'Dibajak' perusaahan lain, dengan penawaran kenaikan jabatan, plus gaji yang lebih besar, kok, sangat menggiurkan ya?
Siapa di antara mommies yang pernah ‘dibajak‘ atau malah saat ini sedang menimbang plus minus penawaran yang datang dari perusaan lain? Hari gini, sepertinya sudah sangat lumrah ya, kalau ada perusahaan lain yang ‘melempar bola’ lebih dulu dengan penawaran yang menggiurkan untuk calon karyawannya.
Biasanya, sih, 'bajak membajak' di dunia seperti ini memang dilakukan untuk mereka yang level jabatannya sudah cukup oke. Dan yang pasti, tentu saja nggak akan terlepas dari pengalaman, performa dan keberhasilan yang sudah berhasil dicetak.
Setidaknya, hal ini bisa saya lihat dan pelajari lewat kakak pertama saya, yang saya panggil dengan sebutan teteh. Beberapa kali, teteh saya ini memang 'dibajak' oleh perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia. Nggak heran, sih, bisa dibilang otak teteh saya ini memang tokcer, hehehee. Selain itu, setahu saya, orang yang berkarier di bidang aktuaria, seperti yang digeluti teteh saya ini juga masih belum banyak. Jadi memang peluang 'dibajak' cukup besar.
Ketika masih kuliah, saya sempat komentar ke teteh saya, “Enak banget, sih, ketika orang-orang susah cari kerja, tawaran pekerjaan malah terus datang ke teteh”. Ketika itu sambil senyum, teteh saya ini jawab, “Ya, nggak segampang itu kok. Ketika dapat penawaran kerja dari perusahaan lain, juga jangan mudah tergiur. Perlu dipertimbangkan juga”.
Bukan hanya persoalan gaji
Nggak usah bohong, deh, sebagai karyawan khususnya selain butuh wadaj untuk mengaktualisasikan diri, persoalan gaji tentu saja jadi faktor yang nggak kalah penting. Iya, dong? Nah, nggak mungkin kan kita bakal tergiur dengan penawaran kerja di perusahaan lain kalau gajinya nggak lebih besar? Tapi menurut teteh saya dan beberapa teman yang pernah ‘dibajak’, pindah kerjaan nggak cuma semata-mata kerana gaji yang besar saja, kok. Latar belakang perusahaan dan siapa otang yang menawarkan pekerjaan, struktur organisasi dan manjeman perusahaan yang membajak kita juga perlu diperhatikan lebih dulu. Jangan-jangan kredibilitasnya masih diragukan.
Jangan beper
Nggak sedikit, nih, orang yang mendapatkan penawaran kerja yang terlihat menggiurkan langsung ‘dilahap’. Apalagi kalau sudah merasa nggak nyaman atau merasa ada konflik dengan teman kantor. Ibaratnya, seperti menemukan tempat pelarian di waktu yang tepat. Tapi tunggu, deh. Persoalan resign dan pindah kerja, kalau menurut saya sih nggak semudah itu, ya. Maksudnya jangan gegabah dan terlalu cepat mengambil keputusan. Seperti yang sudah saya sempat singgung, ada baiknya memerhatikan beberapa hal selain masalah gaji.
Kompromi boleh, asal jangan berlebihan
Begini lho…. maksud saya, ketika memang ada perusahaan yang mau membajak kita, nggak ada salahnya kok untuk memilih tidak terlalu banyak melakukan kompromi. Ya, namanya juga sebagai pihak yang ‘dibajak’, wajar saja dong kalau 'pasang harga tinggi'? Termasuk soal standar gaji, tunjangan dan fasilitas yang akan didapatkan. Kalau kata Dona Dezube, dalam artikel 10 Questions to Ask When Negotiating Salary, Monster Finance Careers Expert, kalau kita terlalu banyak berkompromi, hasilnya akan tertebak, yaitu akan mendapatkan sedikit uang.
Jangan lupa meninggalkan catatan positif
Setelah semua jelas, perusahaan yang membajak memang oke, gaji, tunjangan serta fasilitas jauh lebih baik, termasuk adanya kenaikan jenjang karier, mau tunggu apa lagi? Nggak ada salahnya, kok, untuk membuat sejarah baru dalam perjalanan karier. Tapi yang perlu diingat, jangan sampai lupa untuk melakukan proses resign sesuai peraturan. Jangan lupa untuk melakukan cara yang tepat untuk keluar tanpa menodai keprofesionalisme. Selain wajib produktif sampai hari terakhir kerja, jangan sampai keluar tanpa meninggalkan catatan yang positif. Melenggang pergi begitu saja tanpa pamit, kok, rasanya nggak bagus juga, ya? Saat hari terakhir, nggak ada salahnya untuk melakukan perpisahan kecil-kecilan dengan teman sekantor. Momen ini bisa dimanfaatkan untuk mengutarakan kesan dan apresiasi yang sudah diberikan oleh perusahaan, ataupun teman-teman sekantor.