Sorry, we couldn't find any article matching ''
24 Jam Pertama Bersama Bayi
Kalau ditanya bagaimana pengalaman pertama menghabiskan waktu bersama si kecil dalam 24 jam pertama kehidupan saya sebagai ibu? Campur aduk!
Setelah memiliki dua anak, mengalami menjadi orangtua nyaris selama 11 tahun, merasakan bahwa menjadi orangtua itu ibarat lo naik roller coaster yang kadang naik kadang turun plus deg-degan, saya selalu bilang ke setiap orang yang mau punya anak atau mau nambah anak: Pikirin masak-masak dulu karena punya anak itu nggak sama dengan seperti lo main boneka.
Dan, segala drama sebagai orangtua itu nggak usah nunggu anak kita mulai MPASI kemudian si kecil memilih Gerakan Tutup Mulut, atau nunggu anak kita menjadi terrible two, atau menunggu mereka masuk sekolah, naiksir lawan jenis hingga menjadi anak remaja yang keras kepala. Karena faktanya, drama mungkin saja dimulai sejak 24 jam pertama kita menghabiskan waktu bersama si kecil. Apakah semua drama itu membuat sedih? Sudah tentu nggak. Lha kalau punya anak belum apa-apa udah sedih mulu, ya susah ugak ya, ahahaha.
Jadi seperti apa pengalaman saya menghabiskan waktu selama 24 jam pertama sebagai ibu, saat baru melahirkan si kakak?
1. Pertama kali melihat si kakak, bukan rasa haru hingga menangis bahagia yang saya rasakan. Pertama kali yang ada di otak saya “Haaaaaaah, kok kepala anak saya bentuknya panjaaaang banget??” Kemudian shock. Untung dokter anaknya paham melihat ekspresi wajah saya yang melongo. Oh ternyataaaa, itu karena kepala anak saya harus dijepit alat untuk menariknya keluar, karena posisinya dia waktu itu mandek kejepit di tengah jalan lahir, sedangkan waktu itu saya akhirnya harus sesar. Fiuuuh, jadi tenang lagi waktu dokter bilang bentuk kepalanya akan kembali normal.
2. Senang saat si kecil mau mengisap ASI dengan lahap dan semangaaaaat banget menyusui.
3. Kangen ketika si kecil dibawa ke ruang bayi untuk tidur, bawaannya ingin cepat-cepat melihatnya. FYI, di tahun 2008 saat melahirkan si kakak, aturan tentang ASI ekslusif, IMD hingga rawat gabung belum digalakkan sama sekali. Bahkan saat pulang ke rumah, kami mendapat bekal susu formula dari rumah sakit *__*.
4. Cranky karena si kecil sering BAK dan BAB dan membuat saya harus bolak balik mengganti popok kainnya padahal bekas sesar masih nyut-nyutan.
5. Panik saat melihat BAB si kecil warnanya ijo gelaaaaap. Lha, mana saya tahu kalau ternyata di awal-awal bayi BAB memang warna pup-nya seperti itu. Wong zaman itu belum banyak informasi tentang bayi berseliweran., dan dokter pun masih kurang komunikatif.
6. Bahagiaaaaa banget setelah memasuki jam ke sekian ketika melihat si kecil lagi tidur dan tersenyum. Ini baru saya ngerasain terharu menjadi ibu.
7. Khawatir saat si kecil berada terpisah dari saya. Duh kalau pas dia nangis terus susternya lagi sibuk semua gimana? Duh kalau ternyata dia sakit gimana? Dan beribu-ribu duh duh lainnya. Khawatir juga saat dia bersama saya kok kayaknya nyusunya nggak semangat. Jangan-jangan kurang nih asupan ASI-nya. Intinya mah penuh kekhawatiranlah menjadi orangtua itu :D.
8. Lelah luar biasa…. Nah ini emang nggak jelas deh perasaan ibu baru. Kalau dipisah sedih dan kangen, begitu dirawat gabung (waktu zaman adiknya) merasa capek *__*. Antara baru memulihkan diri pasca sesar, harus menyusui yang nggak selalu lancar dan malam-malam pun begadang ngurusin bayi.
Nah itu dia deh yang saya rasain dalam 24 jam pertama menjadi orangtua. Ya ada lelah, khawatir, bahagia, panik, cranky, kangen, senang, sampai heran. Ahahahaha. Seru kan! Menjadi orangtua, will it be easy? NOPE! Worth it? ABSOLUTELY.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS