Tak selamanya atasan kita punya kualitas yang mumpuni untuk memimpin timnya. Apa ya, yang bisa mommies lakukan, ketika kemampuan atasan, di bawah kita sebagai anggota timnya?
Dalam banyak kesempatan kita tidak dapat memilih atasan sesuai dengan keinginan kita. Setiap atasan memiliki karakteristik yang unik. Mungin saja mommies akan dipimpin oleh seorang atasan yang kemampuannya secara umum ada di bawah mommies. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda tempuh untuk mengatasi situasi -situasi seperti ini.
1. Pastikan mommies melihatnya secara utuh. Mungkin mommies memiliki kemampuan teknis di salah satu bidang yang kurang dipahami bos. Tetapi itu tidak berarti ia kemudian menjadi lebih bodoh dibandingkan anda. Bisa saja ia memiliki informasi, kemampuan dan power yang mommies tidak miliki sehingga ia dianggap layak menempati posisi tersebut.
2. "Kelemahan" atasan justru adalah peluang untuk menunjukkan kontribusi mommies bagi perusahaan. Tunjukkanlah niat baik, dengan membantu atasan dan berikan bukti bahwa mommies dapat memberikan nilai tambah yang begitu berarti bagi atasan maupun perusahaan. Peran atasan mommies dalam membantu kemajuan karier timnya begitu penting, sehingga mommies perlu menciptakan impresi positif di mata atasan. Pada saatnya atasan akan membantu mempromosikan diri anda ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Jangan menggosipkan kekurangan atasan dan menonjolkan kelebihan diri sendiri di forum terbuka ataupun secara pribadi di depan teman-teman anda. Bangunlah reputasi yang baik bukan dengan merendahkan orang lain, tetapi dengan menunjukkan kinerja terbaik. Informasi negatif yang sampai ke telinga atasan akan menciptakan suasana kerja yang kurang nyaman.
4. Tetap tunjukkan sikap hormat kepada atasan. Bahwa mommies lebih pandai dalam beberapa hal bukanlah alasan untuk bersikap negatif. Jika mommies tidak setuju dengan pendapatnya ajaklah atasan Anda berdiskusi, bukan dengan mendebatnya, apalagi di forum-forum terbuka. Kematangan jiwa Anda diuji dalam cara bagaimana anda menghargai orang lain.
Artikel ini ditulis Billy Latuputty. Konsultan Karier dari Experd.