Dari pengalaman membelikan (dan punya) mainan dipadu dengan limited budget plus memang pelit haha...saya mendapati beberapa model mainan berumur cukup panjang. Panjang umur di sini batasnya minimal 10 tahun dan masih playable, ya..
Sebenarnya ada beberapa hal yang membuat mainan awet selain tentunya penyimpanan dan perawatan. Perawatan di sini bukan berarti nggak boleh jatuh atau terlempar, ya, karena namanya mainan apalagi yang diperuntukkan bagi anak usia balita nggak mungkin banget nggak jatuh atau dilempar ..haha. Sepanjang dimainkan dengan wajar, bukan yang mainan elektrik terus dimainkan di bak mandi :D, harusnya akan cukup awet setidaknya 2-3 tahun.
*Gambar dari sini
Mainan digital dan elektrik (menggunakan baterai) biasanya paling cepat rusak. Tapi saya perhatikan yang murah atau non branded lebih cepat lagi rusaknya ketimbang yang mahal. Yang membuat mainan elektrik ringkih di antaranya karena:
Kita sering lupa melepas baterai saat mainan elektrik tidak dimainkan lama. Ini membuat baterai yang telah kedaluwarsa meleleh sehingga merusak konektor listriknya, kadang bahkan sampai ke papan sirkuit.
Mainan elektrik murah biasanya menggunakan perangkat elektronik kualitas rendah. Kabel yang jelek dan dirangkai dengan sembarangan, papan sirkuit dan bagian-bagian elektrik rentan korslet, patah, atau retak. Sekali terbanting kabel langsung putus dan lainnya pecah, susah dibetulkan lagi. Pada mainan mahal sering masih terpasang utuh walau nggak berfungsi lagi. Kadang masih bisa dibetulkan lagi, lho.
Plastik mainan mahal lebih empuk, jadi mengurangi efek benturan yang bisa merusak bagian dalamnya. Bagian elektronik di dalam kadang tertutup atau tersangkut rumah-rumahan atau tiang-tiang kecil untuk menjaganya tidak lepas sehingga rentan guncangan. Nah, bagian-bagian kecil ini suka patah duluan pada mainan murah. Otomatis bagian elektronik yang seharusnya terjaga jadi lepas dan terbentur-bentur, akhirnya ikut rusak.
Pada mainan digital yang bergantung pada layar, sekali layar rusak mainan kehilangan fungsinya. Rusaknya layar biasanya karena lelehan baterai lama, patah/bengkok tertindih/terinjak, atau terkena air/kelembapan.
Be it blocks, cars, puzzles semua awet. Kecil kemungkinan patah, tapi kadang catnya suka ngeletek. Yang harus diperhatikan pada mainan kayu adalah cara penyimpanan. Karena di tempat lembap mainan kayu rawan berjamur. O ya, perhatikan finishing-nya juga. Mainan kayu yang dicat atau divernis rapi akan lebih tahan jamur ketimbang yang polos.
Kelemahan pertama lego bukan rusak, tapi hilang :D tahu, kan, bagiannya bisa kecil-kecil banget. Sepanjang teliti menyimpannya, Lego akan awet sepanjang masa *lebay*. Koleksi Lego saya waktu kecil tahun 1985-86 masih awet dan playable. Beberapa bagian yang lebih tua dari itu, mungkin sekitar 2-3 tahun lebih tua, mulai rapuh plastiknya dan mudah patah. Jadi, ya, sekitar itulah usia Lego, 20-30 tahun.
Mungkin karena bentuknya yang sederhana tanpa bagian kecil-kecil, mainan ini cenderung awet. Kelemahannya biasanya karena bentuknya yang cenderung bundar, suka menggelinding masuk kolong lalu ketlisut.
Sama dengan stacking toys, shape sorter cenderung awet kecuali shape yang bulat rawan hilang menggelinding.
Sejauh ini mainan mobil-mobilan yang paling aman dan awet, ya, cuma Viking. Dengan bentuk yang sederhana, berbahan plastik lentur, dan berbagai ukuran, mobil Viking bahkan sudah bisa dimainkan oleh anak di bawah setahun. Tidak ada bagian kecil yang rawan lepas dan tertelan, tidak ada bagian logam yang tajam (logam hanya digunakan sebagai as roda), dan terbentuk dari satu bagian besar yang utuh. Mau digigit, dilempar, terinjak, kedudukan, dimainkan dalam air, di bak pasir, semua aman. Cuma nggak aman dari hilang saja :D.
Walau sebagai bentuk mobil Hot Wheels cukup awet, tapi biasanya bagian-bagian kecilnya suka patah atau terlepas saat jatuh atau terbanting. Masih akan bisa dimainkan sampai lama, sih, tapi bentuknya biasanya akan berkurang sedikit-sedikit :D. Pertama spoiler-nya lepas, terus bumper, kadang atapnya terpisah, sampai akhirnya bannya lepas satu per satu. Well, but it's gonna take years to get there...hehehe.
Boneka favorit anak-anak perempuan ini bisa awet juga, lho. Barbie. Asal telaten menyimpan bagian-bagian kecilnya seperti aksesori dan sepatu, bonekanya sendiri bisa berusia cukup lama kalau cuma dimainkan biasa. Salah satu Barbie saya beli tahun 1985 sampai sekarang masih ada, tapi lehernya retak hahaha. Sepertinya karena pernah saya pukulkan ke kakak sepupu yang usil mengganggu saya bermain. Tadinya nggak kelihatan retaknya dan masih bisa dimainkan, tapi makin ke sini retaknya makin jelas sampai akhirnya 'mrotol' kalau orang Jawa bilang. Hidungnya juga cuwil karena tahu-tahu patah saat tergeser ke kaca jendela. Barbie satunya lagi yang dibeli tahun 1989, sih, masih awet. Termasuk baju-baju dan sepatu-sepatunya. Cuma rambutnya saja yang kusut. Coba, ah, nanti dikeramasin seperti cara Ira di artikel Mommies Daily beberapa waktu lalu itu.
Bagaimana dengan Mommies? Adakah mainan Mommies yang diturunkan ke anak-anak seperti Barbie dan Lego saya? Mungkin bisa berbagi kiat perawatan dan penyimpanannya? Siapa tahu bisa berlanjut sampai cucu, lho! *jauh amat, ya* :D.