banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Traveling With Terrible Two

author

sazqueen15 Apr 2014

Traveling With Terrible Two

"Saz, ribet nggak jalan-jalan sama anak umur dua tahun? Anakku umurnya sama, lagi suka banget ngelakuin apa yang dilarang sama aku"

Itu adalah komentar yang ditinggal pada salah satu foto ketika kami berlibur di akun Instagram. Jadi gimana? Ribet nggak?

Hmm, kalau boleh jujur, saya sebetulnya tidak merasakan kerepotan yang berarti, bukan bermaksud sombong, ya. Tapi mungkin rasa repot ini bisa tidak terasa karena kami tidak ambisius dan rileks ketika jalan-jalan bersama. Mudahnya begini, deh, kalau Menik menolak makan, ya sudah tidak akan saya paksa, karena saya percaya jika perutnya lapar maka si anak akan memberitahu. Daripada stres seharian bareng-bareng, yang satu mikirin cara nolak makan, dan yang satu mikirin gimana caranya masukin makanan, mendingan percaya sama keputusan masing-masing kemudian enjoy jalan-jalannya. Jadi gimana rasanya jalan-jalan di negeri orang bersama balita yang biasa dikasih label 'terrible two'? Menyenangkan! Ini yang kami lakukan:

  • Santai. Ingat, berbeda dengan jalan-jalan saat masih single atau hanya bersama pasangan, jalan bersama anak-anak tentunya harus santai. Boleh bikin itinerary tapi jangan jadi kesal ketika 50% dari list yang sudah disusun tidak dapat tercapai.
  • Mengirim sugesti positif. Ceritakan soal tempat yang akan dikunjungi, ada alat transportasi apa saja yang bisa dinaiki, apa saja keuntungan yang akan anak dapatkan, dan berbagai hal menyenangkan yang bisa terjadi saat liburan. Sejak membeli tiket, saya langsung cerita sama Menik, kalau ia akan naik pesawat, naik kereta, bis tingkat, kapal ferry, bisa main ke rumah Mickey, dan bisa main sama Ayah setiap hari selama liburan karena Ayah tidak akan pergi kerja, bisa makan es krim yang mungkin rasanya berbeda, bisa lihat mainan, dan lain sebagainya.
  • Tetap jalankan aturan yang biasa dijalani. Misalnya saya selalu memberitahu akan ke mana hari ini, dan Menik bisa melakukan apa saja. Kemudian apa aturan mainnya, dan jika Menik melanggar aturan, maka kami akan pulang. Terdengar ribet, apalagi kalau tempat wisatanya jauh dari hotel. Well, selama perjalanan tujuh hari, Menik hanya sekali tantrum dan melanggar kesepakatan hari itu. Saat itu kami sedang berpindah pulau ke Macau, dan tidak mungkin langsung pulang. Saya hanya keluar dari tempat kami berada dan masuk ke sebuah nursing room. Menik saya biarkan menangis, kemudian seperti biasa, anaknya minta maaf dan minta nyusu. Saya susui sebentar dan tidur. Saya tahu pasti si Menik tantrum karena mengantuk, dan karena kami tertinggal Ferry yang tadinya dijadwalkan maka otomatis jadwal Menik bermain pun mundur dan anaknya sudah mengantuk karena masuk ke waktu tidur siangnya. Karena insiden ini, kami tidak jadi mengeksplor lebih jauh tempat tersebut karena kami harus pindah tempat, agar ketika Menik terbangun, ia sadar karena tadi marah-marah, Meniknya tidak jadi main.
  • Itu saja sebetulnya yang kami lakukan selama liburan kemarin. Anaknya memang sedang berada di fase senang ngetes kesabaran orangtuanya dengan cara mencoba melanggar apa yang dilarang atau melakukan hal yang sebetulnya sudah diketahui bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan. Tidak banyak yang bisa dibagi karena memang tidak banyak aturan. Seperti yang sudah ditulis diatas, satu-satunya aturan kunci dalam bepergian bersama si balita adalah SANTAI.

    Kalau terlalu kaku dengan berbagai aturan, dan juga terlalu pusing dengan hal-hal tidak terduga yang terjadi selama liburan, bukannya rileks malah nambah kerutan, dong? Jangan dirasa kesal juga misalnya saat sedang berada di spot foto yang oke, tapi tidak bisa bergaya maksimal karena si anak sedang tidur dalam gendongan dan tidak mau diletakkan di stroller. Toh foto tetap bisa dilakukan dan justru akan menambah cerita saat nanti Menik mungkin sudah berumur 17 tahun dan kami sedang -melihat foto tersebut bersama-sama.

    Kembali ke pertanyaan awal : jadi ribet nggak pergi sama si terrible two? Tidak, dong! Santai, jangan ada hal yang dibawa susah, nikmati semua hal yang terjadi. Okay?

    Enjoy your holiday, Mommies!

    Share Article

    author

    sazqueen

    a mother of one who study Anthropology by choice! Hello motherhood.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan