banner-detik
KINDERGARTEN

Sudahkah Kita Mengenal Pengajar Anak Kita?

author

?author?08 Feb 2017

Sudahkah Kita Mengenal Pengajar Anak Kita?

Luangkan waktu untuk mengenali siapa para pengajar anak kita. Jangan sampai pola pikir yang tidak sesuai dengan value keluarga kita pada akhirnya akan 'merusak' si kecil.

Beberapa waktu lalu, sempat heboh di social media, sebuah screen capt WA obrolan ibu-ibu yang bercerita mengenai apa yang dikatakan oleh seorang guru agama di sekolah anaknya. Intinya bahwa si guru agama menghalalkan sebuah tindak kejahatan dilakukan. Sekarang berita itu sudah lenyap, saya sendiri nggak tahu kelanjutannya seperti apa. Bisa jadi berita itu hoax, atau mungkin saja benar. Namun satu hal yang kemudian tertanam cukup erat di pikiran saya adalah, bahwa segitu pentingnya ya untuk kita sebagai orangtua, mengenal baik para tenaga pengajar yang mendidik anak-anak kita.

Tenaga pengajar di sini tidak hanya mereka yang menyandang status guru di sekolah, namun juga guru-guru les di luar sekolah, atau bahkan pengajar untuk urusan agama, seperti guru ngaji atau guru sekolah minggu. Ada beberapa alasan mengapa saya menganggap mengenal para pendidik anak kita adalah hal penting. Berikut beberapa alasannya:

MENEMANI ANAK ANAK MEMBACA-2

1. Agar saya tahu nilai-nilai kehidupan yang mereka punya, apakah sama dengan nilai yang dimiliki oleh keluarga saya

Kebayang nggak, setelah susah payah kita menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anak kita, yang tentu saja sesuai dengan value yang ada dalam keluarga, tiba-tiba harus terkikis karena anak kita mendengar banyak masukan dari orang luar, yang ternyata nilai kehidupannya nggak sama dengan keluarga kita. Sesederhana, kita mengajarkan anak kita untuk menghargai perbedaan, tapi ternyata ada orang lain yang mengatakan bahwa berbeda itu salah.

Lain soal kalau komunikasi kita dengan anak terjalin baik ya. Jadi bisa terjadi diskusi dan obrolan. At the end si anak nggak akan terpengaruh. Masalahnya, kalau si kecil bukan tipe yang mudah untuk bercerita, atau dia menganggap itu tidak penting untuk diceritakan, namun dia dengar berkali-kali, bisa jadi nilai-nilai dari luar akan mendominasi.

Baca juga:

Apakah Kelak Anak Kita Tidak Mengenal Toleransi?

2. Mengenal guru, berarti juga terlibat dalam proses pendidikan anak 

Terlibat lebih jauh mengenal tenaga pendidik , adalah wujud nyata mommies turut terlibat dalam proses pendidikan anak . Mengenal mereka kan nggak hanya berjabat tangan, saling tahu nama, dan tukeran nomor telepon. Pasti ada pembicaraan lebih serius, tentang bagaimana perkembangan si kecil, gimana anak berinteraksi dengan teman-temannya (jika kegiatan belajarnya adalah berkelompok), dst, dst. Saat kita merasa ada yang tidak sesuai, kita bisa langsung membicarakannya.

Baca juga: Cara Sederhana Membantu si Kecil Sukses di Sekolah

3. Mengenal pendidik, sama saja cara halus membuat anak tetap dalam kontrol kita

Hahaha, semua kan butuh trik, dong, ya. Termasuk mengawasi anak secara halus. Kenal dengan guru, berarti kita punya akses komunikasi dan informasi dari dirinya. Bisa WA kapan saja, tolong kirim foto keadaan terkini anak. Dan yang paling penting, guru juga bisa menghubungi kita dengan cepat, in case ada keadaan darurat yang menimpa anak. Dan pendidik pun juga tahu, bahwa si kecil selalu berada di dalam pengawasan kita. Jadi nggak ada kans untuk memasukkan nilai-nilai yang negatif ke dalam pikiran si kecil.

Baca juga: Mengenal Teman-teman Dari Anak Kita

4. Mengenal pendidik, (mungkin) akan menyelamatkan anak kita dari tindak kekerasan pengajar terhadap muridnya

Setahu saya, dari beberapa teman saya yang menjadi guru, karena panggilan hati. Entah karena passion-nya di bidang mengajar, atau suka dengan dunia anak-anak dan pendidikan. Namun sayangnya, segelintir dari tenaga pengajar belum punya emosi yang stabil menghadapi anak didiknya. Seolah-olah yang ada dipikiran mereka, disiplin berarti memberikan hukuman fisik. Bukan bermaksud memanjakan anak juga, lebih kepada, sedianya mendidik anak kan dari hati dan penuh kasih sayang. Kalau sebentar-sebentar emosian, bahaya juga kan? Dari proses interaksi kita dengan guru, insting sebagai orangtua pasti berjalan. Sedikit saja melihat gelagat yang nggak benar, mommies bisa langsung berkordinasi dengan orangtua lainnya dan pihak sekolah supaya mengobservasi guru yang bersangkutan.

Jadi, yuk mulai kenalan dengan lebih akrab dengan para pengajar anak-anak kita. Nggak sekadar salaman, sebut nama, tukeran nomor telepon untuk kemudian acuh.

Baca juga: Sekolah Ramah Anak, Seperi Apa Sih?

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan