Merasa bersalah ketika orangtua murid di WAG sekolah bagi-bagi broadcast message tentang anak yang jadi anti sosial gara-gara diizinkan main gadget sama orangtuanya? Saya, sih, NGGAK!
Suka merasa terintimidasi ketika psikolog berbagi info tentang pengaruh negatif gadget terhadap anak di wall facebooknya? Merasa bersalah ketika orangtua murid sesama member grup whatsapp sekolah bagi-bagi broadcast message tentang anak yang jadi anti sosial gara-gara diizinkan main gadget sama orangtuanya? Saya, sih, NGGAK!
Saya percaya, apa pun itu, asal nggak berlebihan pasti ada manfaatnya. Nggak terkecuali gadget. Di rumah, gadget yang diperuntukkan bagi anak saya cuma ada satu. Ipod. Berfungsi buat mereka main game, mendengarkan musik lewat aplikasi itunes, atau nonton youtube.
Baca juga : Aturan Terbaru Screen Time untuk Anak
Berhubung di rumah juga sudah smart tv, kadang-kadang mereka juga nonton youtube di televisi tersebut. Untuk anak saya yang sudah di sekolah dasar, terkadang saya izinkan ia menggunakan laptop supaya bisa membantunya mengerjakan tugas sekolah.
Nggak perlu takut, mommies, selama batasan-batasan memberikan gadget pada anak dipenuhi, saya rasa membiarkan mereka berinteraksi dengan gadget nggak ada jeleknya, kok.
Stimulasi Tumbuh Kembang
Beberapa aplikasi edukasi pada tablet atau gadget bisa membantu menstimulasi proses perkembangan indera dan imajinasi, lho, moms. Bahkan bisa membantu mengoptimalkan kemampuan mendengar, mempelajari bunyi (benda, binatang, dan lain-lain), serta mengembangkan kemampuan berbahasa saat diperkenalkan pada balita-balita usia dini.
Mengembangkan Kemampuan Kognitif
Ada yang suka gemas (ingin marah tapi nggak boleh marah) saat mengajarkan matematika pada anak-anak usia sekolah? Well, beberapa pengembang aplikasi memiliki games edukatif yang bisa bantu anak belajar matematika dengan fun. Selain pembelajaran kognitif, games edukatif tersebut juga bisa membantu anak mengembangkan kemampuan analisisnya, yang ujungnya bikin anak mampu membangun pemikiran inovatif. Iya, memang ada permainan lain selain gadget yang bisa begitu. Tapi nggak ada salahnya juga, lho, menjadikan aplikasi-aplikasi tersebut sebagai bagian dari pembelajaran.
Bantu Belajar
Anak saya yang pertama dan sudah duduk di kelas 3 sekolah dasar, mulai memiliki banyak pertanyaan mengenai sejuta hal, yang saya sendiri nggak banyak nggak tahu jawabannya. Apa lagi bila hal tersebut ia dapatkan di sekolah baik dari guru, maupun teman-temannya. ‘Sesederhana’ dari mana datangnya hujan, hingga seperti apa bentuk batu bara. Terus terang, saya nggak pernah lihat, tuh, bentuk batu bara. Dengan menonton youtube, dia jadi tahu bagaimana bentuknya, bahkan ia bisa eksplor lebih dari itu. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang nggak bisa saya jawab, terjawab oleh youtube. Ingat bagaimana dulu kita berjuang beli koran atau majalah buat kliping? Sekarang sudah ada teknologi yang memudahkan, kenapa nggak digunakan dengan baik?
Tahu Batasannya
Seperti yang sudah saya kemukakan di atas, apapun itu, jika dilakukan berlebihan tentu banyak mudaratnya. Terlalu lama menatap layar, bisa bikin mata iritasi. Terlalu banyak menghabiskan waktu di depan gadget, justru malah mengganggu konsentrasi. Terlalu sering bermain game, membuat anak jadi malas bergerak dan memicu obesitas.
Baca juga : 5 Tips Aman Anak Bermain Gadget
Buat saya, ketika memilih aplikasi atau game untuk anak, tentu saya lihat dulu rating, game developer, hingga mencoba langsung sebelum saya memberikannya pada mereka. Oya, yang utama juga, jangan pernah memasang televisi, komputer, atau membiarkan anak bermain gadget di dalam kamar mereka.