Ditulis oleh: Lariza Puteri
Memulai hidup sehat bisa diawali dari mengganti makanan ‘surga’ ini dengan yang lebih sehat.
Bagi saya, makanan itu salah satu terapi saat sedang dirundung kesedihan, stres, atau kecewa. Pokoknya kalau sudah berhubungan dengan suasana hati yang buruk, maka saya pun melampiaskannya lewat makanan. Nggak cuma kalau sedang badmood, sih, lagi senang juga makan, hahaha. Belum lagi kalau saat jam kantor, deadline menggila dan saya nggak punya waktu untuk pilih-pilih jenis makan siang yang sehat.
Akibat dari aksi bela hati inilah, hasil tes medical check up saya belum lama ini memberikan alarm kuat berupa nilai LDL (salah satu jenis kolesterol jahat) yang cukup tinggi. Ini artinyaaaaa, saya harus mulai menerapkan gaya hidup sehat yang sering didengung-dengungkan para ahli kesehatan. Dan langkah pertama yang saya lakukan adalah mengganti beberapa makanan yang kurang sehat ini dengan yang lebih sehat.
1. Mengganti daging sapi dengan ikan
Tidak, tidak, saya tidak menghilangkan sama sekali daging sapi dalam menu harian saya. Hanya saja, mulai sekarang saya mengurangi konsumsi daging sapi dan menggantinya dengan ikan. Bila sebelumnya, saya mengonsumsi daging 4-5 kali, maka sekarang saya menguranginya menjadi 2-3 kali per minggu. Daging sapi mengandung lemak jenuh yang sangat mungkin meningkatkan kadar kolesterol. Sebaliknya, ikan justru rendah lemak namun kaya protein dan asam lemak omega 3. Satu hal yang kemudian saya pelajari, bahwa tak hanya ikan salmon, lele dan mujair saja yang enak dikonsumsi. Ikan baronang, dan ikan belanak ternyata cukup enak juga dikonsumsi.
2. Mengganti mentega atau margarin dengan minyak canola
Dulu saya terbiasa menambahkan satu sendok margarin ke dalam minyak untuk menumis atau menggoreng telur. Ternyata, margarin menyumbang lemak jenuh yang cukup banyak. Jadi, minyak canola menjadi pilihan pengganti saya. Dan hasilnya, masakan tetap lezat dan lebih sehat. Minyak canola merupakan salah satu sumber lemak tak jenuh. Dengan mengganti satu sendok makan mentega dengan minyak canola, saya menghemat lebih dari enam gram lemak jenuh, 90 mg sodium, dan 30 mg kolesterol.
3. Mengganti gula dengan sari buah asli
Belum lama ini saya menjadi lebih sering membuat jus buah atau sayur. Alih-alih menambahkan gula ke dalam jus buah, saya justru menambahkan buah lain yang sudah memiliki rasa manis seperti jeruk atau semangka ke dalam jus buah. Tentu saja mencampur buah atau sayurnya tidak sembarangan, ya. Dengan memanfaatkan rasa alami dari buah, saya pun berhasil mengurangi konsumsi gula tambahan. Rasa manis alami dari buah atau sayur juga tak kalah dari gula pasir, lho!
Baca juga: Cara Mudah Berpisah dengan Gula
4. Mengganti paha ayam dengan dada ayam
Sebagai penggemar ayam goreng, saya tahu persis bahwa paha ayam (dengan kulitnya yang garing) adalah pilihan utama saat ditanya ingin makan ayam bagian apa. Setuju, tidak? Nyatanya, paha ayam mengandung lemak yang lebih tinggi dari pada ayam bagian dada. Nggak percaya? Coba rasakan, paha ayam selalu lebih gurih dan lezat daripada dada ayam yang lebih hambar. Ini karena kandungan lemak pada paha ayam jauh lebih banyak dibandingkan dada ayam. Selain itu, menghilangkan kulit akan memangkas asupan kolesterol dan lemak jahat lainnya yang banyak terdapat di dalam kulit ayam.
5. Mengganti kentang goreng dengan ubi panggang
Menu kentang goreng selalu berpasangan mesra dengan makanan cepat saji. Klop, sih, hanya saja mengonsumsi 1 mangkuk kentang goreng ternyata sama dengan mengonsumsi nasi 1,5 porsi. Belum ditambah dengan minyak. Jadi, akan lebih baik jika saya memilih ubi panggang. Bila diperhatikan, penjual ubi panggang juga sama banyaknya dengan kentang goreng. :D
Selain mengganti beberapa jenis makanan, resolusi hidup sehat juga saya barengi dengan pengolahan makanan. Kini saya lebih sering mengukus sayuran untuk dijadikan camilan. Semakin sering saya mengonsumsi makanan sehat ini, ternyata untuk memilih makanan yang lebih sehat lainnya menjadi lebih mudah.