Tolong Hargai Kalau Saya Tidak Ingin Dijenguk Setelah Baru Melahirkan

New Parents

fiaindriokusumo・09 Feb 2018

detail-thumb

Sebenarnya saya nggak ada kewajiban untuk menjelaskan. Namun. Baiklah, agar saya nggak dicap belagu, sombong atau sok eksklusif, berikut beberapa alasan kenapa saya nggak ingin dijenguk saat baru saja melahirkan.

Saya mungkin berbeda dengan modelan ibu-ibu yang sekian jam setelah selesai melahirkan langsung bisa posting foto si kecil di social media, atau sudah bisa sumringah menyambut kehadiran tamu-tamu yang datang. Kalau nurutin kata hati, saya memilih untuk menulis “Tidak Menerima Tamu” di sehelai kertas dan menempelnya di pimtu kamar saya di rumah sakit :D, sampai saya merasa siap untuk menyambut para tamu. Apa alasannya?

Tolong Hargai Kalau Saya Tidak Ingin Dijenguk Setelah Baru Melahirkan - Mommies Daily

1. Saya malas mendengar komentar-komentar nggak penting

“Kok sesar sih? Lemah ah….”

“Dih, muka bayinya nggak elo banget Fi.”

“Kok kuning bayinya, nggak dikasih ASI ya?”

Paham kan ya….. pahaaaam dong apa yang saya maksud!

Ini adalah alasan pertama kenapa saya tuh malas kalau dijenguk di hari pertama hingga satu minggu sesaat setelah melahirkan. Kadang-kadang, tamu-tamu yang datang menjenguk itu suka nggak punya perasaan dan hatinya udah hilang entah ke mana. Padahal, nggak sedikit dari antara mereka yang juga sudah menjadi ibu. Malas banget kan, baru melahirkan, masih capek, penampilan masih busuk, belum kalau ASI seret, harus ngedengerin komen-komen nggak penting yang cuma bikin saya gondok dan dosa karena ngedumel panjang lebar di dalam hati.

Baca juga:

Etika Menjenguk Bayi Baru Lahir

2. Saya masih lelah dan butuh istirahat

Persalinan kedua anak saya terjadi melalui proses melahirkan sesar. Walaupun nggak pakai mengejan dan menahan sakitnya menunggu bukaan hingga komplit, bukan berarti saya nggak lelah, lho! Lelah karena harus begadang, belum lagi ditambah proses penyembuhan pasca operasi dan menikmati sakitnya setelah operasi. Kalau orang berbondong-bondong menjenguk, tidak kenal jam besuk, saya merasa tenaga saya terkuras untuk basa – basi ngobrol.

3. Saya butuh waktu menciptakan bonding bersama si kecil

Tidak sama dengan proses melahirkan di film atau sinetron, ketika sang ibu terharu bahkan menangis bahagia ketika melihat bayinya, saya tidak merasakan hal itu! Butuh waktu bagi saya untuk jatuh cinta ke mahluk mungil yang sudah berada di dalam perut saya selama 9 bulan lebih. Aneh? Iya, saya ngaku, emang saya aneh. Saya sendirin nggak paham kenapa saya begitu. Jadi, di saat saya belum menemukan ikatan yang kuat antara ibu dengan anak, kehadiran banyak orang malah membuat saya semakin terasing pada si kecil. Jadi kasih saya waktu untuk membangun emosi.

4. Biarkan saya beradaptasi dengan peran baru saya sebagai seorang ibu

Banyak dari tamu yang menjenguk juga mendadak menjadi konsultan gratisan mengenai cara merawat bayi. Semua sibuk saling memberikan masukan dan menganggap bahwa masukan mereka adalah yang paling benar dan tepat. Bagi ibu baru yang masih meraba-raba dan mencari pola asuh yang benar, suara bising dari orang lain cukup menganggu, lho! Seringkali saya ingin teriak menyuruh mereka diam dan membiarkan saya melakukan segalanya sesuai insting saya sebagai ibu!

5. Saya juga mau terlihat cantik saat dijenguk

Ahahaha, dan jangan harap saya bisa terlihat cantik kalau dijenguk sekian jam pasca melahirkan. Badan masih nyeri, ASI masih sulit keluar, wajah pucat, kemudian diajak foto ramai-ramai dan diposting di social media *__*. Sayangnya saya bukan Krisdayanti yang waktu mau melahirkan dan sesaat setelah melahirkan alis terlihat paripurna dan make up ON se-ON-ON-nya.

Nah, sekarang berhenti mengatakan saya sombong atau sok ekslusif ya! Tolong hargai saja keputusan saya. Toch ini juga tidak merepotkan kalian :).

Btw, kalau mau menjenguk ibu yang baru melahirkan, pesan saya: Jangan komen aneh-aneh, jangan membuat dia terasa buruk rupa, jangan menghakimi, dan bawa hadiah buat ibunya juga, jangan cuma anaknya, hahahah.

Baca juga:

Kado yang Paling Dibutuhkan Ibu Baru