Konten video pornografi dengan tokoh kartun Frozen belum lama ini sempat membuat geger. Apa yang bisa dipelajari lewat kasus ini?
Belum lama ini, salah satu grup WhatsApp saya ramai dengan pemberitaan soal konten video porno dengan tokoh-tokoh kartun film Frozen. Bisa kebayang, ya, bagaimana ramainya grup yang isinya Ibu-ibu ini silih berganti komentar dan mengemukakan rasa kekhawatirannya.
"Aaah... Serem banget, sekarang pornografi ditampilkan di dalam cerita kartun begitu. Pasti banyak orangtua yang nggak ngeh dan nyangka, ya."
"Eh, selain kartun Frozen, banyak kok karakter kartun lain yang muatannya pornografi seperti itu."
Iya, bentuk pornografi memang sudah bisa didapatkan lewat beragam media. Nggak cuma lewat tontonan video di youtube saja, sih. Beberapa waktu lalu juga sempat ramai kan soal buku cerita atau komik yang disisipi pornografi seperti ini? Masih ingat, dong, dengan pemberitaannya?
Waktu berita soal konten pornografi di buku komik mencuat, saya memang masih bisa tenang karena saya tahu persis bacaan apa saja yang 'ditelan' oleh anak saya, Bumi. Lah wong, bacaan komik anak saya memang nggak jauh-jauh dari komik 'Why', jadi saya tahu kalau buku tersebut aman.
Bagaimana dengan konten pornografi di youtube? Nah, kalau ini saya memang lebih was-was, karena anak saya sudah paham bagaimana mencari video yang ia ingin tonton di youtube. Ngeri juga kalau suatu waktu tanpa sengaja Bumi melihat konten pornografi, contohnya, ya, seperti konten video Frozen ini.
Lalu bagaimana? Jadi harus mensterilkan Bumi supaya nggak melihat youtube? Mau menyalahkan, kesal hingga memberikan sumpah serapah pada orang yang membuat rasanya juga percuma. Karena menurut saya yang perlu dilakukan justru memberi pagar, upaya semaksimal mungkin agar anak kita tidak sampai mereka mengakses konten yang memang belum pantas dilihat anak-anak. Jangankan anak-anak, tontonan pornografi juga memberikan efek buruk orang dewasa, kok.
Dari pada parno sendiri, termasuk menyalahkan orang lain, menurut saya, sih, hal pertama yang perlu dilakukan untuk mencegah anak terpapar konten pornografi adalah dengan memberikan batasan penggunaan internet dan memaksimalkan pengawasan.
Penggunaan internet harus dibatasi, misalnya anak hanya bisa mengakses Internet di waktu-waktu tertentu saja, boleh melihat youtube ketika ada dampingan orangtua. Suara pun harus dengan volume yang besar.
Kalau saya, sih, sampai sekarang hanya membolehkan anak saya nonton youtube saat akhir pekan saja. Itu pun hanya 15 menit setiap pagi, siang dan malam. Dan selama nonton jaraknya tentu nggak boleh jauh dari saya, hehehe. Banyak banget, ya, aturannya? Biarlah, yang penting saya bisa yakin, yang ditonton nggak jauh-jauh dari film Lego, atau kartun favoritnya.
Sepengetahuan saya, sebenarnya YouTube juga sudah konsen, kok, dengan masalah ini. Jadi bisa meminimalisir pengguna pemula atau anak-anak untuk tidak melihat video adegan dewasa atau pornografi dengan adanya filter konten video pornografi.
Kita bisa langsung mengaktifkan mode keamanan yang ada pada bagian paling bawah di situs YouTube. Caranya?
1. Buka youtube.com
2. Pilih tiga titik di pojok kanan atas
3. Pilih setting/setelan, lalu pilih umum/general,
4. Pilih restricted mode/mode terbatas
5. Youtube akan memblokir video-video porno.
Kalau Mommies yang lain, punya cara lain nggak untuk mencegah anak melihat konten pornografi? Share, dong!