Meminta maaf bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Terkadang kita terlalu gengsi untuk mengakui kesalahan kita dan meminta maaf duluan, baik kepada orangtua, teman, maupun suami. Terutama sama anak. Betul tidak Mommies? Jarang sekali orangtua meminta maaf kepada anaknya karena sering kali orangtua ingin selalu dianggap benar dan sempurna oleh anaknya.
Nah lho... Kalau kita aja sebagai orangtua yang selalu menggembar-gemborkan pentingnya meminta maaf dan selalu memerintahkan anak untuk meminta maaf setiap kali mereka melakukan kesalahan tidak pernah mencontohkannya, bagaimana mereka mau meniru dan mempraktikkannya?
Dr. John Gottman, penulis buku Raising an Emotionally Intelligent Child, mengatakan bahwa sangat penting bagi orang dewasa untuk meminta maaf karena sikap tersebut dapat menunjukkan kepada anak bahwa tidak masalah untuk melakukan kesalahan dan mengatakan maaf. Ketika orangtua mengatakan “Tidak seharusnya saya melakukan itu”, anak akan memiliki feeling yang kuat bahwa perasaan mereka diperhatikan oleh orang yang paling penting bagi mereka.
Ketika orangtua meminta maaf, mereka menanamkan nilai dan keyakinan bahwa tidak masalah menjadi manusia biasa yang tidak sempurna. Mereka menunjukkan bahwa menerima tanggungjawab setelah melakukan kesalahan itu lebih penting daripada kesalahan itu sendiri.
Ketika orangtua mengenali kekurangan mereka sendiri, mereka mengajarkan beberapa hal kepada anak mereka. Beberapa hal yang dapat dipelajari oleh anak adalah:
Satu hal yang perlu diingat. Jangan meminta maaf kepada anak dengan cara membelikan mereka mainan atau memanjakan mereka, karena sikap tersebut sama saja dengan menyogok anak. Boleh saja menghibur anak dengan hal-hal yang mereka sukai, tetapi pertama-tama orangtua harus meminta maaf terlebih dahulu dan berbaikan serta menyelesaikan masalahnya dengan anak.
“Never too proud to say I am sorry to your child when you’ve made a mistake”