Mengisi Liburan Dengan Umrah

Featured

Hanzky・01 May 2012

detail-thumb

Tadinya nggak pernah membayangkan mengajak anak-anak pergi umrah bersama tahun ini. Apalagi, saya sama sekali belum pernah umrah, jadi karena tidak tahu medannya seperti apa dan aktivitasnya apa saja, lebih baik pergi berdua dengan suami supaya bisa lebih fokus ibadahnya. Tapi, kok ternyata tanggal yang saya pilih pas banget dengan jadwal liburnya Jibran, si sulung. Malah kasihan kalau dia bengong saja di rumah selama liburan. Salah satu resolusi saya tahun ini juga ingin lebih meluangkan waktu untuk keluarga, yang sayangnya kurang berhasil, jadi saya pikir bisa memanfaatkan momen ini untuk memperkuat bonding dengan anak-anak. Setelah membaca artikel Umrah Ramadan Bersama Anak, dan browsing, sepertinya tidak terlalu ribet untuk bawa anak-anak, ya. Akhirnya kami memutuskan untuk mengajak anak-anak. Keputusan yang tepat ... soalnya seminggu sebelum hari H saya lagi sibuk-sibuknya di kantor. Nggak tega membayangkan kalau mereka harus ditinggal umrah selama 9 hari :(.

Jibran di depan Masjidil Haram - Jehan ketika lagi Sai

Untuk yang berniat mengajak anak pergi umrah, saran saya nggak usah takut dan ragu. Bismillah saja berangkat, Insya allah semua akan lancar-lancar saja, kok. Pergi umrah memang cukup menguras tenaga karena ini bukan seperti jalan-jalan santai. Saya bisa bilang begitu karena sudah merasakan mengajak 2 anak umur 4.5 tahun dan 2 bulan ke Disneyland dan Universal Studio LA dalam rangka road trip keliling California selama seminggu, yang dilanjutkan dengan trip 4 hari ke Hong Kong. Pernah juga mengajak anak-anak ke empat negara di Eropa selama 2 minggu ditambah 3 hari di Dubai. Tapi sungguh, umrah lebih berat daripada dua pengalaman tersebut.

Memang terdengar mudah, ya, kan kegiatannya hanya ke masjid. Tapi justru itu, kita nggak bisa mengaturnya sesuai dengan pace kita dan anak-anak. Jadwal ke masjid paling tidak 5 kali sehari itu sudah mutlak waktunya. Begitu juga tur yang sudah dijadwalkan. Dan sebenarnya yang paling bikin badan remuk adalah kurangnya tidur. Rata-rata, saya tidur 4 jam setiap malamnya. Tantangan lainnya adalah menjaga anak-anak supaya tetap happy dengan semua ritual yang harus dijalankan dan memastikan mereka tetap mendapatkan tidur yang cukup. Lima kali ke masjid, kan, bukan berarti kita datang, salat lalu 10 menit kemudian keluar dari masjid. Pertama, harus berangkat seawal mungkin supaya bisa dapat tempat yang enak. Paling tidak 30 menit sebelum adzan. Lantas antara adzan dan qomat sudah 15 menit sendiri, lho. Surat yang dibaca saat salat juga lumayan panjang. Setelah itu ada salat sunah, trus pasti, kan, kita sambung dengan berdoa, mengaji, dst. Setelah itu ketika mau keluar juga antreee ... hihi. Begitu keluar masjid, ada waktu untuk makan dan nggak lama harus masuk lagi untuk salat berikutnya :).  Apalagi makan sama anak kecil bisa hampir sejam sendiri. Belum lagi kalau ada ziarah dan aktivitas lain, ya, dan tentunya ritual umrah benerannya di Mekah. Yang namanya senggol-senggolan dan sikut-sikutan itu serasa seperti mau rebutan sembako. Untuk anak kecil, selalu ada risiko terinjak atau terdorong.

Tapi bukan berarti pergi umrah dengan anak itu ribet yah, tergantung cara kita menyikapnya saja. Saya ketemu member Female Daily yang juga membawa 2 anak yang seumuran dengan Jibran dan Jehan, mana lagi hamil pula. Tapi tetap terlihat santai aja. Anak-anak saya juga senang, kok, di sana, ada waktunya mereka bosan dan capek, tapi semua masih bisa diatasi. O, ya, saya pergi bersama mama, ibu mertua, tante, dan om. Tapi tetap saja semuanya praktis dilakukan sendiri karena kalau semuanya bareng-bareng malah ribet karena saling tunggu. Ada yang nggak mau ikutan city tour karena sudah pernah, ada yang mau ke Raudhahnya pada malam hari, ada yang mau umrahnya berkali-kali, atau ada yang mau belanja dulu. Ribet, yaaa. Jadi bertemu mereka paling kalau di bus saja :).

Main pasir di Laut Merah, Jeddah

Berikut beberapa hal yang saya catat selama perjalanan yang sepertinya akan membantu untuk melancarkan perjalanan umrah bersama anak, supaya Mommies bisa lebih siap :)

  • Persiapan untuk umrah dimulai sejak awal. Ya namanya juga persiapan :D. Yang harus diperhatikan adalah memastikan bahwa anak-anak sehat. Duh, nggak kebayang kalo lagi flu misalnya harus terbang jarak jauh dan mengikuti semua rangkaian umrah. Sebenarnya ini berlaku juga untuk travelling ke tempat lain juga.
  • Pilih yang rutenya langsung ke Madinah dan pulang dari Jeddah. Kalau Mekah, kan, nggak ada airport-nya, jadi pilihannya hanya Madinah atau Jeddah. Banyak yang rutenya pergi ke Jeddah dulu, lalu naik bus ke Mekah (1 jam), dan setelah itu naik bus lagi ke Madinah (6 jam) dan kembali lagi ke Jeddah, yang berarti tambahan 6 jam perjalanan. Lumayan, kan, kalau nggak harus bolak balik naik bus, bisa menghemat waktu perjalanan.  Lagipula, airport Jeddah lebih besar dan lebih ramai. Jadi lumayan riweh, ya, untuk urusan imigrasinya pun lebih lama.
  • Wah, ternyata banyak juga hal yang saya catat untuk di share ke mommies. Dilanjutkan di artikel nanti sore, ya!