Ditulis oleh: Kurnia Midiasih
Simak konfirmasi dan penjelasan dr. Winur Widijanti, SpOG berikut ini tentang benar atau salah 13 mitos menyusui yang sering Mommies dengar selama ini.
*Gambar dari sini
Mitos: Menyusui membuat payudara ibu menjadi kendur atau berubah bentuk.
Fakta: Menyusui sama sekali tidak mengubah struktur dan bentuk payudara.
Mitos: Seorang wanita yang telah melakukan operasi pada payudara tidak dapat menyusui.
Fakta: Tergantung jenis operasinya, kalau hanya tumor jinak tidak ada masalah. Tapi kalau terpaksa dilakukan operasi angkat payudara secara total karena kanker payudara, tentu tidak dapat menyusui lagi.
Mitos: Payudara sebelah kanan adalah nasi, payudara kiri adalah lauknya. Jadi menyusu harus di kedua payudara agar makanan lengkap bagi si bayi.
Fakta: Fungsi payudara tidak dibagi-bagi. Fungsi payudara kanan dan kiri sama. Memang sebaiknya memberikan ASI dari kedua payudara agar ASI yang dikonsumsi bayi lebih optimal, jangka panjang, dan produksi ASI menjadi lebih banyak.
Mitos: Ibu dengan ukuran payudara kecil tidak bisa memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya.
Fakta: Ukuran payudara tidak memengaruhi produksi ASI karena produksi ASI dipengaruhi oleh suatu sistem hormonal, saluran kelenjar ASI yang tidak tersumbat, teknik menyusui yang benar dan asupan nutrisi yang seimbang serta memadai. Payudara kecil atau besar mempunyai kantong penghasil ASI dan saluran ASI yang sama.
Mitos: ASI pagi hari itu basi, jadi harus diperah dulu dan dibuang, setelah itu baru boleh menyusui.
Fakta: Kualitas ASI tergantung pada kualitas kesehatan tubuh ibu menyusui sepanjang hari dan pola hidup sehat yang dijalaninya. Selama masih di dalam tubuh, ASI tidak basi.
Mitos: Kalau ibu keluar rumah, ASI harus dibuang dulu sebelum menyusui lagi karena ASI kotor.
Fakta: Aktivitas apapun selama masih di dalam tubuh, ASI tidak akan kotor. Pembersihan puting dilakukan secara rutin setiap mandi dan sebelum menyusui.
Mitos: ASI yang encer dan berwarna bening (tidak putih pekat) berarti kualitasnya tidak baik.
Fakta: Kualitas ASI tergantung dari asupan nutrisi dan tingkat kesehatan busui, jadi kekentalan ASI bukan menjadi tolok ukur kualitas ASI. Komposisi ASI bervariasi saat kolostrum, ASI transisi, ASI matang, dan ASI pada saat penyapihan.
Mitos: ASIP yang dibiarkan terpapar lama akan berubah menjadi darah.
Fakta: Komposisi ASI berbeda dengan sel-sel darah sehingga ASI tidak akan berubah menjadi darah. Mungkin berubah warna coklat kemerahan seperti darah.
Mitos: ASI yang tidak dikeluarkan akan menjadi kanker.
Fakta: ASI yang tidak dikeluarkan bisa menyebabkan peradangan kelenjar ASI yang sering disebut mastitis. Secara langsung kondisi ini tidak menyebabkan kanker. Tapi proses inflamasi atau peradangan yang kronis, jika kebetulan terdapat sel kanker di tubuh kita, berpotensi memutasi sel tubuh menjadi sel kanker.
Mitos: Busui tidak boleh makan cabai/sambal karena nanti bayi merasa kepedasan atau diare.
Fakta: Pada bayi ASI, mereka memiliki saluran pencernaan yang kaya/didominasi oleh bakteri baik dan sistem kekebalan yang baik sehingga tidak mudah mengalami gangguan pencernaan, seperti diare dan lain-lain. Jadi, tidak ada pantangan pada busui untuk mengonsumsi pedas atau sambal.
Mitos: Busui tidak boleh minum dingin/es agar bayi tidak pilek.
Fakta: Busui tidak ada pantangan minum es karena bayi ASI mempunyai sistem kekebalan yang bagus, juga proses metabolisme di Busui tidak memengaruhi kondisi bayi.
Mitos: Kalau bayi sakit, maka ibu yang minum obatnya karena obatnya bisa mengalir lewat ASI.
Fakta: Boleh saja tapi kurang efektif, karena sebagian sudah dimetabolisme di dalam organ tubuh ibu. Selain itu, lebih baik bayi segera dibawa ke dokter spesialis anak agar lebih aman karena langsung bisa diperiksa.
Mitos: Bayi ASI tidak bisa gemuk. Jika ingin bayinya gemuk, berikanlah susu formula.
Fakta: Penambahan berat badan pada bayi ASI menunjukkan kurva pertumbuhan yang normal. Kegemukan justru merupakan kelebihan berat badan yang tidak normal.
Jadi sekarang mommies nggak perlu pusing dengan banyaknya mitos menyusui yang mommies dengar.