Mari Menjadi Ibu Bekerja yang ‘Normal’

#MommiesWorkingIt

fiaindriokusumo・06 Mar 2018

detail-thumb

Jangan bangga dengan ‘kerumitan’ hidup kita sebagai ibu bekerja yang kerap kita posting di social media. Karena sebenarnya, ibu bekerja juga bisa bernapas normal kalau tidak terlalu memaksakan diri.

Berapa lama sih kita sudah menyandang status sebagai ibu bekerja? Setahun, dua tahun atau jangan-jangan belasan tahun seperti saya. Masa iya, setelah bertahun-tahun menjadi ibu bekerja, kok ya kita nggak belajar-belajar dari keadaan, belajar untuk membuat hidup kita kesannya nggak menderita-menderita amat, gitu lho, di social media.

Ini semua gara-gara postingan seorang teman di laman Facebook-nya beberapa waktu terakhir. Bagaimana dia menceritakan betapa ‘pedih’ hidupnya menjadi seorang ibu bekerja. Harus bekerja, mengurus anak, ditinggal suami dinas luar kota, dst-nya. Sekali dua kali mengeluh? Sah-sah aja. Tapi kalau terus menerus, itu namanya nggak belajar untuk menikmati dan mensyukuri hidup.

Karena sebenarnya, di saat kita memang belum bisa mengubah keadaan, marilah kita berdamai dengan keadaan tersebut. Caranya? Ya mencari jalan keluar dari kerumitan-kerumitan yang ada.

Selama 11 tahun menjadi ibu bekerja (hanya sempat off ketika cuti melahirkan dan 6 bulan di luar cuti melahirkan, saya akhirnya belajar untuk melakukan 17 hal ini agar saya bisa memenangi pertempuran sebagai seorang ibu bekerja:

Mari Menjadi Ibu Bekerja yang ‘Normal’ - Mommies Daily

1. Berhenti merasa bersalah karena kita bekerja.

2. Perhatikan jarak antara rumah – kantor – sekolah anak. Usahakan apapun yang kita lakukan, tidak jauh-jauh dari tiga area itu agar waktu kita lebih fleksibel.

3. Hatiiiii-hati banget sama yang namanya jam kerja yang fleksibel ya, karena bisa-bisa kita terjebak oleh bujuk rayunya. Saking merasa fleksibel, malah kebablasan. Tetap miliki target kerja harian.

4. Miliki geng pertemanan dengan ibu-ibu di sekolah anak kita. Nggak usah semua ibu-ibunya, ribet! Cukup dua sampai tiga orang di setiap kelas anak-anak kita.

5. Miliki waktu rutin untuk kumpul bersama teman-teman. In my case, jumat malam menjadi ‘malam kebersamaan’ saya dengan sahabat-sahabat. This is my fuel, your fuel, don’t let your tank run dry!

6. Begitu kita sudah dapat jadwal kalender akademis sekolah anak-anak, segera catat hari-hari mereka ujian dan juga libur. Ini membuat kita bisa menyesuaikan waktu untuk menemani mereka belajar, membuat jadwal liburan ataupun hadir dalam kegiatan-kegiatan acara sekolah.

7. Berani mematikan gadget saat bersama keluarga, untuk membuat kita benar-benar hadir ketika bersama mereka.

8. Sebisa mungkin, kalau jam kerja kita nggak bergantung-bergantung amat sama revisian klien yang nggak kelar-kelar, miliki waktu berangkat dan pulang kerja yang terjadwal dengan baik.

9. Kurang-kurangin terlalu bergantung sama Baby Sitter. Karena begitu merek berulah, kelar sudah hidup kita.

Baca juga:

Tiga Yayasan Baby Sitter yang Terpercaya Oleh Member Mommies Daily

10. Selalu libatkan pasangan kita sebagai partner yang setara. Jadi jangan dimarah-marahin terus kalau dia sesekali membuat kesalahan. Kalau ngambek malah repot kan.

11. Menjadi pasangan berarti kita berbagi tanggung jawab dan masalah. Jangan semua sok dihandle sendiri dan menganggap remeh pasangan kita.

12. Catat, catat dan catat. Catatan itu penting hukumnya bagi seorang ibu bekerja. Mulai dari menu mingguan, belanja bulanan hingga list to do pekerjaan.

13. Keeping in touch with your partner. Menjadi ibu bekerja yang happy nggak melulu urusan pekerjaan dan anak, lho! Ada kehadiran suami di antaranya. Jadi jangan sampai lupa.

14. Jangan lupa kalau yang namanya hidup itu pasti akan selalu ada masalah, kejadian buruk atau sebaliknya. Selalu ingat bahwa semua pasti akan berlalu.

15. Siapkan rumah kita menjadi tempat playdate, at least sebulan atau dua bulan sekali. Manfaatnya? Kita jadi bisa tahu seperti apa teman-teman anak kita dan bagaimana dengan keluargany, hehehe.

16. Personal maintenance is important. Jangan lupa kalau kita juga butuh dimanja dan tampil cantik untuk diri sendiri.

17. Keep a positive connection with our kids!