Banyak orangtua merasa butuh ekstra hati-hati saat anak berada di luar rumah. Padahal, berdasarkan beberapa data yang pernah saya baca, angka kecelakaan di dalam rumah justru jauh lebih tinggi daripada di sekolah atau tempat umum lainnya.
Jauh sebelum mengetahui data pasti mengenai hal ini, waktu kami pindah rumah, saya langsung inspeksi apa saja yang berpotensi membahayakan Langit.
Tangga di rumah saya kebetulan curam dan melingkar (ala sinetron, hihihi), jadi saat rumah direnovasi, saya langsung meminta tukang untuk membuatkan pintu penghalang. Sekarang, sih, Langit sudah bisa membuka pintu itu sendiri. Kalau naik, tidak apa-apa ... sekalian melatih kepercayaan dirinya dan kepercayaan saya sebagai ibunya atas kemampuan Langit. Kalau turun ... nah, masih agak deg-degan melihatnya.
Di dekat kamar Langit, ada sebuah ruangan terbuka (semacam balkon yang ada di dalam rumah). Kami memanfaatkannya untuk jadi ruang TV lantai 2. Pojokan ini akhirnya sering dijadikan ‘sarang’ untuk Langit main. Karena hanya dipagari kayu (yang agak jarang-jarang), maka saya pun meminta tukang untuk melapisinya lagi dengan plastik fiber bening dan akhirnya, ‘dinding’ ini pun jadi tempat untuk Langit menempel sticker-nya.
Stopkontak listrik. Kebetulan semuanya dalam batas aman alias hanya ada di jangkauan orang dewasa saja, jadi cukup aman. Tapi kalau di rumah mommies posisi stopkontak ini berada di jangkauan anak-anak, lebih baik gunakan yang ada penutupnya. Juga perhatikan kabel ya moms, jangan biarkan kabel berserakan di lantai.
Anak-anak akan memanjat apa pun yang bisa dipanjat. Rak buku misalnya, di rumah, saya punya rak buku yang cukup tinggi dan bisa dipanjat. Saya wanti-wanti Langit untuk tidak memanjatnya karena ada risiko rak itu terguling atau Langit tertimpa buku yang hendak diambilnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, saya menyediakan rak buku yang lebih rendah untuk menyimpan buku-buku Langit.
Ujung perabotan yang menyiku. Untuk mommies yang sedang dalam tahap mengisi rumah atau membuat furnitur, pastikan ujungnya dibuat agak melingkar atau tumpul. Atau bisa juga diberi tambahan bantalan khusus yang sekarang sudah tersedia di toko-toko (nanti, ketika si kecil sudah agak besar, bantalan ini bisa dilepas, kok, moms). Untuk meja makan, usahakan taplak meja jangan terlalu menjuntai ke bawah karena ada risiko anak menariknya dan membuat apa yang ada di atas meja terjatuh menimpa dia. Pilihan lain? Jangan pakai taplak sekalian! Kalau bisa, hindari pemilihan furnitur beroda.
Kamar mandi atau kolam. Pastikan lantai kamar mandi tidak licin atau gunakan keset karet di lantai. Psst ... licinnya lantai kamar mandi bisa diakali dengan Sikat Lantai Scotch-Brite(TM). Bantalannya yang berwarna hijau memiliki daya gosok yang tinggi sehingga andal menghilangkan lumut atau kotoran membandel lain yang membuat lantai licin, sehingga mudah terpeleset. Pernah baca berita tentang balita yang tenggelam di kolam ikan atau bath tub? Berikan pembatas di dekat kolam dan jangan tinggalkan si kecil tanpa pengawasan saat ia berada dekat kolam atau di kamar mandi.
Selain hal-hal di atas, dapur juga merupakan salah satu tempat berpotensi bahaya untuk anak-anak. Selain yang kasat mata seperti tombol kompor, dispenser air panas, peletakkan alat-alat masak yang tajam, juga ada beberapa hal yang sebenarnya membahayakan tapi sering terlupakan. Misalnya:
Peralatan masak seperti panci atau wajan beralaskan teflon. Bahaya penggunaan antilengket lebih dikarenakan antilengket tersebut mudah tergores juga terkelupas dan digunakan pada peralatan masak. Lapisan yang terkelupas ini apabila tercampur pada makanan bisa sangat berbahaya. Nah, supaya tidak mudah tergores, mommies bisa menggunakan Scotch Brite Sabut Spons Biru yang memang diciptakan untuk alat masak antilengket, mampu membersihkan secara menyeluruh tanpa menggores. Berdasarkan pengalaman saya, sih, bener banget ya! Biasanya saya menggunakan spons yang biasa, hasilnya wajan antilengket saya cepat sekali rusak.
Spons pencuci piring sebaiknya selalu diletakkan di tempat yang kering. Jadi setelah mencuci piring, bersihkan busa sabunnya lalu letakkan di tempat yang kering untuk meminimalisir bakteri yang hidup di tempat yang lembab. Ganti spons pencuci piring atau alat masak minimal 2 minggu sekali.
Ganti lap dapur sesering mungkin. Ganti juga talenan untuk memotong bahan makanan, terutama jika rusak sehingga menimbulkan celah yang sulit dibersihkan.
Kulkas juga merupakan salah satu tempat yang favorit bakteri untuk berkembang biak. Bersihkan kulkas seminggu sekali dengan air sabun panas lalu dilap kering. Buang makanan yang sudah tidak bagus atau sudah kedaluarsa, karena bisa mencemari bahan makanan lain yang masih bagus.
Nah, banyak juga, ya, yang perlu kita perhatikan di rumah. Mommies, ada tambahan lagi?