banner-detik
ETC

Tipe Tamu Cilik Saat Bermain di Rumah

author

adiesty31 Jan 2016

Tipe Tamu Cilik Saat Bermain di Rumah

'Semanis' apapun hubungan anak kita dengan teman sepermainannya, tetap saja ketika mereka bermain ke rumah, kita pun perlu memahami karakter tamu kecil  ini.

Pernah mengalami pusing nggak,sih?  ketika anak-anak kita ngumpul di rumah bersama teman-temannya, kondisi rumah tiba-tiba jadi kacau balau. Chaos! Si A tiba-tiba nangis begitu saja ketika nggak berhasil mendapatkan mainan yang diingkan. Si B sibuk sendiri dengan mencari camilan, si C maunya perintah ini-itu layaknya bos. Hahaha, kebayang ya bagaimana rusuhnya?

tipe tamu cilik

Menghadapai situasi seperti ini paling tidak saya jadi bisa banyak belajar mengenali sifat dan karateristik teman-teman anak saya. Nah, dari hasil pengamatan saya sebagai ibu, sejauh ini saya menyimpulkan ada  beberapa karakter tamu kecil yang bisa saja kita temui.

Si Pemimpin

Coba perhatikan, deh, di antara teman anak-anak kita pasti akan ditemui satu sosok yang berperan jadi leader. Setiap ada kesempatan, dia selalu mau menjadi pemimpin. "Aku itu jadi polisi... nah, kalian jadi penjahatnya ya". Biasanya, sih, anak tipe pemimpin sudah punya sejuta rencana dan mendorong teman-temannya untuk mengikuti apa yang ia inginkan. Yah, sejauh tidak merugikan teman-temannya, termasuk anak saya, nggak jadi masalah besar dan perlu dikhawatirkan, sih. Kalau pun ada kesalahpahaman, biasanya saya tidak akan ikut campur lebih banyak dulu.

Tukang Ngemil

Percaya atau tidak, tapi ada salah satu tetangga saya, teman sepermainan Bumi yang doyan sekali ngemil. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan ngemil-nya ini, lah wong saya dan Bumi juga termasuk orang yang doyan ngemil. Masalahnya, temannya Bumi ini punya kebiasaan yang saya nilai kurang baik. Soalnya setiap kali main ke rumah, dengan beraninya ia ambil makanan yang tersedia di rumah. Tanpa izin! Pernah suatu kali akhirnya Bumi jadi ngambek lantaran tanpa seizin Bumi temannya ini memakan coklat Bumi.

Imajiner

Ada salah satu temannya Bumi yang jago berimajinasi. Tiap kali main ke rumah dan main  bersama, seperti bermain lego ataupun menggambar, dirinya bereksplorasi secara maksimal. Terus terang saja, saya sering dibikin takjub dengannya. Soalnya, ketika ia membuat sebuah bentuk dari lego ataupun mengambar, setelah itu ia akan bercerita panjang lebar alasan di balik karyanya. Jadi,kalau ada sesi playdate dengannya tentu saja saya senang, tinggal kitalah yang harus bisa mendorongnya untuk mengembangkan imajinasinya.

Pengadu

Saya ingat sekali, zaman kecil saya punya teman yang doyan sekali ngadu dengan orangtuanya kalau ada hal yang tidak sesuai dengan hatinya. Dan ternyata tipe ini masih saya temui di lingkungan pertemanan anak saya. Jelas teman tipe seperti ini kurang asik buat diajak main, karena kita ada masalah sedikit saja teman tipe seperti ini lebih mudah nagis nangis atau marah, kemudian mengadu pada orangtuanya. Kalau memang menemukan tipe anak yang seperti ini, ada baiknya kita mengetahui situasi yang sebenarnya lebih dulu. Paling nggak,  anak-anak juga perlu belajar kalau mengadu itu belum tentu baik. Tapi kita pun perlu ingat kalau anak-anak ini juga perlu merasa aman untuk meminta bantuan apabila diperlukan.

Menangis Sepanjang Waktu

Suatu hari Bumi pernah bercerita ke saya kalau ada salah satu temannya yang senang menangis. “Aku heran, deh, Bu... dia itu kok, senangnya nangis terus.” Iya, dalam sebuah pertemanan karakter anak seperti ini bisa saja kita temui. Sepengetahuan saya, anak usai 5-6 tahun memang sedang mengalami perkembangan emosi. Pada fase ini anak mudah sekali terbawa ledakan-ledakan emosinya, sehingga seringkali sulit untuk diarahkan. Kalau sudah bertemu tamu kecil seperti yang ini, biasanya saya mengajaknya bicara dengan kata yang mudah dimengerti. Tapi kalau tangisannya hanya berupa 'senjata; agar keinginannya dituruti, nggak ada salahnya untuk mengabaikannya. Menurut sebuah paradigma teori stimulus respon, sebuah perilaku yang tidak memperoleh penguatan, lama-kelamaan akan berhenti dengan sendirinya.

Umh, ada yang mau nambahin tipe lainnya nggak?

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan