Sekolah ibarat rumah kedua bagi anak-anak (menurut saya). Makanya saat memilih sekolah untuk mereka, ada tahapan penyaringan yang saya dan suami lakukan. Bagaimana caranya?
Selain memastikan bahwa anak-anak saya memang sudah siap untuk sekolah (cek di sini mom untuk tanda-tanda anak siap sekolah), saya juga memiliki standar penyaringan tersendiri ketika memilih sekolah. Sebenarnya, tips ini saya dapat saat melihat iklan dari preschool Learning Vision yang ada di luar negeri. Setelah dibaca-baca, kok benar juga ya.
Jadi, saya juga mau berbagi nih ke mommies, karena akhir tahun sudah mendekat dan biasanya sekolah mulai open house untuk tahun ajaran 2016.
*Gambar dari sini
Misalnya, kalau untuk anak balita, apakah kita mau yang sekolahnya bergabung dengan Daycare, atau yang memiliki sistem belajar montessori. Atau ketika SD, apakah mau yang internasional, SD negeri atau National Plus. Inilah mengapa akhirnya saya memilih Rumah Kepik sebaga sekolah pertama untuk kedua anak saya.
Apakah saya ingin sekolah yang dekat dengan rumah? Hitungan uang pangkal dan bulanan yang masuk dengan bujet keluarga. Atau misalnya ketika anak-anak masuk SD, saya mencari sekolah yang tes masuknya nggak harus tentang membaca dan berhitung, tapi lebih ke sisi psikologisnya apakah anak dianggap siap masuk SD.
Sebelum memasukkan anak ke sekolah tertentu, saya pasti akan browsing tentang sekolah itu. Pengalaman dari orangtua yang pernah menyekolahkan anaknya di situ, berita positif dan negatifnya.
Beberapa hal yang akan saya screening begitu masuk ke area sekolah tersebut adalah, lingkungan sekolah aman atau enggak. Kondisi toilet dan jajanan apa yang disediakan di kantin sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Begitu juga dengan kondisi kelas dan area pendukungnya, apakah mengikuti perkembangan zaman atau sistem pendidikan masa kini?
Hal ini penting dilakukan agar saya tahu apa rencana kurikulum ke depannya. Bagaimana pihak sekolah akan bertindak ketika ada kasus-kasus tertentu yang menimpa anak. Bagaimana standar para guru di sana.
Pada kunjungan bersama anak biasanya saya mengajak anak untuk berkeliling dan melihat-lihat. Bagaimana reaksinya terhadap lingkungan sekolah. Dan saya akan mengenalkan mereka ke guru dan melihat bagaimana interaksi guru dengan calon muridnya.
Apakah mereka nampak senang? Apakah mereka terlihat kompak dan saling menghargai satu sama lain? Paling enak datang saat jam pulang sekolah dan mendengar mereka ngobrol. Nggak jarang dari sini saya bisa tahu apakah sekolah ini cukup mengajarkan respek dan sopan santun.
We know our children best. Jadi percaya dengan naluri Anda saja setelah melakukan 7 tahapan sebelumnya. Dan, jangan lupa dengarkan pendapat anak Anda.
After that..... choosing a suitable school can be easy as ABC.