Sorry, we couldn't find any article matching ''
Masturbasi Pada Remaja, Bagaimana Menyikapinya?
Meskipun belum 'matang' namun organ reproduksi anak remaja yang sudah memasuki masa puber sudah berfungsi. Lalu, apakah mereka boleh melakukan masturbasi?
Masih ingat dengan artikel saya beberapa waktu lalu yang menulis mengenai anak balita masturbasi. Jika anak balita memang belum sadar atau paham apa yang ia lakukan termasuk masturbasi bagaimana dengan anak remaja?
Beberapa waktu lalu, ada salah satu pembaca Mommies Daily yang bertanya bagaimana harus bersikap ketika melihat anak laki-lakinya yang sudah masuk dalam usia puber melakukan masturbasi? Mengingat anak saya laki-laki, saya pun akhirnya ikut bertanya-tanya. Nggak kebayang, ya, bagaimana perasaan orangtua yang menghadapi situasi seperti. Kalau saya, sih, mungkin sudah 'panas dingin'.
Walaupun masa puber baru akan dilewati Bumi beberapa tahun ke depan, tapi saya yakin kalau menghadapi anak yang masuk dalam masa puber nggak gampang. Harus tahu bagaimana harus bersikap dan pintar membaca situasi. Jika tidak, bisa saja akhirnya anak akan akan merasa tidak nyaman dan enggan untuk bercerita.
Belum lama ini saya sempat ngobrol dengan salah satu psikolog anak, Ade Dian Komala M. Psi. Saya bertanya mengenai masalah masturbasi pada anak yang masuk dalam masa puber atau remaja. Waktu itu Mbak Ade mengakui kalau permasalahan yang satu ini memang sering kali ditemui. Bahkan katanya ia sempat menangani kasus di mana ada seorang anak remaja yang sudah suka masturbasi, bahkan masturbasi ini sudah dilakukan ketika ia duduk di bangku kelas dua SD. “Sedih sekali, ya, karena anak ini memang tidak bisa mengendalikan masturbasinya. Sedihnya lagi, dia juga tidak bisa bercerita pada kedua orangtuanya karena merasa takut.”
Lebih lanjut, Mbak Ade menjelaskan ada banyak faktor yang menyebabkan anak melakukan masturbasi. Salah satunya adalah adanya dorongan seksual yang memang sangat alamiah dan akan diraskan oleh setiap anak. Terlebih bagi anak remaja yang telah memasuki masa puber dan organ reproduksinya sudah berfungsi meskipun belum matang benar.
Walaupun begitu, tindakan merangsang secara sengaja pada organ genital untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual tentu saja sejatinya tidak bisa dibiarkan berlarur-larut, apalagi jika menjadi sebuah kebiasaan. Untuk itulah, salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan seks yang tepat bagi anak sesuai dengan usianya. Orangtua memang punya peran besar dalam mengajarkan pendidikan seks untuk anaknya.
Lalu apa yang harus dilakukan ketika melihat anak masturbasi? “Tentu saja dengan mendekatinya. Dalam kasus yang saya tangani, ternyata setelah dievaluasi anak itu memang tidak menemukan kenyamanan di lingkungan keluarga, maka dia pun akhirnya mencari kenyamanan dengan melakukan masturbasi. Masturbasi itu kan nyaman, bisa membuat anak menjadi rileks, dan santai dan akhirnya membuat si anak keterusan untuk melakukannya”.
Selanjutnya, Mbak Ade menerangkan kalau langkah selanjutnya adalah memberikan pertanyaan pada anak. Tanyakan, kenapa dia melakukannya? " Katakan saja, Mama tahu mungkin akan susah untuk mengubah kebiasaan tersebut, tapi Mama yakin kalau kamu bisa, kok, melakukannya karena masturbasi memang bisa dikendalikan”.
Yang terpenting, ketika menjelaskan, cari kalimat yang mudah dimengerti dan masuk akal untuk anak. Misalnya, dengan mengaitkan pada efek pada tubuh, karena jika masturbasi dilakukan berulang-ulang bisa membuat penis infeksi dan sakit. Juga akan menghambat kesehatan, terutama bagian otak.
Langkah efektif lainnya adalah dengan mencari pengalihan anak dengan kegiatan fisik. “Ajak anak untuk melakukan kegiatan fisik yang mereka suka. Ketika mereka sudah capek, di rumah pun akan tidur dan istirahat dengan sendirinya. Meskipun setiap orangtua pasti akan bergejolak melihat anaknya melakukan hal itu, tapi jangan sampai menyalahkan anak. Sedih, pasti. Tapi kita pun jangan pernah merasa gagal menjadi orangtua karena sebenarnya banyak sekali alasan yang membuat anak melakukan masturbasi. Nggak cuma orangtua saja, tapi juga media, dan lingkungan sekitarnya.”
Mbak Ade melanjutkan, pada dasarnya anak remaja yang melakukan masturbasi butuh pengalihan, dengan ada pemenuhan kebutuhan lain. kebiasaan anak dalam masturbasi pun nanti bisa menghilang dengan sendirinya. “Sebagai orangtua kita memang harus berusaha untuk mengerti dan memahami anak, karena masturbasi sebenarnya anak pun akan merasa capek dengan sendirinya.”
Jadi Mom, tetap intinya adalah kemampuan orangtua untuk selalu meluangkan waktu bagi anak-anak :).
Share Article
COMMENTS