banner-detik
WORK & CAREER

Enam Syarat Kantor yang Ramah Untuk Ibu Bekerja

author

?author?12 Sep 2018

Enam Syarat Kantor yang Ramah Untuk Ibu Bekerja

Apakah kantor mommies punya sekian syarat yang akan kami beberkan berikut ini?

Terhitung hampir empat tahun saya berkantor di Mommies Daily. Pasti ada alasan kuat, kenapa saya bisa bertahan selama ini, bekerja di satu perusahaan, salah satunya saya nyaman dengan peraturan diberlakukan. Dan yes, MD adalah kantor terlama saya berkarya. Walau nggak ada peraturan tertulis, atau sah dari pemerintah ketenagakerjaan (kecuali nomor 1), saya dan tim MD pikir enam syarat ini pantas dimiliki sebuah kantor yang ramah bagi para ibu yang bekerja .

Enam Syarat Kantor yang Ramah untuk Ibu Bekerja - Mommies Daily

1.Ruang Menyusui

Kecuali poin ini sudah tertuang Peraturan Menteri Kesehatan No.15 tahun 2013, tentang fasilitas khusus menyusui dan memerah ASI. Bagi kantor mommies yang belum memiliki ruang menyusui, mommies punya dasar yang kuat agar pihak kantor segera mengadakan fasilitas tersebut.

2.Waktu bekerja yang fleksibel atau 9 to 5

Saya beruntung bekerja di MD, dengan waktu kerja yang fleksibel. Artinya, selama saya selalu memenuhi kewajiban, bos atau pihak manajemen tidak pernah menuntut segitunya saya selalu datang pagi ke kantor. Dan sebaliknya, jam pulang pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan keluarga. Mau pulang cepat, asalkan izin sama atasan, dan tahu kepentingannya buat apa, silakan saja.

Waktu kerja yang fleksibel punya dampak psikologis yang baik (setidaknya ini yang saya rasakan). Turut merasakan, bahwa kantor juga menjadi support system terbaik dalam menjalankan berbagai peran sebagai perempuan.

Atau setidaknya, jika tidak memungkinkan menerapkan jam kerja yang fleksibel, jam masuknya nggak terlalu pagi, jam 9. Karena untuk seorang ibu, keluasaan waktu di pagi hari mengurus ini itu untuk kebutuhan anak sekolah, sangat berharga. Lalu pulang jam 5, sehingga sampai rumah nggak terlalu malam, masih punya waktu bonding dengan anak dan pasangan. Ibu yang less stress di rumah, kan juga bisa bekerja dengan efektif di kantor :)

Baca juga: Etika Kerja dengan Jam Ngantor Fleksibel

3.Bisa cuti mendadak

Kalau yang sifatnya sangat urgent, di MD hal ini sangat memungkinkan terjadi. Tapi selain itu tetap ada peraturan yang berlaku. Karena kan kita tidak pernah tahu, keadaan genting apa yang terjadi pada anggota keluarga, khususnya anak. Pagi sampai sore main seperti biasa, malamnya demam tinggi, ini sering terjadi kan?

4.Kebijakan cuti

Cuti tahunan untuk seorang pekerja umumnya 12 hari. Lalu bagaimana jika kebutuhan cuti melampaui jumlah tersebut? Misalnya, anak atau pasangan sakit dan butuh pendampingan ekstra. Ini pernah terjadi di kantor kami. Tim editorial MD yang terdahulu, Adisty, anak lanangnya dirawat untuk dua penyakit sekaligus, DBD dan usus buntu. Saya ingat banget, hampir dua minggu lamanya Adis tak bisa masuk. Namun pihak kantor tak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Mudah-mudahan kebijakan serupa juga bisa mommies dapatkan di tempat mommies bekerja, jika ada kasus khusus yang membutuhkan kehadiran mommies.

5.Asuransi melahirkan dan anak

Umumnya semua perusahaan sudah melakukan hal ini. Namun besarannya tergantung kebijakan dari pihak manajemen. Yang pasti asuransi untuk anak itu maha penting, karena kita nggak pernah tahu, situasi kesehatan apa yang anak alami.

6.Tidak diskriminasi

Kini kedudukan laki-laki dan perempuan dalam sebuah perusahaan tak lagi ada beda. Gender apapun bisa menduduki posisi top management, asalkan yang bersangkutan mempunyai skill yang mempuni. Dalam keseharian di kantor pun seperti itu. Semua berhak berpendapat, dengan cara  yang tak menyakiti. Tanpa diskriminasi, ibu bekerja merasa tidak terancam, dan tenang dalam bekerja.

Baca juga: Bidang Pekerjaan yang Memberikan Gaji Lebih Tinggi Kepada Karyawan Perempuan di Indonesia

Ada yang mau menambahkan?

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS