Dari pada anak punya pemahaman atau persepsi yang salah mengenai PMS atau 'si tamu bulanan', bagaimana kalau kita menjelaskannya? Langkah ini merupakan bagian dari pendidikan seks juga, lho!
"Ibu, kok, berdarah seperti itu? Ibu lagi sakit? Ibu kenapa?"
Suatu ketika, anak saya Bumi pernah melontarkan kalimat seperti ini ke saya. Tepatnya kapan, saya pun sudah rada lupa, yang jelas waktu Bumi belum berusia 6 tahun. Pertanyaan itu ditanyakan memang ketika kami baru saja bangun tidur, dan ternyata ada bercak darah dicelana saya. Terus terang saja, waktu itu saya sedikit gelagapan. Bingung mau menjawab dengan kalimat apa. Ada yang punya pengalaman serupa dengan saya nggak?
Berhubung anak saya anak laki-laki, sebenarnya PR saya nggak terlalu banyak. Soalnya ketika saya punya anak perempuan, sudah pasti saya perlu menerangkan proses terjadinya menstruasi, momen penting bagi seorang perempuan yang akan dialami ketika masuk masa puber. Walaupun begitu, bukan berarti anak laki-laki seperti anak saya, Bumi, tidak memerlukan penjelasan, lho. Hal ini pun dipertegas oleh Psikolog Anak & Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo Psi.
"Pada dasarnya semua anak, mau perempuan ataupun laki-laki memang perlu dijelakan mengenai mestruari atau PMS ini. Tapi tentunya sesuai dengan kalimat yang mudah dipahami anak. Semakin besar, biasanya peratnyaan anak akan semakin kompleks dan mendetail, oleh karena itu kita sebagai orangtua memang perlu menjelaskan dengan tepat.
Lalu bagaimana menjelaskannya?
Nah, ternyata langkah pertama yang perlu dijelasakan pada anak adalah mengatakan bahwa PMS atau pun menstruasi itu memang akan dialami semua perempuan. Yah, semacam kodratnya perempuan. "Jelaskan saja sesuai dengan pelajaran biologi, dengan kalimta yang mudah dimengerti. Misalnya jelaskan pada anak-anak kalau menstruasi memang akan dialami semua anak perempuan ketika remaja, misalnya mulai usia 11 atau 12 tahun. Sebenarnya darah yang keluar itu adalah darah kotor sehingga dengan proses menstruasi justru akan membuat sehat karena darah kotor keluar,” papar Mbak Vera.
Penjelasan ini memang harus disesuaikan dengan usia, jika semakin besar dan akan membutuhkan penjelasan yang lebih detail mengenaia menstruasi, jelaskan saja kalau tubuh perempuan dan laki-laki tumbuh dengan cara berbeda. Menstruasi ini hanya terjadi pada anak perempuan karena adanya perubahan dalam rahim yang memungkinkan perempuan dapat memiliki bayi. Sementara kalau anak-anak tidak mempunyai rahim mengalami perubahan fisik yang bisa terlihat ketika anak laki-laki yang memiliki kumis dan suaranya menjadi berat.
Psikolog yang memiliki dua orang anak ini juga mengingatkan bahwa penjelasan atau mendiskusikan mengenai PMS dan menstruasi ini sebaiknya dilakukan sebelum anak perempuan mengalaminya. Penjelasan mengenai menstruasi sebagai upaya supaya si anak lebih siap untuk menghadapi proses tersebut dan mengerti cara untuk menyikapinya.
Biasanya, nih, menjelang tamu bulanan datang, peremuan sering mengalami PMS, yang konon bikin mood dan kondisi fisik jadi berubah. Mengenai hal ini, nggak ada salahnya untuk menerangkan ke anak apa yang kita rasakan. "Misalnya, kalau saya sedang PMS suka merasa lemas, saya akan bilang, "Wah, Mama fisikinya lagi lemas, nih, sakit perut juga. Sepertinya Mama mau menstruasi, deh."
Kalau dipikir-pikir, benar juga ya. Penjelasan mengenai ciri-ciri memang perlu diketahui oleh anak, khususnya pada anak perempuan. Biar bagaimana pun anak perempuan juga perlu mempersiapkan periode pertamanya menghadapi menstruasi. Tapi ingat, lho, jangan sampai penjelasan ciri-ciri secara fisik ataupun psikis, kelak dijadikan excuse. Soalnya, banyak perempuan yang menjadikan PMS sebagai sebuah pembenaran. Supaya anak kelak nggak menjadikan PMS sebagai pembenaran atas sikap untuk berhenti beraktivitas. Kalau kata Mbak Vera kita sebagai harus punya self control yang baik. Tunjukan kalau PMS dan menstruasi nggak membatasi gerak dan langkah kita untuk melakukan sesuatu. Sikap ini pas banget, dengan campaign Female Daily Network tahun ini, mengajak kita semua untuk melakukan movement Powerful Message to Self.
Jadi gimana? Sudah punya gambarankan bagaimana menjelaskan soal PMS atau si tamu bulanan pada anak-anak?