Ingin Ke Solo Lagi!

Kids Destination

adiesty・10 Jun 2013

detail-thumb

Bulan Mei lalu merupakan bulan istimewa buat saya. Selain di bulan lalu anak saya,Bumi, ulang tahun

yang ke 3, di bulan tersebut saya juga berkesempatan mewakili Mommies Daily mengikuti Asean Blogger

Festival Indonesia 2013 yang digelar di Solo.

Sudah dipastikan, lewat event besar ini saya mendapatkan banyak pengalaman. Mulai dari pengalaman

kenal dengan teman-teman Blogger se-Asean, makan malam di rumah Walikota Solo, menikmati

beragaman budaya Solo, dan masih sederet pengalaman lainnya. Rasanya perjalanan darat dengan

menggunakan bis Jakarta-Solo hingga 18 jam langsung terbayar lunas saat saat mengikuti beragam

acara yang disusun oleh panita.

Yang jelas, lewat kegiatan rutin ASEAN Blogger Community ini, para Blogger diharapkan bisa

mempromosikan kebudayaan nasional kepada masyarakat ASEAN. Alasan kenapa Solo terpilih jadi tuan

rumah juga karena kota ini punya kekayaan budaya yang luar biasa. Satu kekuatannya juga karena

adanya Keraton Surakarta yang memang memiliki keterkaitan sejarah dengan Kerajaan Majapahit

Gara-gara perjalanan ABFI 2013 ini, saya sendiri sudah mengagendakan untuk liburan keluarga di sini.

Soalnya, banyak hal yang bisa dieksplorasi di Solo. Ini ada 4 hal yang menjadi alasan kenapa saya ingin

mengajak suami dan anak saya kembali ke Solo:

Pertama, obsesi Bumi dengan kereta api, adalah salah satu yang alasan mengapa Solo sangat oke

untuk tempat liburan karena di sini saya bisa mengajaknya naik kereta api tua, Sepur Kluthuk

Jaladara.

Nggak kebayang, deh, betapa antusiasnya Bumi kalau naik kereta tua ini. Lah, wong, baru saya ceritakan

dengan menunjukan foto-fotonya, Bumi langsung bilang, “Kapan-kapan ke sana, yah, ibu...”

Waktu itu, kami seluruh peserta ABFI memang berkesempatan untuk menikmati kereta api tua ini.

Yang bikin unik, perjananan kereta api ini memang melewati pusat Kota Solo, mulai dari Jl Slamet Riyadi,

kemudian berakhir di Stasiun ke Purwosari.

Kedua, selain kereta tua, di Solo kita juga bisa mengajak anak-anak untuk naik bis tingkat

wisata. Dan ini cuma bisa ditemukan di Solo, lho! Sayangnya karena telat daftar, saya nggak ikutan

keliling kota Solo dengan bus tingkat Wekudra. Maklum, karena daya tampung bis memang terbatas jadi

nggak mungkin seluruh peserta bisa ABFI masuk di dalamnya.

Kalau memang ada Mommies yang ingin mencoba, bus ini  hanya beroperasi hari Sabtu, Minggu dan hari

libur. Kalau memang jalan-jalannya bersama rombongan, bis ini bisa disewa atau carter dengan biaya

Rp. 800.000,-. Pengemudi pun siap mengantarkan kita ke lokasi yang kita tuju. Asik, yah!

Ketiga, setiap bulan Mei, ada acara Mangkunegaran Art Festival Surakarta. Di  event tahunan yang

digagas dalam rangka pelestarian budaya Solo ini, saya menikmati beragam tarian Jawa yang dibawakan

dengan sempurna. Yang paling seru, sih, saat opera Timun Mas. Selain sangat  menghibur karena

lakon dari pemain banyak yang mengundang tawa, performing art ini juga sarat dengan pesan moral

yang bisa kita ajarkan untuk si kecil. Nah, kalau mau liburan ke Solo, bisa juga memilih tanggal yang

bertepatan dengan event ini.

Lakon Timun Mas ini diperankan dengan sempurna

Raksasa Buto Ijo sedang menagih janji pada ibu Timun Mas

Dan keempat, Candi Cukuh. Banyak keunikan dari candi ini. Selain Candi Sukuh merupakan satu-

satunya candi yang memiliki atap yang datar sehingga bisa kita naiki sampai ujung. Candi ini juga

ternyata dikatakan sebagai candi kesuburan, candi yang menggambarkan sex education, bahkan ada

juga yang mengatakan candi yang menggambarkan seni bercinta.

Mungkin, hanya di candi inilah kita bisa melihat salah satu ornamen yang mirip sekali dengan rahim

perempuan. Selain itu, salah satu yang merefleksikan sex education, candi ini memiliki

ornamen Lingga dan Yoni. Sekilas melihatnya, ornamen ini mirip sekali dengan alat kelamin

perempuan dan laki-laki. Menurut pemandu wisata, dulu ada kepercayaan yang mengatakan bahwa

ornemen ini digunakan untuk menguji perempuan masih perawan atau nggak.

“Jika kain yang memang wajib digunakan sang perempuan itu robek setelah melewati ornamen Lingga

dan Yoni, mereka dianggap sudah nggak suci lagi. Yah, namanya juga mitos, yah. Jadi boleh percaya,

boleh nggak,” begitu katanya.

Ornamen Lingga dan Yoni

Bersama teman-teman blogger

Wah, perjalanan kemarin benar-benar membuat saya ingin ke Solo lagi!