Cerdas Berperilaku Atau Berperilaku Cerdas?

Parenting & Kids

hanimeylanimurtie・11 Sep 2014

detail-thumb

kids-free

Sebelumnya tidak pernah terpikir kalau karakter ada di list utama dalam masa emas usia anak 1-5 tahun. Tapi setelah saya baca dari salah satu artikel parenting (maaf ya, saya lupa source-nya), saya jadi sadar pentingnya membangun karakter pada anak sejak dari kecil.

Mommies yang lain pernah dengar dengan istilah Cerdas Berperilaku atau Berperilaku Cerdas? Kata-katanya hampir sama, hanya posisinya saja berbeda, ya. Tapi maknanya pun beda, lho! Apa sih bedanya ?

Ok sesaat semua hanya seperti teori, tapi setelah saya pahami, luar biasa 2 kalimat makna tersebut.

Saya coba ambil contoh ya untuk cerdas berperilaku. Ini semacam kita mendidik anak kita dengan ilmu yang luar biasa hebatnya kursus Bahasa Inggris, Matematika yang oke. Kemudian anak kita jago dalam hal pendidikan dan bahkan hasil di sekolah selalu memuaskan. Tapi setelah cerdasnya berhasil, dia lupa untuk menerapkan berperilaku yang baiknya.

Contoh kecil saja kadang anak saking asyiknya main game tidak mau salaman apabila ada saudara dateng. Ini jika dibiarkan maka generasi anak kita akan seperti generasi saat ini. Dan menurut saya, luar biasa mengerikan!

Generasi seperti apa? Ya zaman sekarang ini banyak sekali orang yang pintar dan bahkan sangat pintar tapi tidak malu untuk korupsi, misalnya. Lalu karena sangat pintar juga meraih kekuasaan dengan tidak layak dan itu dia lakukan tanpa rasa bersalah.

Kemudian untuk kasus berperilaku cerdas adalah kebalikan dari contoh di atas, di mana saya mencoba menerapkan nilai-nilai agama di dalamnya, tidak berbohong, atau mau menolong temannya, dan lain sebagainya.

Anak saya berusia 4 tahun 7 bulan, saya akan marah ketika dia menumpahkan air ke lantai (tanpa sengaja sebenernya, hehe)dan dia cuek bebek nggak mau membersihkannya. Kenapa saya marah? Karena poin di dalamnya adalah rasa tanggung jawab. Walaupun itu sepele tapi anak saya harus di biasakan bagaimana cara mencari solusi dan tanggung jawab sedini mungkin. Harapannya, saat ia dewasa nanti anak saya akan bijak dalam berperilaku, setelah itu baru disusul dengan kecerdasannya.

Saya percaya setiap anak memiliki kecerdasan. Tugas kita sebagai orangtualah mengasah agar kemampuan ini melekat hingga mereka dewasa dengan rajin memberikan stimulasi yang baik. Setuju Mommies?