banner-detik
PARENTING & KIDS

Ketika Harus Menjelaskan Tentang Terorisme Pada Anak

author

?author?07 Jan 2016

Ketika Harus Menjelaskan Tentang Terorisme Pada Anak

Apa yang bisa dilakukan orangtua saat harus menjelaskan tentang terorisme pada anak?

Ketika Harus Menjelaskan Tentang Terorisme Pada Anak

Gambar dari www.mocpages.com

Beberapa bulan terakhir penduduk dunia dikagetkan dengan kejadian penembakan di beberapa tempat. Kali ini Paris dan US menjadi sasaran tindak terorisme kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut tersiar di media cetak maupun elektronik, tanpa disadari si kecil pun dapat mengetahui kejadian tersebut. Termasuk bagaimana cara para jurnalis mengumpulkan fakta-fakta dari pada narasumber mengenai kejadian tersebut.

Karakteristik khas yang dimiliki jurnalis luar negeri adalah pertanyaan mereka yang fokus pada perkara yang sedang terjadi, tidak mengawang-ngawang seperti melontarkan pertanyaan “Bagaimana perasaan bapak atau ibu sebagai orangtua dari korban?” “Apakah Anda sudah memiliki firasat sebelumnya, kalau Anak Anda akan berpulang?”. Bisa Anda bayangkan jika menjadi narasumber jurnalis yang seperti ini? Tapi mirisnya pertanyaan-pertanyaan semacam ini masih saja saya temui dari jurnalis di Indonesia saat mewawancarai keluarga korban sebuah peristiwa (walau tidak semua). Ada baiknya bentuk pertanyaan diambil dari segi hukum, misalnya “Sudah terpikirkah akan mengambil tindakan hukum tertentu?” atau “Dari mana dan kapan bapak atau ibu mendapatkan informasi mengenai peristiwa ini?”

Ya memang sih, si kecil belum tentu akan menjadi jurnalis – tapi dari momen tersebut kita bisa mencontohkan bagaimana berempati kepada keluarga yang sedang berduka saat bertugas menjadi jurnalis.

Kembali lagi ke pokok persoalan – walau anak saya belum genap berusia dua tahun, namun tetap saja saya kepikiran – apa jadinya ya kalau anak saya sudah lumayan besar dan bertanya seputar serangan teror di Paris dan US? Dengan bantuan dari Psikolog Anak dan Keluarga Maharani Ardi Putri Msi. Psi saya mencoba menguak cara yang paling tepat menjelaskan perihal kejadian tragedi atau yang sejenisnya kepada anak tanpa menimbulkan kecemasan.

Memulai Percakapan 

“Apabila anak tanpa sengaja melihat adegan atau berita kekerasan terorisme atau sejenisnya, maka Mommies perlu bertanya dahulu perihal pemahaman anak terhadap kejadian yang baru saja mereka lihat. Karena nantinya akan menjadi ukuran dan bahan pertimbangan untuk memberikan penjelasan.” Tutur Putri kepada Mommies Daily.  Pertanyaan itu bisa berupa:

  • Apakah tadi kamu melihat berita penembakan itu?
  • Apa yang kamu pikirkan setelah melihat berita tersebut?
  • Bagaimana perasaan kamu terhadap berita tersebut?
  • Dari pertanyaan-pertanyaan di atas orangtua dapat menentukan langkah selanjutnya, yang perlu diingat anak masih memiliki keterbatasan untuk mengelola informasi – jangan sampai informasi yang kita berikan malah menjadi beban pikiran mereka. Misalnya nih, apabila si anak melihat tindakan kekerasan, katakan padanya bahwa tidak semua orang didunia ini memiliki maksud baik, jadi kita memang harus berhati-hati. Tapi seimbangkan dengan jaminan dari kita orangtuanya dengan memberikan rasa aman kepada mereka. Katakan padanya kita akan menjaga mereka, dan apabila tindakan kekerasan yang mereka lihat ada di film – beri pemahaman jika dalam dunia nyata mereka (para pelaku kekerasan) akan diberikan ganjaran atas perbuatannya.

    Katakan kepada mereka kenapa seseorang bisa berbuat kejahatan, contoh kalimat yang bisa Anda gunakan “Kadang-kadang ada orang yang marah pada orang lain tapi mereka tidak mau membicarakan perasaannya sehingga akhirnya mereka menjadi sangat marah dan melakukan tindakan seperti itu, jadi kalau kamu merasa marah sama orang lain sebaiknya kamu segera cerita pada mama, papa, guru atau orang dewasa lain yang bisa kamu percayai.

    Selanjutnya perhatikan tata bahasa Anda, hindari mendramatisir keadaan, contohnya: “Iya dek perampok itu jahat banget, nanti bisa menangkap dan mengikat kamu!”. Pastikan juga seluruh orang rumah memberlakukan hal yang sama, termasuk asisten rumah tangga Mommies.

    Penting untuk menjelaskan sesuai dengan realitas & memberikan pemahaman sesuai usia

    Ketika Harus Menjelaskan Tentang Terorisme Pada Anak

    Gambar dari www.partiallyexaminedlife.com

    Jelaskan Sesuai Realitas

    Usahakan penggambaran situasi yang Anda berikan sedekat mungkin dengan keadaan yang mereka jalani sehari-hari. Misalnya ketika anak melihat kejadian penembakan di sekolah – Mommies bisa mengatakan padanya bahwa sekolah dia memiliki keamanan yang ketat. Artinya tidak sembarangan orang dapat masuk. Dibarengi dengan penjelasan, bahwa senjata bukanlah barang mainan, jadi apabila menemukan benda sejenis senjata segera lapor kepada orang dewasa.

    Sikap Anda sebaiknya tenang saat memberikan serangkaian penjelasan kepada mereka, jangan membuat mereka tambah cemas karena akan menular kepada anak. “Misalnya kita sendiri merasa ketakutan terhadap kasus penculkan anak. Lalu kita menjelaskan seperti ini “Jadi di luar sana semua orang itu jahat ya, kamu harus ingat. Nanti kamu diculik terus dijual terus kamu dijadiin pengemis loh” Hal ini akan membuat anak tambah cemas.” Jelas Putri.

    Selain bersikap tenang, menurut Putri Anda juga perlu menstabilkan perasaan kita terlebih dahulu. Caranya dengan mengumpulkan informasi yang berimbang, misalnya cara-cara kejahatan yang kerpa digunakan, ciri-ciri pelaku dan solusi pencegahan yang bisa diterapkan oleh anak. Kata Putri intinya semakin banyak informasi berimbang yang kita tahu, kita dapat menjelaskan dengan lebih obyektif.

    Beda Usia Beda Perlakuan

    Siapa di sini yang buah hatinya sudah memasuki usia pra-remaja? Wiiih, saya yakin akan ada tantangan menghadapi anak pra-remaja. Salah satu tantangan yang mesti kita hadapai adalah saat menjelaskan hal-hal kekerasan terhadap mereka, yang perlu diwaspadai adalah sifat mereka yang selalu ingin tahu dan bereksperimen. “Beberapa remaja mungkin mengembangkan ketertarikan mengikuti  berita-berita kriminologi, sehingga kita perlu melihat seberapa jauh ketertarikan mereka dan kearah mana.” Jelas Putri lebih lanjut.

    Maksud Putri di sini, misalnya anak Anda memiliki ketertarikan kepada senjata – Mommies harus mencari tahu lebih lanjut persepsi anak mengena senjata. Jika jawaban dia masih ada di tataran hanya untuk membuat seseorang keren dan menjadi jagoan Anda harus bisa meluruskannya.  Ketika terjadi proses diskusi, pastikan juga Anda memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal-hal yang menarik perhatian mereka. “Kita perlu menyiapkan “amunisi” untuk kemungkinan berdebat dengan mereka, nggak lucu kan kalau ternyata data mereka lebih lengkap.” Ungkap Putri.

    Mudah-mudah setelah membaca pemaparan dari Putri, pertanyaan-pertanyaan seputar terorisme, maupun tindakan kejahatan lainnya bisa Anda ladeni dengan cara yang baik dan tidak menimbulkan kecemasan untuk anak.

     

    PAGES:

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan