Saya yakin, sebagian besar Mommies sudah paham kalau sarapan memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh. Saya sendiri termasuk orang yang merasakan dampaknya, sarapan nggak cuma kasih energi dan bikin mood kita jadi bagus, plus menjauhkan saya dari sifat cranky akibat teriakan naga-naga di perut, hehehehe.
Sadar akan manfaat sarapan yang begitu besar, makanya saya pun selalu membiasakan Bumi untuk melakukannya. Nggak perlu makan nasi plus lauk pauk, dengan minum susu UHT dengan setangkup roti juga sudah bagus. Atau bisa diganti dengan sereal. Jauh lebih ringkas! Apalagi kalau ingat, pagi hari itu merupakan momen ter-hectic sepanjang hari, banyak drama pagi hari.
Bahkan, gara-gara drama pagi hari, satu dua kali saya dan keluarga sering melewatkan sesi sarapan. Dan ternyata, kondisi seperti ini memang lumrah terjadi, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Fakta ini saya ketahui saat mengikuti media gathering Blue Band beberapa waktu lalu. Di sana dipaparkan ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa lebih dari 50% anak di kota tidak sarapan. Mulai dari fakta sulitnya membangunkan anak (59%), sulit mengajak anak sarapan (19%). Sulit habiskan sarapan atau terburu-buru (10%), dan takut anak terlambat masuk sekolah (6%) jadi alasan terakhir yang menyebabkan banyak anak-anak tidak sarapan.
Padahal, sarapan juga terbukti dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina bagi anak sekolah. Namun sebuah penelitian menyebutkan bahwa 44,6% dari 35.000 anak usia sekolah dasar memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhannya, yang seharusnya 15-30% kebutuhan. Aaah... sangat disayangkan, ya....
Melihat kondisi ini, akhirnya menggerakan Blue Band mengajak 5.000 siswa sekolah dasar untuk sarapan serentak yang merupakan tanda dimulainya Gerakan 21 Hari Sarapan Bernutrisi di sekolah-sekolah dasar. Gerakan ini juga sebagai bentuk komitmen Blue Band menyambut Pekan sarapan Nasional 2014 dan terus menginspirasi lebih banyak anak agar memiliki kebiasaan sarapan dan lebih banyak ibu yang bisa menyiapkan sarapan buat anak-anaknya.
Waktu itu, Dr. Soedjatmiko, SpA(K) Msi, dokter spesialis anak sebagai narasumber pun menyetujui pentingnya sarapan untuk anak-anak. Ia mengatakan, “Kebiasaan melewatkan sarapan ini dapat mengakibatkan dampak buruk pada anak-anak seperti menurunnya gairah belajar, kesulitan dalam menerima pelajaran dengan baik, menurunnya daya konsentrasi anak sewaktu belajar bahkan dapat membuat anak menjadi mudah sakit.”
Sedangkan Prof. Ir. Hardinsyah, MS., Guru Besar Gizi IPB dan Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, sebagai pemrakarsa PESAN mengungkapkan, “PESAN diharapakan menjadi momentum berkala untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya sarapan dengan gizi cukup untuk mewujudkan gizi seimbang. Sarapan sendiri diartikan sebagai kegiatan makan dan minum sebelum pukul sembilan pagi untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian dan sebagai salah satu pilar gizi seimbang dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif dan cerdas.”
Yuk ah, Mommies, kita terus mendukung PESAN dan terus evaluasi dan perbaiki pola menu dan cara pemberian makan yang sehat untuk keluarga. Caranya, tentu bisa dimulai dengan menyiapkan sarapan bergizi untuk keluarga di rumah. Kalau memang masih bingung, bisa lho diskusi atau cari inspirasi di forum Female Daily untuk menentukan menu sarapan anak yang tepat.