Tahun 2014 memang baru berjalan satu bulan, tapi mimpi dan keinginan yang mau saya capai daftarnya sudah panjang. Seperti yang saya tulis di artikel ini, selain mau hidup lebih sehat, prioritas utama saya tahun ini bisa merenovasi rumah yang alhamdulillah sudah bisa saya dan suami beli dua tahun yang lalu. Biar bagaimana, setelah menikah hampir lima tahun, sudah saatnya saya dan keluarga pindah ke rumah sendiri. Nggak terus menerus numpang di rumah orangtua. Setuju, dong, ya.
Karena saya dan suami beli rumah second, hal ini pun berimbas dengan kondisi rumah yang sudah tidak sempurna. Bisa dibilang, arsitektur dan desain rumah tersebut pun masih belum memenuhi selera dan kebutuhan keluarga. Otomatis, ya, memang wajib diperbaiki.
gambar dari sini
Sadar biayanya nggak murah, saya dan suami pun sudah menyusun beberapa rencana untuk melakukan renovasi berkala. Maksudnya, supaya nanti nggak ngeluarin biaya yang terlalu membengkak. Setelah intip sana-sini, ada beberapa hal yang ternyata harus jadi prioritas dalam merenovasi rumah. Butuh waktu dan proses memang, tapi ini semua kan demi terwujudnya rumah idaman kami.
Susun Anggaran
Ngomongin ronovasi rumah pasti nggak akan terlepas dari persoalan dana yang bisa dibilang nggak kecil, ya. Nah, berhubung tabungan kami belum cukup, kemungkinan besar kami memilih opsi untuk mengajukan pinjaman ke bank. Belum lama ini, sih, kami sudah survey ke beberapa bank. Salah satunya adalah Bank BTN. Menurut saya dan suami, sih, dengan tawaran bunga sebesar 11% per tahun fixed atau tetap selama dua tahun dan selanjutnya floating di kisaran 14,25% per tahun, cukup masuk akal, ya. Apalagi jangka waktu pelunasan bisa sampai 15 tahun.
Yang terpenting buat kami, arus kas harus tetap aman dan tetap mengacu pada pada kamus perencanaan keuangan. Di mana maksimal total cicilan kredit konsumtif adalah 30% penghasilan bulanan. Jadi, kalau memang saat ini masih ada tanggungan cicilan lain seperti cicilan mobil dan kartu kredit, penambahan utang renovasi jagan sampai menjadikan total cicilan melebihi ambang batas.
Konsep matang dan detail
Setelah mikirin soal biaya, langkah kedua yang kami perhatikan adalah menentukan konsep rumahnya. Supaya hemat biaya, kami pun mulai memikirkan material apa saja yang masih bisa digunakan sehingga renovasi rumah tidak perlu dilakukan secara keseluruhan. Kalau bisa, bahan bangunan yang kondisinya masih bagus bisa digunakan lagi. Contohnya, kusen, pintu, jendela, penutup atap atau genteng, peralatan sanitasi, atau mungkin ubinnya.
Hal ini pun nggak terlepas dari keinginan saya untuk memiliki hunian yang aman dan nyaman buat anak-anak. Persis seperti ide Lita yang ia paparkan di sini, saya pun sudah berencana untuk memilih berbagai produk yang aman. Contohnya, memilih produk yang dikeluarkan Schneider Electric sehingga koneksi listrik di rumah tetap aman terkendali!
Kabar baiknya lagi, saat ini Schneider Electric sedang menjalankan program Click to Save/ Renovation di mana memberikan kesempatan masyarakat untuk jalan-jalan ke negara asal Schneider Electric ini bersama pasangan. Nah, kapan lagi, nih, setelah renovasi rumah justru ada kesempatan liburan ke Paris.
Caranya pun nggak ribet, kita tinggal diminta untuk memilih paket ekonomis yang ditawarkan Schneider Electric. Misalnya paket untuk dua kamar tidur seharga Rp 999.000 yang terdiri dari 3 MCB, 1 ELCB, 1 MCB Box, 5 Sakelar 1 tombol, 5 Sakelar 2 tombol, 5 Stop Kontak, 1 International Socket, dan 1 International Plug. Sedangkan untuk paket 3 kamar tidur, yang ditawarkan dengan harga Rp. 1.999.000, kita bisa lebih hemat lagi karena bisa mendapatkan, 7 MCB, 1 ELCB, 1 MCB Box, 8 saklar 1 tombol, 8 saklar 2 tombol, 8 Stop Kontak, 1 International socket, dan 1 International plug.
Dengan membeli paket ini, kita bisa mendapatkan beberapa produk Schneider Electric untuk kamar dengan harga hemat. Selain bisa lebih irit, yang paling penting lagi, rumah jadi aman karena kita sudah memilih jalan yang tepat untuk mencegah bahaya terjadinya listrik korslet.
Dengan merencanakan anggaran yang tepat, dan menetapkan pilihan konsep rumah yang akan di renovasi dengan matang, setidaknya bisa membantu saya untuk menghemat anggaran. Dan siapa tahu saja, lewat program Schneider Electric, saya pun bisa jalan-jalan ke Paris bersama suami. Hitung-hitung bulan madu (lagi), hihihi. Yuk, ah.... aamiin bersama!