Seorang teman yang sedang menanti hari kelahiran anak pertamanya bertanya ke saya, "Saat mau melahirkan apa saja yang perlu gue siapin atau beli, ya, Dis? Takut ada yang kurang, deh."
Pertanyaan ini pun mau nggak mau nge-rewind memori saya jadi saya ke beberapa tahun silam. Setelah usia kandungannya memasuki trimester 3, saya pun sudah mulai melakukan persiapan persalinan. Biasanya kan, di masa-masa ini, kita sebagai calon ibu baru sering dibikin panik. Bertanya-tanya, apa saja sih yang perlu disiapkan? Saya pun sempat berada dalam titik itu. Paling nggak dengan persiapan yang matang, kita bisa menjalani persalinan dengan lebih tenang.
Saking antusias, saya pun langsung membuat list apa saya yang perlu saya siapkan. Apa-apa yang disarankan sahabat untuk beli, ya, saya beli. Lapar mata, deh. Kenyataannya, dari puluhan list yang dibuat malah ada barang yang nggak begitu berguna. Sementara yang penting jutsru nggak dibeli.
Belajar dari pengalaman, ketika ada teman yang bertanya apa saja yang harus disiapkan ketika ingin melahirkan, saya sekarang sudah punya 3 jawaban. Apa saja? Klik halaman berikutnya, ya.
Yang pasti, hal pertama yang dilakukan menjelang hari kelahiran adalah ‘belanja’ Rumah Sakit bersalin, setelah menjatuhkan pilihan saya pun langsung melakukan reservasi. Jaga-jaga, jangan sampai kamar yang diinginkan ternyata tidak bisa saya gunakan saat due date. Meskipun kamar yang dipesan juga bukan kelas VVIP, bukan berarti saya juga mau mendapatkan kamar seadanya. Dengan kamar nyaman, setidaknya nggak bikin psikis dan mental jadi ngedrop. Lagipula, ada beberapa Rumah Sakit yang nawarin potongan harga kalau kita pesan kamar jauh-jauh hari. Lumayan kan, uangnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lain? #IbuBijak.
Dalam hal ini saya pun memperhatikan beberapa hal seperti jarak antara Rumah Sakit dan tempat tinggal, serta tenaga medis yang akan menolong persalinan. Sejak hamil, saya memang sudah membulatkan tekat untuk melakukan persalinan normal. Kalaupun akhirnya harus operasi, ya, itu tentu di luar kendali. Makanya saya mulai mencari tahu RS dan dokter kandungan mendukung keinginan saya.
Lalu, apa lagi? Belajar dari pengalaman, masih ada dua hal wajib kita siapkan menjelang persalinan. Baca di halaman selanjutnya, ya.
Tas Bersalin
Biasanya, sih, di poin menyiapkan barang apa saja yang perlu dibawa ke rumah sakit bikin kita bingung, ya? Biar nggak terlalu ribet, waktu itu sih saya hanya membawa satu tas yang berisi perlengkapan untuk saya ataupun si baby. Isinya tentu saja beberapa helai baju untuk saya dan calon bayi, underwear, serta popok. Dalam hal ini mungkin bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Yang jelas, kita memang harus lebih teliti untuk menentukan kira-kira barang apa yang akan dibutuhkan saat proses persalinan. Setelah memasukan semua keperluan tersebut letakan tas di area yang terlihat. Jika sewaktu-waktu kita merasakan kontraksi, tas lebih mudah dibawa-bawa.
Baby Gear
Ini dia yang paling saya suka saat hamil dulu. Belanja kebutuhan Bumi, hahahaha. Saking antusiasnya, barang yang nggak penting malah ikut dibeli. Yang pasti, sih, salah satu perlengkapan yang wajib dimiliki setelah melahirkan adalah breastpump! Memang, sih, untuk urusan pompa asi ini rada tricky. Banyak yang bilang juga cocok-cocokan. Baru-baru ini Mothercare mengeluarkan produk Breast Pump Innosense. Bentuknya yang compact membuatnya lebih mudah dibawa kemana-mana, bahkan dimasukan ke dalam tas bersama perlengkapan yang lainnya. Nilai plus lain dari Breast Pump Innosense tentu saja soal posisi breast pump bisa diatur ke dalam tiga posisi, tinggal disesuaikan dengan kenyamanan kita sendiri.
Selain itu gear yang nggak kalah penting adalag baby box. Awalnya, sih, saya sempat dilema menentukan untuk untuk co sleeping atau membiarkan Bumi tidur sendiri di baby box. Sepengetahuan saya, banyak litelatur yang mengatakan kalau bayi tidur sendiri akan membuatnya lebih mandiri. Misalnya, dalam buku Child Psychology dari Ross Vasta dkk (2004) yang menyebutkan kalau di kalangan menengah Amerika banyak yang menerapkan untuk tidur terpisah, bahkan pisah kamar dengan alasan bayi lebih mandiri dan mampu membangun pola tidur yang baik. Tapi saya pikir ini akan kembali ke budaya lagi, ya.
Saya sendiri memilih untuk tidur sekamar tapi dengan ranjang yang terpisah. Dengan menidurkan Bumi di baby box yang berdekatan, saya bisa memantau setiap saat. Yang perlu jadi catatan, pastikan baby box ini dirancang dengan aman, baik bentuknya ataupun bahan yang digunakan. Termasuk juga kekohohan materialnya sehingga baby box ini kelak bisa diturunkan untuk adiknya Bumi. Contohnya Baby Box Summer Oak Cotbed yang bisa digunakan mulai newborn hingga nanti ia belajar berjalan.
Oh, ya, ada satu perlengakapan bayi yang sebaiknya disiapkan, yaitu car seat. Sebenarnya untuk item yang satu ini luput saya siapkan. Dulu saya pikir, saya kan nggak punya mobil sendiri, ke mana-mana naik taksi? Lalu buat apa beli car seat? Pemikiran saya ini justru salah besar, car seat justru perlengkapan bayi yang sudah digunakan mulai ke luar dari rumah sakit. Banyak sekali car seat yang bisa digunakan oleh newborn hingga toddler. Car seat memang sangat penting demi keamanan. Apalagi kalau ingat zaman sekarang banyak sekali pengendara yang nggak tahu aturan, kebut-kebutan seenaknya? Duh, jangan sampai deh nyawa yang jadi taruhannya.
Menurut Mommies ada lagi nggak yang kurang dari list saya?