Nggak pernah ada kata mudah untuk urusan mengasuh dan membesarkan anak, apalagi sebagai single Dad. Tapi percaya deh, this is the most rewarding experience you will ever have. Don’t trade it for anything!
Ketika perceraian terjadi, ada tiga pihak yang menjadi ‘korban,’ Ibu, Ayah dan anak-anak. Sayangnya, seringkali dunia dan empati hanya fokus pada para ibu dan anak-anak. Dan sang ayah pun perlahan mulai terabaikan. Padahal, kalau bicara tentang rasa sakit, kecewa, kehilangan hingga depresi, ayah juga merasakan hal yang sama, kok. Bedanya, jenis kelamin membuat mereka sulit menunjukkannya. Karena laki-laki identik dengan tegar dan kuat, bukan? Bukan!
Karena bagaimanapun sangarnya seorang ayah, dia tetap memiliki cinta untuk anak-anaknya. Dan, sama seperti kita para single mom yang sempat merasakan jatuh bangun ketika pertama kali menyandang gelar janda, kondisi serupa juga pasti dialami oleh para ayah.
There might be bumps in the road ahead dads, tapi bukan berarti menyandang status single dad akan selamanya menjadi mimpi buruk.
Dan, untuk menunjukkan dukungan kepada sesama single dad, berikut tips-tips seru ala para single dad untuk sesama single dad *cheeeeers*…..
1. Nggak ada yang namanya bekas anak atau bekas ayah
You are a husband until the divorce, but you are the father forever. Jadi, walaupun hak asuh jatuh ke tangan ibunya, bukan berarti Anda lepas tangan begitu saja. Tetap berikan nafkah untuk anak, miliki waktu khusus bersama anak, jika memungkinkan, minta anak menginap bersama Anda saat weekend atau beberapa hari setiap minggunya. Jangan mengabaikan anak!
2. Jangan cari pelarian yang aneh-aneh
Stress? Sedih? Nggak usahlah pelariannya ke alkohol, narkoba atau judi (kemudian selintas jadi ingat lagunya bang Rhoma Irama :D), jangan kayak anak alay! Mending makin giat nyari duit.
3. Pacaran lagi? Boleh asal…..
Kalau belum tahu arah hubungannya mau ke mana, jangan buru-buru kenalin ke anak-anak. Kebayang nggak, kalau nanti anak-anak udah terlanjur cocok sama pacar baru Anda, ternyata kalian berdua bubar di tengah jalan.
Baca juga:
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengenalkan Pasangan Baru Pada Anak
4. Jaga mulut dan omongan
Perpisahan Anda dan mantan istri penuh drama, ngalah-ngalahin sinetron Tersanjung yang nggak kelar-kelar? Tetap jaga omongan dan mulut Anda di depan si kecil. Jangan pernah menjelek-jelekkan mantan istri, gimanapun dia adalah ibu dari anak-anak Anda!
5. Your children are not your weapon
Jangan tempatkan anak-anak menjadi ‘senjata’ untuk melawan mantan istri! Atau menjadikan anak sebagai perantara saat Anda dan mantan istri berkomunikasi.
6. Pahami emosi anak yang nggak stabil
Anak adalah salah satu pihak yang sudah pasti menderita. Jangan heran kalau ini membuat emosi mereka nggak stabil dan gampang berubah-ubah. Sebentar happy, sebentar nangis, kemudian marah atau memberontak. Nggak heran kalau pagi hari mereka akan meminta bantuan Anda, namun di sore hari mereka akan malas berbicara dengan Anda.
7. Jangan ragu konsultasi dengan psikolog anak
Kalau memang merasa nggak sanggup lagi menghadapi behavior anak yang semakin ajaib, nggak dosa kok meminta bantuan ahlinya alias psikolog anak.
8. Don’t buy your children’s love
Biar kata usia si kecil masih seumur jagung, mereka bisa ngerasain kalau Anda membelikan sesuatu untuk menyogok atau membeli cinta mereka. Yang mereka perlukan itu kehadiran Anda, bukan tumpukan hadiah. Baik-baik lho, memberikan hadiah terus menerus yang ada nanti si kecil malah pintar memanipulasi!
9. Have fun itu penting
Jangan lupakan kalau Anda juga butuh bersenang-senang tanpa kehadiran anak. Karena ini semacam recharge untuk diri sendiri.
10. Tebal-tebalin telinga
Ayah pasti memiliki gaya pengasuhan berbeda dengan istri. Biasanya para Ayah lebih cuek. Anak mau pakai baju motif bunga kuning dipadu dengan celana garis merah ya silahkan aja, yang penting tu anak pakai baju. Atau, anak lagi susah makan, tinggal bawa ke fastfood terdekat. Bingung mau main apalagi? Sodorin aja iPad atau PS. Nah, kadang-kadang suka hadir nih komentator-komentator dadakan yang nyebelin dan mengkritisi cara pengasuhan Anda. Dengerin, saring (kalau memang bermanfaat), kemudian buang jauh-jauh.
Nggak pernah ada kata mudah untuk urusan mengasuh dan membesarkan anak, apalagi sebagai single Dad. Tapi percaya deh, this is the most rewarding experience you will ever have. Don’t trade it for anything!