banner-detik
NEWS

L’Oreal “Beauty For a Better Life”: Memberdayakan Perempuan yang Kurang Mampu

author

?author?12 Mar 2015

L’Oreal “Beauty For a Better Life”: Memberdayakan Perempuan yang Kurang Mampu

Pernah terbayangkah oleh Anda jika ditinggal pasangan karena meninggal dunia atau alasan lainnya dan berujung harus menghidupi anak seorang diri? Belum lagi jika tidak ada skill yang mumpuni untuk bekerja dan menghasilkan nafkah untuk anak-anak. Sebagian perempuan Indonesia berada di tengah situasi tersebut, harus berjuang dan bertahan di tengah himpitan ekonomi. Tapi mereka tak mau menyerah pada keadaan begitu saja, atas nama tanggung jawab dan rasa sayang dengan buah hati, mereka menggeliat bangkit dari keterpurukan. Ismaya dan Kuraesin, mendapatkan angin segar saat Loreal bersama PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga) merangkul mereka untuk mengikuti program “Beauty for a Better Life” (BFBL). BFBL adalah program pendidikan yang dirancang untuk memberdayakan perempuan dengan latar belakang yang kurang beruntung agar dapat meningkatkan kepercayaan diri untuk menyongsong masa depan yang lebih baik melalui pelatihan tata rambut berkualitas secara gratis.

 

Sebelum praktek, peserta pelatihan Beauty for a Better Life mendapatkan pembekalan teori

Para peserta BFBL diberikan pelatihan sebelum praktik lapangan

BFBL dimulai Januari 2014 dengan pilot project di Karawang, Cianjur, dan Sukabumi, Jawa Barat. Sepanjang 2014 lalu tercatat 95 perempuan telah merasakan manfaat program BFBL ini. “Fokusnya membantu perempuan-perempuan yang kurang mampu, untuk bisa menyongsong kehidupan yang lebih baik dan punya kepercayaan diri yang lebih baik. Filosofi programnya adalah kami percaya bahwa kecantikan berperan aktif dalam membangkitkan kepercayaan diri, harga diri, dan kemampuan untuk menghargai diri sendiri,” jelas Melanie Masriel, Head of Corporate Communication, L’Oreal Indonesia.

Masih di kesempatan yang sama, Vismay Sharma, President Director, L’Oreal Indonesia mengatakan bahwa konsep solidaritas kemasyarakatan L’Oreal difokuskan kepada edukasi terhadap perempuan di seluruh dunia melalui bidang sains dan kecantikan – yang merupakan dua pilar utama perusahaan selama seabad lamanya.

Vismay dan L’Oreal tak sendiri, mereka bermitra dengan PEKKA adalah sebuah gerakan yang memberdayakan perempuan – dimulai paska konflik tahun 1998. Kala itu, banyak perempuan yang terpaksa menjadi janda dan berujung menjadi kepala  rumah tangga. PEKKA bekerja sama dengan perempuan yang tergolong sangat miskin, dan harus menafkahi keluarga mereka karena satu dan banyak hal. Ada tiga pendekatan yang PEKKA lakukan; yang pertama penguatan ekonomi, dimulai dengan kegiatan simpan pinjam, tujuannya melatih mereka memiliki kepercayan diri dan kemampuan diri untuk berswadaya. Lalu yang kedua adalah program pendidikan lewat program literasi, karena sebagian dari mereka adalah buta huruf. Program ini juga berlaku untuk anak-anak mereka yang putus sekolah. Dan yang terakhir adalah pemberdayaan hukum, karena banyak dari mereka yang memiliki masalah hukum, contohnya perceraian yang semena-mena.

Nani Zulminarni, pendiri PEKKA dan aktivis kesetaraan gender, mau menerima “pinangan” L’Oreal untuk bekerja sama dengan PEKKA karena merasa cocok dengan konsepnya, yaitu untuk penghidupan. “Penekanan program 'Beauty for a Better Life' lebih kepada perawatan rambut, kami pikir program ini bisa menjadi media untuk ibu-ibu membantu mengembalikan kepercayaan diri. Persoalan mendasar dari mereka adalah kehilangan kepercayaan diri. Apalagi kalau ditinggal suami menikah lagi, efeknya mereka merasa paling tidak berguna, dan sedih. Interaksi mereka dengan customer saat di salon adalah bentuk yang paling sederhana dari empowerment,” tutur Nani lebih lanjut.

Semoga semakin banyak perempuan Indonesia yang optimis dengan masa depan mereka lewat program CSR L’Oreal “Beauty For a Better Life”. Go girl power! :)

 

 

 

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan