Ayang Cempaka, member Female Daily Network kelahiran Pamekasan 32 tahun yang lalu ini, berhasil menjadikan hobinya sebagai ladang penghasilan. Simak kiat-kiat Ayang, menjalankan perannya mompreneur di sela-sela kesibukannya sebagai ibu dari 2 anak.
Adalah Ayang Cempaka (32), ibu dari Mimi (5) dan Mimo (4 bulan), yang berhasil menjadikan hobinya sebagai mata pencaharian. Ayang juga merupakan anggota forum Female Daily Network yang lumayan lama, dari 2008. Ayang, adalah satu dari sekian banyak member FDN, yang membuktikan kalau perempuan itu mampu berkarya dan menjadikan passion-nya sebagai bekal mencari rezeki.
Simak obrolan saya dengan penyuka bakso, rujak, dan pecel lele ini, seputar bisnis ilustrasinya yang ia beri nama “Ayang Cempaka” dan suka duka menjalankan dunia parenting, di sela-sela menyelesaikan deadline usahanya.
Mbak tolong ceritakan dong, bagaimana awal mula kamu menjadikan hobi dan bakat kamu ini menjadi bisnis?
Hobby gone crazy yang ini sebenarnya bukan yang pertama kalinya sih. Dulu tahun 2007 setelah lulus kuliah, bikin-bikin tas sulam aplikasi yang dikasih nama Cocomomo. Pindah ke Dubai awal 2010, nyari kegiatan dan mulai gambar lagi. Punya iphone, mulai kenal instagram, nyoba bikin notebook pakai gambar sendiri, keterusan sampai sekarang.
Bagaimana awalnya kamu bisa menjadi ilustrator? Dari yang saya baca, kamu lulusan arsitektur ya, mbak? Boleh tau Universitas apa?
Iya betul, saya kuliah di Universitas Islam Indonesia jurusan arsitektur angkatan 2001. Awalnya jadi ilustrator karena saya memang hobi menggambar sejak kecil. Kebetulan punya ibu & eyang yang memang pelukis, dan akses untuk eksplorasi seni tak terbatas.
Apa asyiknya jadi ilustrator, mbak?
Sebenarnya saya nggak melulu di ilustrasi sih. Basic-nya saya ini suka desain produk, mulai tas, stationery, embroidery sampai interior. Saya suka kulit, ya saya bikin tas kulit, belajar sendiri dari awal, nyari bahan, nyari tukang, bikin pola, dan lain-lain sampai ketemu. Saya suka sulam, saya bikin bookclutch yang semua aplikasinya sulam tangan. Kebetulan saya suka gambar, kayaknya lucu kalau gambarnya jadi scarf, jadi poster, jadi buku. Saya suka interior, dan baru-baru saja saya dan adikku, Asa, kami sama2 lulusan arsitektur, bikin label sa/si/sae untuk bikin dan jual keranjang-keranjang yang kami buat. Orang bilang sih saya BM alias Buanyaaaakkk Mau. Saya suka eksplorasi.
Oh iya, apa tantangan menjadi mompreneur, nih, mbak? Di antara kesibukan kamu, sebagai ibu dari dua anak.
Tantangannya ya kerjaan nggak bisa dikerjain seambisius dan selancar waktu belum punya anak. Kalau maksa mau ngerjain malem setelah anak-anak tidur, badannya juga ternyata udah capek dan matanya udah nggak bisa melek, hahahaha. Padahal dulu kalau kerja bisa dari pagi sampai ke pagi lagi. Di dalam otak sih kepinginnya lari tapi yaudah nggak bisa lagi. Sudah beda prioritas.
Boleh bagi kiat-kiatnya, dong, mbak. Menjalankan peran sebagai mompreneur, supaya masih seimbang antara karier dan urus keluarga.
Learn to delegate. Sekarang apa2 nggak bisa dan emang nggak boleh dikerjain sendirian. Sekarang saya punya asisten buat ngurus grafis, ya meskipun urusan gambar masih tetap harus saya yang mengerjakan.
Salah satu karya Ayang, di situsnya www.ayangcempaka.com, yang ia jadikan motif scarf. Gemas!
Dari tahun berapa jadi member forum FDN?
Kalau nggak salah angkatan 2008 deh. Jaman dulu sih saya masih aktif ikut thread ini itu, terutama market plaza, hahahahaha
Mau dong mbak, masukan, saran atau kritiknya untuk forum FDN...
FDN udah jauuuuuhhhhhh improved dari FDN zaman saya dulu masih suka nongkrong, which is good! Masukannya semoga lebih sering ngadain acara di daerah-daerah lain juga kali ya.
Sebagai ibu dari dua anak, kamu itu tipikal ibu yang seperti apa?
Ibu santai nggak santai. Hahahaha
Dukungan konkret dari pasangan akan bisnis kamu sekarang, seperti apa?
Wah he’s my core. He is very very supportive. Dia nggak ikut-ikutan persoalan internal pekerjaanku sih, tapi kalau dimintai buat bantuin babysit anak karena saya harus menyelesaikan deadline, atau bantuin angkut-anglut barang buat bazaar, mulai pasang, jaga, sampai bongkar, he will be there. Mungkin kalau saya nggak sama dia nggak bakalan Ayang cempaka kayak Ayang Cempaka yang sekarang.
Mbak dan pasangan, kelak ingin dikenang sebagai orangtua yang seperti apa?
Moderat, liberal dan demokratis, yang seru, penyayang dan baik hati!
Kekhawatiran terbesar mbak dan pasangan sebagai orangtua, dalam membesarkan anak?
Membesarkan anak-anak di situasi dunia yg radikalisme, fanatisme, intoleran terhadap perbedaan akhir-akhir ini makin banyak bermunculan. Dan perasaan nggak aman. Mudah-mudahan dunia ini membaik ya, supaya kita bisa membesarkan anak-anak di lingkungan yang nyaman.
Sukses Mbak Ayang, untuk bisnisnya dan semoga FDN bisa bikin acara di luar kota, ya :)