Ternyata banyak keuntungan jika kita traveling bersama si kecil di tahun-tahun pertamanya. Mau tahu apa saja?
Bicara soal bepergian jauh bersama si kecil, baru saya lakukan ketika usia Jordy menginjak satu tahun tujuh bulan. Waktu saya hanya dengan Jordy, pergi ke Oman, sebuah negara di Timur Tengah. Salah satu pertimbangan saya waktu itu, karena usia Jordy belum dikenakan tarif tiket pesawat secara penuh. Berikutnya, tentu pengalaman berharga untuk Jordy. Walau belum bisa dipastikan apakah nantinya ketika besar, dia akan ingat semua momen yang terjadi di Oman.
Baca juga: Kiat Liburan Berdua Bersama Batita
Sekian lama berlalu, saya baru tersadar, kenapa, ya, hal tersebut nggak saya dan pasangan lakukan sebelum Jordy menginjak satu tahun? Karena akan ada banyak sekali keuntungan untuk kebaikan pertumbuhan anak.
Poin ini merujuk pada aktivitas anak di bawah satu tahun yang belum bisa berjalan dengan lancar. Dari segi ruang gerak mommies dan pasangan juga pasti akan lebih mudah. Berbekal gendongan yang kini sudah sangat banyak jenisnya, atau stroller dengan aneka model yang travelling friendly, mommies dan si keci bisa liburan dengan nyaman.
Dalam proses travelling, tanpa membawa helper, pasti akan membutuhkan kerja sama yang solid antara ayah dan ibu. Namanya juga “parenting,” ya, kan. Ya harus berdua, dong, mengurus segala keperluan si kecil. Nah, kalau biasanya, sehari-hari ayah masih takut mengurus si baby, saat terkondisikan berlibur bersama, hal ini bisa terus menerus diasah. Nggak penting berapa hari sang ayah hands on sama si kecil, yang terpenting kualitas waktu ayah bersama baby.
“Bepergian dengan bayi, berarti harus siap dengan sepaket peralatan perangnya.” Kalau hal ini dituruti, ya, bisa jadi mommies akan berangkat dengan koper yang terlalu banyak. Pada akhirnya, situasi mengajarkan kita untuk pandai-pandai menyortir barang apa saja yang tidak kita butuhkan. Karena makin sederhana barang bawaan mommies, akan memudahkan proses perjalanan travelling.
Nah ini, yang kabar paling membahagiakan. Peraturan semua maskapai penerbangan, tidak memberlakukan harga tiket untuk anak di bawah dua tahun. Jadi, mari lebih rajin berburu tiket murah, bagi mommies yang masih hamil. Supaya nanti, pas si kecil sudah lahir, langsung buat pasport, jadi bisa travelling ke luar negeri atau dalam negeri.
Baca juga: 5 Kiat Membuat Paspor untuk si Kecil
Biasanya tantrum akan dimulai saat anak berusia dua tahun. Kebayang, kan, misalnya di dalam moda transportasi tertentu, misalnya pesawat, si kecil ngamuk karena tantrum. Dan durasi penerbangan masih lama. Lain hal kalau yang menangis masih bayi kecil, biasanya penumpang lain masih bisa memaklumi. Pengalaman saya mengurus Jordy saat di bawah satu tahun, masih berkisar menangis karena haus atau lapar mau menyusu dan makan, ngantuk, ada yang tidak nyaman dengan tubuhnya atau bosan ingin main. Belum ada keinginan yang lebih luas atau terlalu spesifik. Hal ini terjadi ketika saya pergi ke Oman, waktu Jordy satu tahun tujuh bulan, seperti yang sempat saya singgung di atas. Jordy sempat tanya, “Bunda, ayah dimana?” dan “Nda, mau lihat brem...brem... (sebutan untuk mobil dari Jordy saat itu). Hadeuh rasanya, jantung mau copot, nggak, tuh. Ditanya keberadaan ayahnya yang lagi ribuan KM jauhnya, apalagi mau lihat mobil yang udah jelas-jelas ada di daratan, sementara saya lagi ada di angkasa *___*
Baca juga: Agar Treveling Sukses!
Pendengaran bayi sudah berfungsi sejak dia berusia 25 minggu di dalam kandungan. Maka ketika si kecil terlahir dan sengaja dipaparkan dengan lingkungan sekitar, yang kaya dengan perbendaharan kata, akan menguntungkan si kecil. Ia akan merekam, dan merespond sesuai dengan perkembangan saat itu.
Ada yang sudah sering travelling dengan si kecil yang berusia di bawah satu tahun, mau dong, tolong share pengalamannya di kolom comment :)
Baca juga: Money Talks: Utak-Atik Bujet Liburan