“Aduh, baby sitternya anakku pulang nih”
“Ada yang punya ART lebih nggak? Abis lebaran kemaren mbak di rumah nggak balik-balik lagi”
“Ngeselin, pembantu di rumah ini kerjaannya main handphone melulu”
Pernah melontarkan kalimat-kalimat seperti di atas?
Menurut seorang sahabat saya, ibu-ibu belum sah disebut ibu-ibu kalau belum ngomongin pembantu atau baby sitter atau pengasuh nanny atau whatever you call it. Benarkah?
Tanpa kita sadari, kehadiran pengasuh, terutama bagi mommies yang bekerja amatlah penting. Karena apa? Bukan hanya sebagai penjaga anak, tapi mau nggak mau kita juga harus terima kenyataan bahwa pengasuh anak ini menjadi pengganti saat ibunya nggak ada. Iya kan?
Bagi mommies yang beruntung dengan jam kerja lebih fleksible seperti saya mungkin masih sempat sebelum berangkat kerja mandiin anak dan nemenin sarapannya. Tapi bagaimana dengan mommies yang lain, mengingat jalanan (pastinya jalanan di Jakarta) sangat tidak ramah belakangan ini. Berangkat sebelum anak bangun tidur....dan ngenesnya bisa-bisa pulang kerumah saat si kecil sudah terlelap. Yah, terpaksa anak seharian sama pengasuhnya kan?
Mengingat hal tersebut, requirement kita pun menjadi semakin tinggi dalam pencarian pengasuh anak. Keluhan ini itu sudah pasti datang atau terdengar (sekarang jadi terbaca) melalui blog, milis, twitter atau facebook. “Ya iyalah komplen, kita kan sudah bayar mereka untuk bekerja”, begitu tutur kita.
Tapi di lain sisi, pernahkah mommies memikirkan penghargaan apa yang pernah kita berikan untuk pengasuh si kecil ini? Siapa ayoo working mom di sini yang suka pusing saat seharian mengurus anak saat weekend atau berlibur keluar kota/negeri atau ditinggal pengasuh mudik? Menghadapi GTM 3x sehari, mengajak main yang ujung-ujungnya berantakin rumah, dst dsb… Hayo ngaku siapa yang pusing? :D
Nah, kebayang kan betapa para pengasuh ini berat kerjanya. Selain tugas-tugas standar macam ajak anak main, siapkan dan suapin makanannya, tanggung jawab para pengasuh sangatlah besar karena menjaga anak orang.
Seperti saya pernah bercerita di artikel “Dicari : pengasuh handal”, kebetulan Marti telah kembali lagi pas Langit usia 2,5 tahun. Saya bisa lebih lega meninggalkan Langit di rumah saat harus pergi bekerja.
Mungkin penghargaan saya pada pengasuh Langit baru sebatas;
Ada sahabat saya yang menyekolahkan pembantu rumah tangganya atau memberikan kursus ketrampilan. Ada juga yang mengajarkan pembantu rumah tangganya menabung dengan cara beli emas, dan lain sebagaina
Kalau mommies bagaimana caranya?
Oh iya, tapi niiiih… kalaupun sudah mendapat pengasuh yang bisa dipercaya, bukan berarti saya bisa melepaskan seluruhnya ke pengasuh. Pernah lihat gambar yang banyak beredar di Internet tentang seorang anak yang menjawab pertanyaan kasih sayang siapakah yang tercermin dari gambar yang tertera dengan melingkari pembantu bukan ibu atau ayah? Saya sih nggak mau ya kaya gitu, huhuhu… Lah wong, Langit pernah ngomong mau tidur sama mbak-nya saja saya rasanya sakit hati *ibu yang sensitif*
Jadi pokoknya, kalau saya ada di rumah, ya Langit saya yang ‘megang’. Dari makannya, tidur, pipis sampai main. Hitung-hitung kan juga memberi libur sama pengasuhnya yang sudah lima hari seminggu jagain dia ya!
! Yuk kita hargai jasa mereka yang tanpa disadari begitu banyaknya :)
*gambar dari sini