Waspadai infeksi bakteri leptospirosis yang berasal dari urine binatang. Risiko terburuk bisa menyebabkan perdarahan spontan, sesak napas hingga batuk berdarah.
Menjadi seorang ibu ternyata mesti punya banyak pengetahuan dan tahu tentang segala hal, termasuk urusan bakteri leptospirosis. Leptospirosis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospirosis. Bakteri ini menyebar melalui urine hewan atau darah hewan yang terinfeksi. Umumnya, bakteri leptospirosis ini marak terjadi di musim hujan pada negara tropis seperti di Indonesia.
Bakteri leptospirosis ditularkan lewat media air, tanah, dan lumpur yang terkontaminasi oleh urine binatang seperti pada tikus. Bisa juga yang berasal dari gigitan binatang, seperti tikus, babi, anjing dan sapi yang kabarnya juga bisa menularkan bakteri leptospirosis. Apalagi pada musim hujan, banyak sekali genangan air di sekitar kita.
Dan entah apa saja yang sudah terkandung di dalam genangan tersebut. Cara masuk bakteri ini bisa dari kulit yang terluka, atau selaput lendir pada mata, hidung, bibir dan mulut.
Adapun gejalanya berupa:
Masa inkubasi bakteri ini adalah 7-14 hari, umumnya selama 10 hari. Sebetulnya gejala di atas ada kemungkinan menghilang dalam 5-7 hari. Namun, harus tetap waspada karena 10% dari pasien bisa mengalami keadaan yang lebih buruk.
Seseorang yang terinfeksi bakteri leptospirosis dan keadaannya memburuk berpotensi terkena penyakit “Weil”. Umumnya terjadi dalam 1-3 hari setelah gejala ringan di atas muncul. Gejala “Weil” akan timbul dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Pada keadaan yang lebih berat, infeksi bisa menyebar sampai ke otak dan berujung meningitis (peradangan selaput otak) dan ensefalitis (peradangan otak), ditandai kaku kuduk, nyeri kepala, muntah, sampai kejang-kejang.
Berhubung leptospirosis disebabkan oleh bakteri, maka jika sudah terinfeksi dibutuhkan pengobatan dengan antibiotik selama kurang lebih 5-7 hari dengan tetap mengamati respon penyakit. Intinya, antibiotik harus dihabiskan. Hindari berhenti mengonsumsi antibiotik, saat gejala membaik, ini akan menyebabkan bakteri yang belum terbunuh dapat kembali menginfeksi tubuh. Semua pengobatan ini tentu saja harus sesuai dengan pengawasan dari dokter.
Membasmi sumber penyakit tentu harus dari sumbernya dan harus sampai ke akar-akarnya agar penyakitnya tuntas dan tidak meninggalkan bakteri sisa yang sewaktu-waktu bisa meradang atau muncul kembali.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjangkit bakteri leptospirosis.
BACA JUGA:
Kiat Menjaga Kesehatan Selama Musim Hujan
10 Tips Usir Kecoa dan Tikus yang Sering Muncul di Musim Hujan