Ditulis oleh: Nina Samidi
Setelah mengenal mengenai apa itu Positive Parenting, sekarang saya mau membahas mengenai manfaat Positive Parenting ya. Here we go!
Masih ingat peristiwa meninggalnya seorang siswa SD berumur 8 tahun setelah dipukul temannya sekitar kwartal ketiga 2015 lalu? Saya merinding saat membaca beritanya! Peristiwa ini heboh dibicarakan, dan kebanyakan mengangkat kasus ini dari sudut pandang kekerasan di sekolah dan isu fenomena bullying. Namun dari semua pembicaraan, satu hal yang perlu dicatat, apa penyebab yang paling mendasar dari terjadinya kekerasan itu? Lingkungan ia tumbuh di rumah!
Manfaat jangka panjang
Pada tahun 2013, David Bornstein, jurnalis independen pernah menulis di Opinion Pages The New York Times tentang manfaat positive parenting. Dalam tulisannya, David menceritakan bagaimana negara bagian South Carolina, Amerika Serikat, mendapatkan manfaat luar biasa setelah menerapkan Triple P (Positive Parenting Program). Dalam dua tahun, terjadi penurunan 35 persen perawatan dan penanganan di IGD untuk kasus anak cedera, kekerasan berkurang sebanyak 28 persen dan kasus “pergi dari rumah” juga turun 44 persen.
Ini membuktikan bahwa pola asuh positif memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan. Bukan hanya di dalam rumah dan dalam kehidupan pribadi anak kita, namun juga pada masyarakat secara luas. Jadi IMHO, jika kita mau menerapkan pola pengasuhan Positive Parenting secara tepat (ada juga yang penerapannya nggak tepat!), maka kasus bullying atau kekerasan di sekolah menurun atau bahkan tidak terjadi lagi.
Manfaat spesifik
Pada prinsipnya, pola asuh positif lebih efektif membuat anak memperbaiki perilakunya daripada pola asuh dengan disiplin keras. Ini terjadi karena anak-anak lebih merespon bimbingan atas dasar cinta daripada jika didisiplin dengan hukuman atau ancaman. Tidak hanya membangun disiplin diri sendiri, pola asuh positif akan membangun hubungan yang baik antara anak dan orangtua. Pada akhirnya, anak-anak juga akan lebih menghargai dan mencintai diri sendiri.
Hukuman dan ancaman justru akan menghancurkan hubungan anak dengan orangtua, bahkan meningkatkan perilaku buruk. Alih-alih memelihara kemarahan bahkan menyimpan dendam, pola asuh positif mendorong anak untuk lebih fokus pada perubahan/perbaikan perilaku.
Sebagai orangtua bukan berarti kita bisa mengatur anak tanpa memahami perasaannya. Jika kita mengasuhnya tanpa berusaha memahami perasaannya, dia juga akan melakukan apapun yang dia mau tanpa berusaha memahami perasaan kita. Pola asuh positif memberi kesempatan anak maupun orangtua untuk mengungkapkan perasaannya. Seperti yang dilansir WAHM.com, anak-anak akan merespon secara positif jika kita lebih dulu mengungkapkan apa yang kita rasakan, bukan langsung “menembaknya” seperti terdakwa. Dengan begitu, anak akan lebih mendengar perkataan kita.
Manfaat istimewa
Beberapa manfaat istimewa dari pola asuh positif sehubungan dengan otak anak, yaitu:
- Perkembangan otak yang lebih optimal
- Perkembangan kemampuan kognitif secara maksimal
- Tumbuhnya rasa cinta dan peduli secara alami kepada orangtua
- Tumbuhnya rasa empati dan tanggung jawab
- Menjadikan anak sebagai pribadi yang ramah dan menyenangkan
- Memperbesar peluang anak menjadi orang yang produktif dan sukses, baik secara akademik maupun pekerjaan
Manfaat pada orangtua
Pola asuh positif juga sangat melegakan bagi orangtua karena tekanan akan jauh berkurang karena masing-masing pihak merasa happy dengan keadaan; tidak ada musuh, yang ada adalah “anak yang kucintai” dan “ibu/ayah yang kusayangi”.
Bagaimanapun, energi positif pasti akan selalu lebih menyenangkan, bukan? ;)