banner-detik
KIDS

5 Kebiasaan Orangtua yang Sering Bikin Dokter Anak Gemas

author

?author?29 Sep 2021

5 Kebiasaan Orangtua yang Sering Bikin Dokter Anak Gemas

Ada lima kebiasaan sebagai orangtua, yang sebenarnya bikin para dokter anak gemas. Wah, kira-kira apa saja ya?

Sebagai orang tua--apalagi jika baru memiliki anak pertama--pasti Mommies sering panik jika kondisi Si Kecil ada yang berbeda dari biasanya. Atau, karena menjadi orang tua baru, Mommies sering googling semua hal yang berkaitan dengan kesehatan anak. Ini sangat wajar karena Mommies pasti ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anak. Namun, ternyata, tanpa disadari muncul reaksi berlebihan yang terkadang membuat dokter anak gemas kepada orang tua.

Dr. Meta Hanindita, dokter spesialis anak dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, bercerita tentang pengalamannya menghadapi para orang tua. Selain contoh-contoh di atas, ada beberapa perilaku orang tua yang membuat dokter anak geleng-geleng kepala. Berikut di antaranya:

1. Orangtua lulusan “UGM” alias Universitas Google Mandiri

Betul memang di zaman yang makin canggih seperti ini, informasi beredar dengan mudah dan pesat. Masalahnya, sumber informasi di internet tidak semuanya bisa dipercaya. Ada yang memang reliable seperti di website resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia atau WHO misalnya, tetapi banyak juga yang tidak.

Nah, sayangnya banyak orang tua yang menelan bulat-bulat semua informasi yang diterima dari internet. Mereka bahkan termakan kabar bohong atau hoaks. Soal vaksin misalnya, beberapa orang tua jadi antivaksin hanya karena mendapat informasi provokatif dari pesan WhatsApp atau media sosial. Apabila Mommies menemukan informasi  di dunia maya, sebaiknya klarifikasi dulu dengan dokter soal kebenarannya sebelum benar-benar melakukannya di dunia nyata.

2. Konsultasi melalui media sosial

Sekali lagi, karena kecanggihan teknologi, saat ini mudah sekali berkomunikasi dengan spesialis anak. Mommies bisa meninggalkan komentar di Facebook atau DM akun Instagram dokter untuk berkonsultasi tentang kondisi Si Kecil.

Masalahnya, orang tua perlu mengingat bahwa dokter spesialis anak bukan dukun. "Kami tidak bisa mendiagnosis apalagi memberikan nasihat terapi obat tanpa memeriksa sendiri pasiennya. Kalau ternyata masukan yang diberikan salah bagaimana? Yang salah siapa?", ungkap dr. Meta.

3. Terlalu mudah termakan tren

Orang yang terlalu mengandalkan internet dan media sosial, menurut dr. Meta, jadi mudah sekali terpengaruh. Misalnya, mengikuti cara parenting selebriti tanpa mempertimbangkan kondisi anak sendiri.

"Sebetulnya kalau tren yang diikuti baik (beberapa tahun lalu menyusui pernah jadi populer sekali misalnya), ya Alhamdulillah, kami ikut happy. Tapi kalau yang diikuti begitu saja karena sedang tren tanpa mengetahui benar tidaknya atau bagaimana sebaiknya, hmmm kami jadi sedih juga," kata dr. Meta.

4. Meminta antibiotik saat tidak diperlukan atau sebaliknya

Ini ternyata sering terjadi kepada dokter anak. Banyak orang tua yang merasa pro RUM (Rational Use of Medicine) alias penggunaan antibiotik yang rasional, sehingga mengabaikan saran dokter. Padahal, penggunaan antibiotik yang rasional tidak sama dengan menolak antibiotik, lho. Jika memang infeksi bakteri, antibiotik tetap dibutuhkan.

Demikian pula sebaliknya, ada juga orang tua yang memaksa minta antibiotik padahal anaknya hanya flu ringan. Orang tua menganggap dengan antibiotik, anak bisa lebih cepat sembuh. Padahal, untuk kondisi tertentu itu tidak perlu diberikan.

5. Suka terapi anak sendiri tanpa konsultasi ke dokter

Salah satu contoh yang paling sering dilakukan adalah membeli obat tanpa resep dokter. Selain bikin gemas, ini juga mengkhawatirkan karena obat-obatan tersebut dengan bebas di jual di marketplace. Dr. Meta menambahkan, banyak juga orang tua yang melakukan nebulisasi kepada anak di rumah, tanpa berkonsultasi dengan dokter sebelumnya. Padahal seringkali sebetulnya obat-obatan atau nebulisasi tadi tidak diperlukan.

Itulah lima kebiasaan orang tua yang sering bikin dokter anak gemas menurut dr. Meta, berdasarkan pengalaman dan pengamatannya selama ini. Apakah Mommies pernah melakukan hal-hal tersebut?

BACA JUGA:

Rekomendasi Dokter Anak Favorit para Ibu di Jakarta dan Sekitarnya

Ini 14 Sub Spesialisasi Dokter Anak yang Perlu Kita Tahu!

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan