Now, Am I a Supermom?

Sex & Relationship

Yulia Indriati・27 Apr 2015

detail-thumb

Sebenarnya, seperti apa, sih, kriteria seorang Supermom? Karena dari list yang saya punya supaya saya cocok disebut Supermom, kok, ya belum terpenuhi, hehehe. Well, gimana menurut Mommies?

Oleh: Yulia Indriati

“Bu, ibu tolong pindah ya, mau buat parkir motor,” tukang parkir ngetok kaca pintu mobil saya kencang banget sampai saya setengah terlompat kebangun dari kursi mobil.

Jam 7 pagi, saya sudah mendarat di parkiran sekolah anak, sehabis menembus macet dari rumah ke sekolah, setelah sebelumnya bangun pagi, menghadapi drama pagi, buru-buru mandi dan berangkat. Lalu ngobrol bermacam topik dengan anak sepanjang jalan, sambil setengah menghibur karena anak bosan akibat macet, lantaran jarak tempuh dari rumah ke TK cukup panjang yaitu 45 menit. TK yang dengan sadar saya dan suami pilih (http://24hourparenting.com/2015/03/saat-survey-sekolah/) buat anak. Walau jauh, tapi memenuhi kriteria kami, yaitu memiliki bahasa pengantar bahasa Indonesia. Jumpalitan pagi berakhir dengan saya ketiduran di balik kemudi akibat ngantuk yang nggak bisa ditahan sampai dibangunkan tukang parkir.

Do Supermoms get sleepy too?

Super Mom

*Gambar dari sini

Saya bekerja sebagai Content Manager. Kantor saya kebetulan memberikan saya privilege untuk bekerja dengan waktu yang fleksibel (http://24hourparenting.com/2015/03/ibu-bekerja-manajemen-waktu-dan-perasaan/), meski load pekerjaan seperti pekerja full time tapi tempat dan waktu mengerjakannya bisa saya atur sendiri. Hal ini artinya membuat rute saya sehari-hari adalah antar anak ke sekolah – ke kantor – jemput jam pulang sekolah – antar ke rumah – balik ke kantor – pulang sore. Lalu lanjut kerja di malam hari setelah anak-anak tidur. Sesekali gagal kerja malam karena ikut ketiduran pas ngelonin anak-anak. Banyak orang bilang, wah, enak sekali bisa kerja sambil mengurus anak. True. Tapi tentunya dengan banyak konsekuensi juga, sebagaimana halnya semua pilihan yang kita ambil.

Does that make me qualified to be one of those so-called Supermoms?

Sebagaimana halnya semua pekerjaan, kadang penuh banget, kadang normal, kadang longgar. Saat pekerjaan lagi padat, ditambah rute di atas, dan keharusan on & off dalam rentang waktu yang pendek antara pekerjaan dan anak-anak (yang ini challenging banget), tentunya sesekali saya meloloskan anak-anak untuk main gadget, padahal bukan waktunya. Ini saya lakukan supaya saya bisa kerja dengan tenang tanpa bolak-balik diajak ngomong dan kerjaan saya bisa selesai, lalu saya lega setelah membuat pengakuan ke suami bahwa saya tidak konsisten dan melanggar perjanjian soal gadget. (http://24hourparenting.com/2015/03/kesepakatan-pemakaian-gadget/)

Does that count for a Supermom?

Sebagai seorang pencemas (lumayan) akut yang masih proses “rawat jalan” dan beraktivitas di dunia pendidikan parenting, saya seringkali bergidik membayangkan apa yang akan terjadi kalau anak saya nanti setelah besar perilakunya tidak sesuai ekspektasi saya (http://24hourparenting.com/2015/03/mengelola-harapan/) atau ekspektasi banyak orang karena dikaitkan dengan embel-embel ibunya yang bekerja di dunia parenting. Kasian banget dia terbebani dengan label ibunya. Dan, miris sekali saya yang akan dicap gagal sebagai orangtua padahal aktivitasnya di dunia pendidikan parenting. Lalu saya mikir panjang. Cemas lagi. Mikir lagi. Lalu saya berdamai dengan diri saya.

Does Supermom worry a lot, too?

Masih banyak lagi peristiwa sehari-hari yang membuat saya kadang kuat, kadang males, kadang semangat, kadang lengah, bisa bertanggung jawab dan nggak jarang mempertanyakan apakah saya sudah berusaha maksimal atau belum, sih. Tapi sejujurnya, hal yang membuat hari-hari menjadi lebih tentram dijalani adalah menyadari bahwa sangat penting untuk menerima enak dan tidak enak itu selalu datang dan pergi, kadang bisa kita kontrol dan nggak jarang terlempar begitu saja ke muka kita. Acceptance alias menerima, lalu coba lagi. Dan, kalau versi klisenya: tidak ada yang abadi, karena kesempurnaan hanya milik-Nya.

Now, am I a Supermom? :)

Artikel ini ditulis oleh Yulia Indriati, ia adalah Content Manager di 24hourparenting.com. 24hourparenting.com adalah adalah situs parenting yang memuat how-to-parenting, singkat dan to the point, juga membahas tentang menjadi orangtua, dan ide kegiatan ortu-anak. Dilengkapi visual yang semoga asik. Diasuh oleh psikolog dan orangtua.