Ditulis oleh: Halyda Anjani
Saya mewawancarai 3 orang pria yang para istrinya menyandang gelar working mom, working mother atau ibu bekerja. Apa kata mereka mengenai ibu bekerja?
Well, sebelum hadirnya baby sitter, daycare, eyang dkk-nya untuk menjadi support system seorang ibu, sebenarnya suamilah yang harusnya menjadi pendukung nomor satu seorang ibu dalam hal apapun. Salah satunya saat istri memutuskan untuk bekerja. Karena tanpa dukungan suami, nggak akan tercipta rumah tangga yang ideal. Untuk artikel ini, saya sengaja memilih tiga orang dari berbagai macam profesi agar mendapatkan sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Ini dia jawaban dari para suami dari istri bekerja.
Mahardika, Dokter - Suami dari Shelly Amalia Putri, karyawan bank asing
Ya, sangat mendukung. Karena setiap perempuan pasti punya passion terhadap suatu hal. Bisa dalam hal memasak, mengurus anak, mengembangkan kreativitas, bahkan bekerja. Sebagai suami yang baik, kita harus mengenal dan memahami apa yang istri kita inginkan. karena tidak ada seorangpun yang suka dikekang dan dibatasi haknya. Oleh karena itu saya mendukung keputusan istri saya sepenuhnya untuk bekerja.
Saya pernah membaca sebuah studi yang membahas tentang hubungan antara ibu bekerja dengan kemandirian anak. Pada studi tersebut dikatakan bahwa anak dari ibu bekerja memiliki kecenderungan untuk lebih mandiri dibandingkan anak dari ibu yang tidak bekerja. Saya dapat melihat hal tersebut pada anak kami. Anak kami cenderung lebih mandiri tanpa mengurangi kedekatan batin dengan sang ibu yang notabene bekerja dan pulang selalu malam. Bahkan anak saya bisa memposisikan diri kapan harus manja kepada ibunya dan kapan harus bersikap mandiri.
Hal yang paling membuat saya bangga adalah dengan segala rutinitas dan jadwal yang padat, istri saya tetap mampu membagi waktu untuk keluarga tanpa mengurangi performanya di kantor.
Bagaimana jika suaminya seorang entrepreneur?
Rizky Muhammad, Entrepreneur. – Suami dari Hanifa Ambadar, CEO Female Daily Network
Sangat mendukung. Awalnya memang tidak menduga jika pada akhirnya Hani akan menjadi fulltime working mom. Tetapi yang jelas saya mendukung, bahkan memang meminta Hani untuk terus berkarya sesuai dengan kapasitasnya. Memang dari awal kuliah di US kami berdua sudah mulai berbagai macam proyek-proyek internet atau pun bisnis kecil-kecilan, mulai dari membuat portal kampus, portal marketing, portal direktori hingga jual jasa web design. Hingga akhirnya saya lulus kuliah dan bekerja, Hani pun meneruskan hobinya menjadi blogger dan mulai berjualan barang di E-bay. Jadi bisa kami berdua senang untuk identify new opportunities and creating things. Intinya tetap mencari kesibukan dan berkarya apapun kondisi dan kapasitasnya.
2. Adakah dampaknya terhadap anak saat ibunya bekerja?
Anak-anak menjadi lebih mengerti dan memahami konsep kerja keras. Selain itu, they witness the process of hard work and daily grinding yang dilakukan oleh orang tuanya. Harapannya mereka juga tertular dan paham bahwa things have to be earned and achieved! Ini penting banget apalagi generasi mendatang akan didominasi oleh anak-anak muda sukses yang pastinya oportunis dan berani untuk berkarya. Mereka tahu apa yang mereka dapatkan dan lewati merupakan hasil kerja keras kedua orangtuanya.
Apalagi di usia anak-anak kami saat ini mereka sudah memahami dan menanyakan semua hal, seperti: Why do you have to work? What is Female Daily? How do you make money? Mudah-mudahan konsep bekerja dan berkarya bisa kami tularkan ke anak-anak kami.
3. Apa yang membuat Anda bangga pada istri Anda sebagai ibu bekerja?
The ability to juggle work, business, leisure, dan mengurus keluarga. Melihat kesibukan seperti itu, anak-anak dan keluarga tetap menjadi prioritas utama. Bahkan tetap menyempatkan diri untuk memasak dan beres-beres rumah.
Masih ada satu suami lagi yang mau berbagi komentar mengenai sang istri yang bekerja
Andhika Lutfi, Pengacara - Suami dari Nanda Anissa, karyawan lembaga pemerintahan.
Ya, sangat mendukung. Karena sebelum menikah istri saya sudah mulai bekerja dan setelah menikah kami sama-sama sepakat bahwa Nanda akan tetap bekerja. Saya yakin bahwa Nanda mencintai apa yang dia lakukan dan saya mendukung 100 persen keputusannya tersebut.
Saya melihat anak laki-laki kami yang kini berusia 5 tahun cenderung bersikap lebih mandiri. Selain itu, karena seringkali diajak mengobrol oleh ibunya mengenai topik yang bermacam-macam, saya melihat anak kami pengetahuan umumnya menjadi cenderung lebih luas dibandingkan anak seusianya. Terakhir, kualitas hubungan antara ibu dan anak juga menjadi lebih intens. Saat istri saya berada di rumah, anak kami selalu ingin dekat dengan ibunya, meminta untuk dicium, dipeluk, diajak mengobrol, dan masih banyak lagi kegiatan yang membuat hubungan mereka menjadi lebih dekat.
Saya bangga karena dengan kesibukannya di kantor, istri saya selalu meluangkan waktu untuk anak dan keluarga. Sesampainya di rumah setiap malam, ia tidak pernah menolak jika diajak main oleh sang anak. Selain itu, istri saya juga tetap bisa mengurus urusan rumah tangga, memasak, berbelanja, dan lain lain.
Senang sekali ya mendengar pendapat para suami mengenai sang istri yang merupakan ibu bekerja. Semoga dengan terus didukung oleh pihak terdekat, para working mommies semakin termotivasi untuk terus produktif :).