Sorry, we couldn't find any article matching ''
Sekolah Idaman
Saya belum mengalami bagaimana sebenarnya kerasnya persaingan di dunia sekolah. Selama ini saya hanya mendengarkan ibu-ibu tetangga yang berkeluh kesah tentang sekolah anak-anaknya. Mulai dari yang bingung pilih-pilih sekolah untuk anaknya, ada juga yang menganggap sekolah anaknya tidak bermutu, sampai kekhawatiran anaknya tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah sehingga harus les ini itu selepas jam sekolah.
Anak saya, Lanang masih berusia 3 tahun. Saya dan ayahnya memang sepakat untuk tidak memasukkannya ke sekolah terlebih dahulu, dengan alasan masih terlalu kecil, meski sebenarnya anak seusia Lanang sudah bisa masuk PAUD. Selain itu kami pikir , Lanang masih belum mandiri ketika ajaran tahun baru di bulan Juli kemarin karena masih belum lulus toilet training. Lagipula saya sendiri di rumah, jadi masih bisa mengurus Lanang dengan baik,sehingga masih belum butuh ditangani oleh orang lain.
Boleh dibilang, saya belum mengalami susahnya pilih-pilih sekolah. Memang, sih, suami berpesan kalau pilih sekolah usahakan yang dekat rumah saja. Masalah kualitas itu nomer dua, apa-apa yang tidak bisa didapat di sekolah, saya yang harus mengusahakannya. Ya suami saya meminta saya sebagai orang yang bertanggung jawab penuh atas pendidikan Lanang, bukan guru-gurunya nanti di sekolah. Karena biar gimana, sekolah nomer satu itu kan dengan Ibu, dan tentu saja didukung dengan peran sang ayah.
Sekolah yang saya dan suami idamkan, bukan sekolah yang mahal, favorit, full day , sekolah agama, sekolah alam, sekolah pembentukan karakter, atau apalah itu yang saat ini sedang ngetren. Bukannya kami tidak mau memberikan yang terbaik untuk Lanang, tapi kami belum percaya pendidikan yang terbaik didapat dari sekolah semacam itu, kami masih percaya keluarga sendirilah yang bisa membentuk pribadi seorang anak.
Untuk sekolah di rumah secara penuh, saya masih gamang. Masih tidak kuat dengan apa kata orang nanti jika Lanang tidak bersekolah seperti anak lain pada umumnya. Maka saya dan suami pun sepakat akan memilih sekolah yang di dekat rumah. Dengan begitu, kami berharap waktu di luar sekolah akan banyak dihabiskan dengan saya dan ayahnya.
Saya mengidamkan sekolah dengan kualitas yang sama rata seluruh Indonesia. Tidak ada label sekolah favorit lagi, jadi tidak ada lagi anak-anak yang berebut masuk sekolah favorit meskipun letaknya jauh dari rumah. Tidak ada lagi anak-anak yang sudah duduk manis di mobil antar jemput sejak jam 5 pagi, tapi saya menginginkan anak-anak bisa berangkat sekolah ramai-ramai dengan berjalan kaki atau bersepeda. Pasti lebih menyenangkan, ya.
Saya mengidamkan sekolah dasar yang bisa mendidik anak yang biasa menjadi luar biasa. Bukan sekolah favorit yang mengkotak-kotakkan siswa berdasar nilai, melakukan seleksi masuk untuk siswa yang bernilai bagus. Bukan sekolah bagus namanya, jika masukannya adalah siswa pintar lulusannya siswa pintar. Menurut pandangan saya, sekolah bagus adalah sekolah yang menghasilkan lulusan pintar semua meski calon-calon siswanya adalah anak-anak biasa.
Saya mengidamkan sekolah dasar yang meniadakan pendaftaran berdasarkan nilai, tetapi berdasarkan letak rumah dari sekolah, jadi siswa dengan alamat rumah terdekat dengan sekolah adalah prioritas. Sekolah akan bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anak di sekitar sekolah tersebut.
Saya berharap banyak kepada pemerintahan baru, semoga pendidikan di Indonesia semakin baik, sehingga sekolah idaman saya benar-benar terwujud. Dan cikal-bakalnya sepertinya akan dilaksanakan di Jakarta, saya pernah membaca mengenai upaya pemerataan status sekolah di Jakarta, demi mewujudkan semua sekolah berstatus favorit akan ada pendampingan sekolah favorit untuk beberapa sekolah lain. Semoga langkah kecil ini segera menghasilkan, sehingga bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia, dan saya benar-benar bisa menyekolahkan Lanang di sekolah idaman saya.
Oh, ya, besok siang ternyata Mommies Daily juga mengadakan acara #MDLunch di mana tema yang diangkat kali ini adalah seputar masalah sekolah anak bersama Ibu Delfie, Direktur Pendidikan Sekolah Al-Fajri, Bekasi sebagai narasumber. Kalau Mommies mau ikutan ngobrol dan diskusi di acara #MDLunch sambil makan siang bareng, bisa langsung daftar di forum, lho Di antara Mommies ada yang ikutan acara #MDLunch besok, nggak?
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS