banner-detik
ETC

Mengajak Anak Cinta Membaca Bersama Rabbit Hole

author

vanshe18 Nov 2014

Mengajak Anak Cinta Membaca Bersama Rabbit Hole

Hari Minggu tanggal 2 November lalu, saya menghadiri acara Festival Dongeng Indonesia 2014 di Museum Nasional, Jakarta. Selain tertarik untuk menghadiri ajang dongeng untuk pertama kalinya, saya secara khusus juga ingin mengikuti acara launching buku seri "Mengenal Huruf Melalui Dongeng" oleh Rabbit Hole Indonesia. Apakah Rabbit Hole?

rhSaya pertama kali mengetahui soal Rabbit Hole dari flyer yang mereka sebarkan di perpustakaan Rimba Baca di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, yang memang kerap saya sambangi bersama Bumy. Mereka adalah pembuat buku anak yang juga menyediakan jasa kustomisasi untuk buku-buku yang dibuat; mulai dari nama, karakter tokoh, sampai menyesuaikan cerita dengan minat atau hobi sang anak. Mereka juga membuat aplikasi mobile, lho, yang menyediakan cerita-cerita interaktif sehingga anak bisa memilih sendiri jalan sendiri yang mereka inginkan. Mirip seperti buku cerita yang saya sukai waktu kecil dulu, tapi ini versi digitalnya!

Dari ketertarikan terhadap Rabbit Hole, saya lalu mem-follow akun twitter founder-nya, yaitu Devi Raissa (@deviraissa) yang seorang psikolog dan sering berbagi mengenai wawasan seputar pengasuhan, khususnya yang berkaitan dengan manfaat dan tips bercerita kepada anak. Ketika mendapat informasi bahwa Rabbit Hole akan mengadakan launching buku yang juga diisi dengan talkshow "Ajaibnya Mendongeng dengan Buku," tentu saja saya sangat penasaran dan tak ingin melewatkan kesempatan ini.

Ketika kami tiba di Museum Nasional, di panggung sedang ada pendongeng yang menampilkan aksinya kepada para pengunjung yang hadir. Seperti saya sebutkan tadi, acara launching ini memang menjadi bagian dari rangkaian Festival Dongeng Indonesia. Dalam Festival Dongeng sendiri ada berbagai penampilan dari pendongeng internasional maupun nasional, workshop mendongeng, Story Yoga, dan acara menarik lainnya.

Ada apa saja? Lengkapnya, baca di halaman berikut, ya!

Sesuai dengan jadwal acara, setelah aksi pendongeng tadi, dimulailah talkshow yang mengawali launching buku dengan narasumber antara lain Roosie Setiawan - Pendiri Komunitas Reading Bugs Indonesia, Elvera N. Makki - Founder Taman Baca Anak Lebah, dan Devi Raissa sendiri. Talkshow yang dimoderatori oleh Aar Sumardiono, yang merupakan seorang praktisi homeschooling, dimulai dengan sharing para narasumber tentang pengalaman mereka menggunakan buku sebagai bahan mendongeng.

rh3

Vera Makki yang merupakan ibu dari 3 orang anak percaya bahwa membaca buku adalah hal penting untuk kecerdasan anak. Manfaatnya antara lain:

  • Buku membantu anak berpikir logis, caranya dengan mengetahui bahwa pada setiap cerita ada awal, masalah di tengah, dan akhir cerita.
  • Membaca buku membuat anak melontarkan ide dengan lebih mudah dibandingkan mereka yang tidak gemar membaca.
  • Buku memperluas wawasan anak karena memperkenalkan hal-hal baru.
  • Membaca buku menjadikan rentang konsentrasi anak menjadi lebih panjang - hal yang penting untuk proses belajar anak di kemudian hari.
  • Nah, setiap orangtua tentunya ingin agar anak memiliki kebiasaan membaca, bukan? Bagaimana cara menumbuhkannya, terlebih jika kedua orangtua sibuk dan tidak punya banyak waktu luang bersama anak? Atau bagaimana jika orangtuanya sendiri tidak suka membaca?

    Ternyata, kembali lagi pada kredo "orangtua = role model anak" yang sepertinya berlaku pada hampir semua aspek kehidupan, termasuk habit membaca. Roosie Setiawan, yang kerap mengampanyekan metode Read Aloud, percaya bahwa metode membacakan cerita dengan nyaring kepada anak menjadi cara efektif untuk memperlihatkan kepada anak bahwa orangtua gemar membaca. Ia bahkan memberikan tips bahwa orangtua dapat menerapkan metode ini terhadap anak, meskipun anak sedang asik bermain, yaitu dengan tetap membacakan cerita dan dalam kondisi televisi dimatikan.

    Roosie menjelaskan bahwa ada keajaiban yang terjadi saat orangtua membacakan buku pada anak dengan metode read aloud, yaitu akan terbentuk "love affair" antara anak, orangtua, dan buku. Anak akan otomatis mau membaca dan mencintai buku. Dan ada hal lain yang tak kalah keren, lho, Mommies, Roosie menambahkan bahwa membacakan cerita pada anak selama 300 jam (10 menit per hari) akan meningkatkan kemampuan membaca pada anak. Jadi, orangtua tidak perlu panik mengirim anak ke kursus belajar membaca. Dengan cara yang mudah dan menyenangkan ini, anak mendapat mendapat manfaat yang berlimpah, tak lupa orangtua pun sukses menjadi role model bagi anak, bukan?

    Terkait dengan mengirimkan anak ke kursus belajar membaca, Devi Raissa turut memberikan insight-nya. Dalam science, otak anak dianalogikan seperti bejana. Orangtua dapat mengisi atau menstimulasi dengan kata-kata, baik bahasa lisan maupun tulisan. Melalui buku, anak mengenal bahasa lisan yang tertuang menjadi tulisan.

    Lalu, apa tujuannya Rabbit Hole menerbitkan buku "Mengenal Huruf dengan Melalui Dongeng," ? Ketahui di halaman selanjutnya, ya.

    Dengan menerbitkan buku seri "Mengenal Huruf dengan Melalui Dongeng," Rabbit Hole berharap anak-anak dapat mengenal huruf dengan cara yang menyenangkan melalui tokoh-tokoh dalam buku ini, sehingga anak-anak pun dapat memahami bacaan dan cinta membaca. Devi menyayangkan kondisi banyaknya orangtua yang mengursuskan anak membaca, padahal anak-anak itu masih dalam kondisi belum siap untuk duduk di kursi dan di depan meja dalam waktu yang lama. Hal itu dikhawatirkan akan membuat anak terpaksa membaca, yang nantinya akan membuat anak tidak mencintai membaca serta tidak paham apa yang dibaca. Padahal, menurut Devi, membaca adalah bekal kesiapan anak untuk bersekolah.

    Seri "Mengenal Huruf dengan Melalui Dongeng" yang dibuat Rabbit Hole terdiri dari tiga buku. Masing-masing berjudul ‘Asal Mula Namaku,’ ‘Liburan Terbaik,’ dan ‘Kado yang Menakjubkan.’ Di dalam masing-masing seri, anak akan mengenal huruf melalui nama tokoh utama atau melalui berbagai kisah yang ada di dalam buku. Buku ini juga memasukkan unsur-unsur kebudayaan Indonesia, seperti makanan khas Indonesia, misalnya.

    asal mula namaku

    Buku pertama berjudul ‘Asal Mula Namaku’ menjadi buku yang pertama dirilis di Festival Dongeng Indonesia kemarin. Berkisah tentang O yang menceritakan asal mula namanya. Bumy sendiri suka sekali setiap saya bacakan buku ini. Selesai membaca, kami jadi terinsipirasi untuk 'mengarang' cerita sendiri dengan membahas asal mula nama masing-masing, atau nama boneka-boneka di kamar Bumy, hahaha.

    Buku ini juga berisi lembar-lembar aktivitas, lho, Mommies. Ada mewarnai, menempel, menebalkan huruf, dan menebak gambar di balik kotak. Cerita dibuat interaktif (anak dapat memilih jalan cerita di tengah-tengah cerita), sehingga anak pun dapat belajar pengambilan keputusan. Keren, sekali, yah!

    Last but not least, menurut saya, buku ini wajib dikoleksi. Seperti wejangan dari Vera Makki di penghujung talkshow, minat membaca adalah investasi yg tidak bisa diukur dengan uang. Jangan hanya membelikan mainan untuk anak, tapi berikan juga mereka buku.

    Jadi, sudah siap membacakan cerita untuk anak-anak kita nanti malam, 'kan, Mommies? :)

    Twitter: @rabbitholeid

    PAGES:

    Share Article

    author

    vanshe

    Ibu satu anak. Was an SAHM for 2,5 years but decided that working outside home is one of many factors that keeps her sane. Grew up deciding not to be like her mother, but actually feels relieved she turns out to be more and more like her each day. She's on Twitter & IG at @rsktania.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan