Setelah bercerai, bukan berarti kondisi keuangan jadi carut marut. Untuk menghindarinya, coba cek beberapa panduannya lebih dulu.
Tidak ada yang berencana untuk bercerai setelah menikah, namun ketika hal ini terjadi, pastinya berat bagi Mommies untuk mengambil keputusan ini dan kembali melakukan hal-hal sendiri. Namun yang lebih penting sekarang adalah bagaimana Mommies dapat melalui semua ini dengan baik, dan anak-anak masih dapat menjalani hidupnya tanpa kekurangan apapun.
Untuk itu, ada beberapa panduan keuangan yang harus Mommies perhatikan, agar Mommies dapat melalui masa perceraian ini dengan baik.
Pada saat masih menikah, mungkin Mommies dengan pasangan sempat mengajukan kredit. Baik kredit kepemilikkan rumah, kendaraan, atau kredit tanda agunan. Meskipun pada saat itu semua atas nama suami, ketika terjadi perceraian, Mommies jangan pernah lupa untuk meng-klaim hak Mommies di sini. Karena Mommies berhak atas harta yang dimiliki.
Sementara untuk pengajuan utang, meski Mommies merasa tidak mengerti apa-apa, dan dana yang dipergunakan seluruhnya diatur oleh mantan suami, jangan sampai Mommies malah ikut menanggungnya. Hati-hati sekali dengan perjanjian ini ya Mommies, jangan sampai Mommies malah dirugikan dan harus menanggung utang yang tidak pernah Mommies buat.
Penghasilan yang sebelumnya dari berdua, kini hanya satu sumber. Meski ada perjanjian pengadilan yang mengharuskan mantan suami untuk membayar biaya bulanan anak-anak, sebaiknya Mommies menyiapkan hati, pikiran, perasaan dan keuangan kalau hal ini tidak akan terjadi. Dan sayangnya hokum di Indonesia belum bisa melindungi kaum Perempuan apabila pihak laki-laki tidak memenuhi kewajibannya walau sudah diperintahkan dan tertulis dari Pengadilan.
Atur kembali pengeluaran yang perlu dan tidak perlu. Les tambahan kakak atau adik sebaiknya dikurangi. Dan mulailah menata ulang pengeluaran bulanan rutin yang sebenarnya, dan mengurangi terlebih dahulu pengeluaran-pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu.
Hidup sendiri memang tidak mudah, apalagi kalau menyangkut penghasilan yang sebelumnya utuh sekarang berkurang. Kembali, untuk mengantisipasi kemungkinan mantan suami yang tidak memberi nafkah walau hanya untuk anak-anak, Mommies harus menyiapkan dana darurat sebesar 24 bulan pengeluaran.
Kenapa? Karena hal ini berkolerasi dengan uang sekolah anak-anak. Dengan harapan, adanya dana darurat sebesar 24 bulan pengeluaran ini, akan mengamankan uang sekolah anak-anak sampai 2 tahun ke depan, kalau sampai terjadi apa-apa pada Mommies sehingga membuat Mommies mengalami kesulitan keuangan.
Walau sudah ada BPJS, tidak ada salahnya memiliki asuransi swasta tambahan, Mommies butuh banyak sekali bantuan setelah perceraian. Dan hilangnya kekhawatiran karena ada asuransi yang ikut membantu melindungi keluarga pada saat anak-anak atau Mommies sendiri sakit, akan sangat membantu meringankan beban Mommies.
Pilihlah asuransi yang juga mampu memberikan nilai tunai untuk mengganti biaya transportasi dll kalau Mommies atau anak-anak sampai harus dirawat. Ada banyak sekali fasilitas asuransi yang bisa membantu Mommies. Sebaiknya Mommies konsultasikan pada agen asuransi Mommies, atau perencana keuangan kepercayaan Mommies.
Investasi adalah keharusan, karena sekarang ini Mommies menjalani semua sendiri. Walau mantan suami mungkin menjanjikan, dan memang ini adalah tanggungjawabnya, namun Mommies tetap harus mempersiapkan kemungkinan terburuknya.
Konsultasikanlah investasi apa yang cocok untuk Mommies, sesuai dengan profile resiko, jangka waktu dan kebutuhan Mommies, seperti dana pendidikan anak dan lain-lain.
Dan yang terpentingm jagalah diri Mommies baik-baik. Luka batin itu pasti ada, dan Mommies pasti butuh bantuan. Jangan sungkan meminta dukungan moral dan mental ya, Mommies. Karena anak adalah harta terbesar bagi orangtua, dan mereka membutuhkan Mommies untuk tetap sehat dan bahagia untuk mengurus mereka, terutama sehat finansial agar tetap bisa menjaga mereka, sesuai dengan standar yang Mommies inginkan.