The Power of Sibling

Parenting & Kids

ketupatkartini・06 Feb 2014

detail-thumb

Ada hal menarik setelah menonton film Disney terbaru, FROZEN, beberapa waktu lalu. Saya tidak mencermati sinopsisnya terlebih dahulu sebelum nonton, dan di luar ekspektasi kami, ternyata ini masuk ke kategori film-film 'princess'. This is new for us, karena sebelumnya dengan anak-anak cowok saya ini, kami tidak pernah nonton film-film princess :D

Tetapi alih-alih berkutat dengan seorang 'prince charming' -walaupun sempet deg-degan juga saat ada adegan 'true love kiss'-, film ini menceritakan kuatnya hubungan antara adik-kakak atau saudara kandung.

Hmm, memang benar sih, dongeng-dongeng mainstream yang berkembang selalu mengidentikkan kekuatan cinta yang mampu mengalahkan semuanya, adalah cinta sepasang kekasih. Mungkin itu juga yang membuat kita lupa, kekuatan cinta yang lebih powerful, kasih sayang antar saudara kandung. Penekanan pada sibling relationship ini juga seringkali tertutupi oleh konsentrasi kita untuk membangun pengasuhan yang baik, antar orangtua dan anak.

Saya juga sebelumnya berasumsi bahwa hubungan dan kedekatan personal antar adik-kakak akan berkembang secara natural, koheren dengan bagaimana praktik pengasuhan yang kita terapkan kepada anak-anak. Ternyata tidak juga. Banyak dari kita yang masa kecilnya terpenuhi kebutuhan emosional dari orangtua, tetapi tidak dekat secara emosional dengan kakak-adik kita. Anak-anak yang tumbuh dengan tidak mendapat kasih sayang cukup orangtuanya, justru kemungkinannya ada 2, mempunyai ikatan yang sangat kuat antar saudara, atau tercerai berai dan tidak rukun. Tampaknya, apakah sejalan atau tidak, masih menjadi misteri buat saya.

Tetapi sungguh menjadi impian saya, bahwa anak-anak saya nantinya akan saling menyayangi, dan lebih daripada itu, mempunyai hubungan personal dan emosional yang dekat satu sama lain. Menurut Angelica Perez, dari SimpleKids, ada beberapa hal penting dan praktis yang bisa kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut kiatnya:

  • Role Model Affection. Kita, orangtua adalah role model utama mereka. Tunjukkan afeksi, kasih sayang dan kedekatan dengan pasangan, anak-anak dan saudara-saudara kita sendiri. Pelukan, ciuman dan ungkapan kata-kata sayang adalah contoh paling baik untuk menunjukkan kedekatan tersebut, yang bisa dicontoh oleh anak-anak terhadap adik kakaknya.
  • Biasakan mereka untuk bersikap sopan terhadap saudaranya. Sikap sopan, saling menghargai dan mengapresiasi harus menjadi nilai di rumah. Seperti mengucapkan 'tolong', 'terimakasih' dan tidak segan untuk memuji adik atau kakaknya atas hal positif.
  • Tanamkan rasa ikut bertanggungjawab terhadap saudaranya. Di rumah, usahakan agar mereka aware terhadap kebutuhan saudaranya, dan dorong mereka untuk bisa saling peduli dan saling membantu. Misalnya, si kakak yang selalu tanggap saat adik bayinya sendirian, ia akan mengajaknya bermain dan bercanda. Ini merupakan fondasi dari kedekatan mereka nantinya saat dewasa.
  • Berikan banyak kesempatan mereka untuk melakukan hal-hal menyenangkan dan memorable bersama. Hal-hal istimewa bersama adik-kakak selalu kita ingat sampai sekarang. Karena itu, ciptakan momen-momen yang akan mereka kenang hingga dewasa nanti.
  • Selalu ingat bahwa konflik-konflik dan rivalitas antar saudara saat ini juga akan berlalu. Adik-kakak selalu berantem di rumah? Asal dalam kadar yang pas, hal itu merupakan bagian dari tugas perkembangan mereka. (Seperti juga tantrum pada terrible-twos yang pasti akan berlalu). Melalui hal itu, hubungan mereka akan berkembang. Sementara itu, tugas kita adalah sabar, bertoleransi dan membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri.
  • Adakah kiat lain dari Mommies? Karena saat ini saya juga sedang menjadi saksi perkembangan sibling-relationship anak-anak saya yang sedang heboh-hebohnya ;)