terkoneksi.

“Malam hari kami punya aturan, kalau sudah di atas jam 6, masuk kamar, waktunya belajar. Sebenarnya bukan hanya belajar, di jam itu juga habis makan malam, ngumpul di kamar anak. Menemani kakaknya belajar yang sudah SD, walau Iqbaal hanya dikasih buku mewarnai, tapi dia ada di situ. Kami tidak ada di depan TV. Ayahnya walau hanya baca koran sambil ketiduran, yang penting ada di kamar yang sama dengan anak-anak. SD juga masih seperti itu. Sampai dia lulus, masih baca buku cerita, dan dia suka,” jelas Bunda Rike.

Dukungan maksimal orangtua, membawa Iqbaal sampai ke titik sekarang

Bunda Rike mengakui Iqbaal terjun ke dunia hiburan tanpa rencana. Terjadi mengalir begitu saja. Bahkan Iqbaal harus mencicipi kegagalan mengikuti audisi ajang pencarian bakat, Idola Cilik hingga 2 kali. “Tapi memang Iqbaal pada dasarnya nggak patah semangat. Kalau ada tantangan, justru dia makin terpacu mencoba. Jadi dari yang pertama nggak dapat, tahun depan ikut lagi. Kami sebagai orangtua tetap menyemangati. Dan pada dasarnya, kami mendidik anak, menanamkan nilai tidak mudah putus asa,” kata Bunda Iqbaal.

Selanjutnya Bunda Rike juga mengatakan , “Apapun yang anak ikuti, kalau belum dapat sesuatu yang ia mau, jangan dimarahi. Orangtua tetap harus support. Karena dari awal niatnya bukan  untuk ada di dunia hiburan ini. Sampai terbentuk Coboy Junior, dan booming. Kami tetap berusaha santai. Saya bilang, ”Bedanya, kamu hanya dikenal banya orang.””

Ketenaran yang sekarang harus Iqbaal hadapi, kadang diakui Bunda Rike, menjadi sesuatu yang kurang nyaman untuk anak lanangnya ini. Saat bepergian, tak jarang Iqbaal “nyangkut” dikerubungi fans-nya untuk minta foto bareng. Namun, mental meladeni fans dengan setia lebih dominan di diri Iqbaal. Bundanya akui, Iqbaal akhirnya memposisikan dirinya sudah “dimiliki” orang banyak sebagai idola.

Karier boleh jalan, tapi sekolah tetap yang utama

“Mau pulang selarut apapun, bunda Iqbaal bilang, paginya harus tetap sekolah,” begitu kata Bunda Iqbaal mengomentari masa-masa padatnya jadwal kegiatan Iqbaal semasa menjalani karier di CJR.

Saat SMP, Bunda Rike menekankan jika ada pelajaran yang belum dimengerti, sebaiknya ditanya sampai tuntas ke guru, “Karena kalau pas pulang, teman-temannya masih ada waktu buat berlajar. Kalau Iqbaal kan nggak bisa, masih punya jadwal yang harus dijalankan. Pokoknya harus tuntas.”

Rike Dhamayanti , “Bibit Iqbaal romantis sudah ada dari dulu, walau bukan seperti Dilan.” - Mommies Daily

Seimbangnya karier dan kegiatan akademis Iqbaal, tak lepas dari dukungan tim manajemen CSR. Mereka dan orangtua punya komitmen, tidak akan mengambil pekerjaan saat masih jam sekolah. Namun artinya, Bunda Rike akui, ini akan membuat anak lebih capek. Di saat teman-temannya pulang. Iqbaal baru melakukan kegiatan di stasiun televisi atau tempat lainnya.

“Kami harus bilang, bahwa ini adalah risiko. Harus dijalankan, tapi harus senang dan ikhlas. Bersyukurnya Iqbaal seperti itu, kalau sudah di sekolah fokus sama urusan sekolah. Kalau pemadam kebakaran, kan pantang pulang sebelum padam, kalau di sekolah saya bilang, pantang pulang sebelum mengerti,” lanjut Bunda Rike.

Pribadi Bunda Rike sebetulnya santai, tapi kalau saya perhatikan sepanjang wawancara. Dia tetap menyelipkan sisi tegas sebagai orangtua pada umumnya. Ini penting menurut saya, supaya anak juga paham, ada konsekuensi logis saat anak memilih sesuatu dan harus ia jalani dengan sungguh-sungguh.

Iqbaal rela meninggalkan zona amannya, untuk menuntut ilmu ke Amerika

Keinginan Iqbaal sekolah di luar negeri sebetulnya sudah sempat ia utarakan sejak SMP. Pemicunya setelah mengikuti program homestay di Australia dari pihak sekolahnya selama kurang lebih satu bulan.

Bunda Rike pikir, hal ini akan terjadi nanti ketika Iqbaal kuliah. Faktanya, terjadi lebih cepat. Dan kebetulan sahabat Iqbaal, Omara sudah lebih dulu sekolah di luar negeri, di tempat yang sama Iqbaal sekarang, UNITED WORLD COLLEGE (UWC), Montezuma, New Mexico, USA.

Rike Dhamayanti , “Bibit Iqbaal romantis sudah ada dari dulu, walau bukan seperti Dilan.” - Mommies Daily

Sama seperti sahabatnya, Omara yang berperan sebagai Piyan dalam Dilan 1990. Iqbaal juga gigih mengejar beasiswanya ini. Ia mencari tahu sendiri apa itu UWC. Sebagian besar kebutuan dokumen keberangkatan ia siapkan sendiri. Bunda Rike, hampir terima beres.

Lucunya beberapa panitia UWC yang ada di Jakarta, ketika sesi wawancara berlangsung. Sempat bertanya ke Iqbaal, seputar kesiapan ia meninggalkan semuanya di Indonesia. Dengan yakin dan tegas Iqbaal menjawab “Justru dengan saya sekolah ke luar, di sana saya menjadi diri sendiri. Dan saya suka itu. Saya sudah pernah menjalani ini, waktu saya homestay!.”

Anak bungsu Bunda Rike, yang masih suka susah dibangunin tidur ini, bilang suatu saat nanti akan menjalankan bidang yang serius, artinya sesuai dengan pelajara dan ilmu yang dia dapat di sekolah atau perkuliahan. Tapi Iqbaal tetap nggak mau meninggalkan dunia seni. “Saya tetap mau nyanyi,” kaya Bunda Rike menirukan kalimat anaknya.

Hampir dua tahun di Amerika, Iqbaal menelurkan beberapa lagu. Ummm, kata Bunda Rike sih, kalau dia menciptakan lagu. Itu signal, anak bontotnya lagi naksir perempuan. Nah, kan, sisi romanstinya Iqbaal makin terasah di sana.

Menutup perbincangan seru kami, Bunda Rike menggambarkan sosok Iqbaal dengan tiga kata: Manis, ngangenin, dan baik hati. Hmmm, siapa yang setuju?

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS